17 melakukan penyortiran buah manggis sebelum buah diekspor karena dapat
membedakan sifat fisiokimia dari buah manggis itu sendiri.
2.9.2 Kajian Empiris Mengenai Pemasaran dan Ekspor Manggis
Penelitian mengenai pemasaran manggis dilakukan oleh Pakpahan 2006 yang membahas tentang Analisis sistem pemasaran manggis dengan studi kasus
Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kedua desa tersebut merupakan sentra
produksi buah manggis terbesar di Jawa Barat. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran pada kedua
lokasi yaitu fungsi pertukaran yang meliputi penjualan dan pembelian, fungsi fisik yang meliputi pengemasan dan pengangkutan, dan fungsi fasilitas yang meliputi
standardisasi dan gradding, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Lembaga pemasaran yang terlibat tidak semuanya dapat melakukan seluruh
fungsi pemasaran tersebut. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani pada dua lokasi adalah pasar
oligopsoni karena jumlah petani lebih banyak dibandingkan jumlah pedagang pengumpul antar desa dan pedagang pengumpul antar kota serta produk yang
dipasarkan meropakan produk homogen, begitu juga dengan struktur pasar yang dialami oleh eksportir. Eksportir merupakan penentu harga dan pembayaran harga
serta kerjasama yang terjadi di antara lembaga pemasaran. Eksportir menentukan harga bagi pedagang bagi pedagang pengumpul antar desa dan pedagang
pengumpul antar kota karena adanya pengaruh keterikatan modal. Penelitian Novansi 2006 mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menganalisis perkembangang ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia menurut negara
tujuan ekspor dan menganalisis pengaruh faktor-faktor harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain, dan volume ekspor
periode sebelumnya terhadap volume ekspor beberapa buah-buahan penting Indonesia.
Dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa negara tujuan ekspor manggis Indonesia yang potensial menurut besarnya volume dan nilai ekspor
adalah Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, Malaysia, Singapura, Saudi Arabia,
18 dan Amerika Serikat. Dalam kurun waktu 2002-2004 Hong Kong merupakan
negara pengimpor manggis Indonesia terbesar diikuti oleh Taiwan. Volume ekspor manggis Indonesia ke begara Hong Kong dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah, volume ekspor ke negara lain, dan volume ekspor periode sebelumnya.
Penelitian mengenai ekspor manggis dilakukan oleh Timor 2008 yang membahas strategi pengembangan ekspor manggis dengan studi kasus PT.
Agroindo Usaha Jaya. PT. Agroindo sendiri merupakan perusahaan ekspor dengan tujuan ekspor utama Uni Eropa dan Timur Tengah. Dari hasil penelitian tersebut,
strategi yang disarankan kepada PT. Agroindo yaitu memperluas pasar, menekan biaya operasional, meningkatkan promosi, dan melakukan kerjasama dengan
lembaga-lembaga terkait untuk meningkatkan ekspor.
2.9.3 Kajian Empiris Mengenai Gravity Model