III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Teori Perdagangan Internasional
Teori mengenai perdagangan internasional telah berkembang mulai dari teori merkantilis hingga teori Adam Smith Keunggulan Absolut, David Ricardo
Keunggulan Komparatif dan Haberler Keunggulan Komparatif dengan Pendekatan Biaya Imbangan. Teori merkantilis bekembang sekitar abad ke-16
sampai abad ke-18 di Eropa. Argumen mereka menyatakan bahwa kepentingan masing-masing negara dapat dipenuhi melalui upaya mendorong ekspor ke negara
lain dan menghambat impor. Kaum merkantilis berpandangan bahwa suatu negara hanya dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan dengan mengorbankan
negara lain. Namun, setelah akhir abad ke-18, pandangan tersebut digantikan oleh perdagangan bebas yang menyatakan bahwa kepentingan suatu bangsa dan
kepentingan dunia akan lebih baik bila dilayani dengan cara membiarkan orang- orang melakukan perdagangan seperti yang mereka inginkan Salvatore 1997.
Dari beberapa teori yang dikembangkan tersebut, teori yang digunakan untuk memodelkan perdagangan yang dilakukan oleh dua negara dengan beberapa
asumsi tertentu adalah teori tentang keunggulan komparatif yang dikembangkan oleh Ricardo dan disempurnakan oleh Haberler. Dengan adanya perdagangan,
setiap negara dapat melakukan spesialisasi dalam produksi komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dan menukarkan sebagian outputnya dengan
negara lain untuk memperoleh komoditi yang memiliki kerugian komparatif. Kegiatan perdagangan yang dilakukan kedua negara membuat negara-negara
tersebut mengkonsumsi kedua komoditi tersebut dalam jumlah yang lebih besar dibanding tanpa perdagangan.
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya perdagangan internasional pada dasarnya adalah manfaat yang diperoleh karena perbedaan biaya produksi.
Perbedaan ini terjadi karena adanya endowment faktor faktor bawaan alam sehingga mendorong masing-masing negara menjadi spesialis dari proporsi
penggunaan faktor-faktor produksi dari hadiah alam tersebut. Heckser-Ohlin dalam teori yang melatarbelakangi terjadinya perdagangan internasional
menyatakan bahwa sebuah negara akan mengekspor komoditi yang produksinya
21 lebih banyak menyerap faktor produksi yang relatif melimpah dan murah di
negara itu, dan dalam waktu yang bersamaan negara tersebut akan mengimpor komoditi yang produksinya memerlukan sumberdaya yang relatif langka dan
mahal di negara tersebut Salvatore 1997. Perdagangan antar dua negara yang didasari perbedaan permintaan dan
penawaran suatu komoditas dapat dilihat pada Gambar 5. Misalkan kedua negara itu adalah A dan B, di mana masing-masing negara memiliki permintaan dan
penawaran yang berbeda. D
A
dan S
A
untuk negara A sedangkan D
B
dan S
B
untuk negara B.
Gambar 5.
Keseimbangan dalam Perdagangan Internasional
Sumber : Salvatore 1997
Pada kondisi autarki, keseimbangan negara A berada di titik E
A
dengan harga keseimbangan tersebut sebesar P
A
. pada negara B, titik keseimbangan terjadi di titik E
B
dengan tingkat harga P
B
. kondisi ini terjadi dengan mengambil asumsi bahwa harga domestik di negara A lebih rendah dibanding dengan harga di
negara B P
A
P
B
. Pada kondisi harga di atas P
A
, di negara A mengalami peningkatan penawaran dan berada di atas tingkat permintaan negara tersebut,
sehingga menyebabkan kelebihan penawaran suatu komoditas excess supply di negara A. Sementara, bila harga berada di bawah P
B
maka ngara B akan mengalami kenaikan tingkat permintaan karena konsumen akan meminta lebih
banyak pada tingkat harga yang relatif lebih murah. Hal tersebut mengakibatkan permintaan melebihi tingkat penawaran excess demand di negara B.
PxPy PxPy
PxPy S
B
D
B
D D
A
S
A
S P
B
P
A
P
X X
X E
B
E E
A
Negara A Negara B
22 Pada saat berlangsung perdagangan bebas antara negara A dan negara B
dengan tingkat harga P, asumsi tidak ada biaya transportasi, maka negara A akan mengekspor kelebihan penawarannya. Sementara itu, negara B akan mengimpor
untuk menutupi kekurangan penawarannya dari negara A. adanya hubungan perdagangan bebas ini akan menyebabkan terjadinya keseimbangan internasional
di titik E. Pada tingkat keseimbangan tersebut, kuantitas ekspor yang ditawarkan negara A sama dengan kuantitas impor yang diminta negara B.
3.1.2 Gravity Model