66 Indonesia dengan negara tujuan maka semakin berkurang volume ekspor manggis
ke negara tersebut. Rata-rata biaya transportasi untuk ekspor manggis ke Negara- negara Eropa mencapai US 3 per kilogramnya. Sedangkan keseluruhan biaya
yang dikeluarkan dari mulai pembelian dari pemasok, packaging, biaya airport, dan biaya karantina dapat mencapai US 1,5 per kilogramnya. Artinya biaya
produksi untuk mengirim manggis ke Eropa bias mencapai US 5 per kilogramnya. Jika tidak diimbangi dengan harga jual yang tinggi di negara tujuan
maka pemasok atau eksportir tidak mampu menutup biaya produksi yang sangat tinggi tersebut. Harga manggis Indonesia di Negara-negara Eropa cukup tinggi,
bias mencapai US 5 per kilogramnya. Biaya transportasi yang tinggi juga dialami oleh eksportir-eksportir yang
membidik Negara-negara Timur Tengah sebagai pangsa pasarnya. Rata-rata biaya cargo ke Timur Tengah mencapai US 2 per kilogramnya. Namun ada sedikit
perbedaan yang terjadi pada Negara Uni Emirat Arab. Biaya transportasi ke negara tersebut relatif lebih murah jika dibandingkan dengan Negara-negara
Timur Tengah lainnya. Hal ini disebabkan karena Uni Emirat Arab telah membuka diri bagi perdagangan internasional yang berpengaruh pada persaingan
maskapai-maskapai penerbangan yang melintasi negara tersebut. Banyaknya maskapai penerbangan yang melakukan transit di negara tersebut menjadikan
tariff cargo ke Uni Emirat Arab lebih rendah dibanding Negara-negara Timur Tengah lainnya. Biaya tansportasi ke negara tersebut rata-rata US 1,65 per
kilogram. Perbedaan selisih biaya transportasi ke Negara Uni Emirat Arab inilah yang menjadikan volume ekspor manggis Indonesia ke negara tersebut paling
besar dibandingkan dengan Negara-negara Timur Tengah lainnya.
6.2.4 Penggunaan Manggis Sebagai Pelengkap Sesaji Upacara Keagamaan di Negara Tujuan DM1
Buah manggis yang dikenal dengan sebutan “Queen of Fruit” ternyata memiliki keeksotisan tersendiri. Baik dari segi bentuk yang unik dengan kelopak
buah yang berbentuk seperti hiasan yang menempel menghiasi buah manggis yang berwarna keunguan, maupun dari segi kepercayaan masyarakat terhadap
buah itu sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik manggis di beberapa negara seperti China dan Hongkong yang menjadikan manggis sebagai salah satu
67 bahan pelengkap sesaji pada upacara-upacara keagamaan di negara tersebut. Bagi
rakyat China dan Hongkong tujuan daripada sembahyang dengan persembahan makanan dan sesaji ini adalah merupakan wujud syukur dan doa harapan agar di
tahun depan memperoleh tambahan rezeki yang lebih baik, kesehatan, kebahagiaan, kemakmuran, panjang umur, dan limpahan rahmat, karunia,
pertolongan dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, serta untuk menjamu para leluhur, dan berkumpul bersama seluruh keluarga. Seluruh sesaji
persembahan yang diletakkan di atas altar tersebut, semuanya adalah hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa di bumi ini.
Upacara keagamaan di China dan Hongkong sebagian besar menggunakan manggis sebagai salah satu pelengkap sesaji mereka. Salah satu upacara
keagamaan yang paling besar untuk penduduk Tionghoa adalah perayaan tahun baru Imlek. Perayaan tersebut dilaksanakan satu tahun sekali yaitu sekitar bulan
Januari sampai Februari. Perhitungan tahun baru Imlek sedemikin rupa sehingga menetapkan rentang waktu perayaan sekitar Januari-Februari. Dalam satu tahun
China terdiri dari 12 bulan atau 13 bulan jika tahun kabisat. Dalam satu bulan terdiri 29 atau 30 hari. Sehingga dalam setahun terdiri dari 355 hari atau 385 hari
tahun kabisat. Secara sistem penanggalan Masehi Gregorian, Tahun Baru China pasti jatuh antara 21 Januari paling awal hingga 20 Februari paling
akhir setiap tahunnya. Waktu perayaan tahun baru tersebut bertepatan dengan waktu panen manggis di Indonesia. Sehingga permintaan manggis dari China dan
Hong Kong di bulan-bulan tersebut sangat tinggi. Bahkan di bulan-bulan menjelang imlek pun seperti bulan November dan Desember, para eksportir
manggis sudah mulai melakukan ekpor besar-besaran ke negara tersebut. Harga manggis menjelang perayaan Imlek bias melambung tinggi.
Meskipun hari raya Imlek masih beberapa bulan ke depan namun harga manggis sudah mulai merangkak naik. Sebagai contoh di sentra produksi manggis
Kabupaten Tasikmalaya di Kecamatan Puspahiang, saat ini harga manggis kualitas ekspor seharga Rp 12.000-Rp 14.000 per kilogram. Mendekati hari-H
Imlek harga itu bisa mencapai Rp 35.000 per kilogram. Harga yang tinggi tersebut juga disebabkan karena sebagian penduduk di China memiliki kepercayaan bahwa
buah manggis yang akan dijadikan sebagai pelengkap sesaji tidak boleh ditawar
68 harganya dari harga yang diberikan oleh penjual. Permintaan manggis pun
meningkat tajam di waktu-waktu tersebut. Dalam waktu tiga hari satu eksportir biasa mengirim sekitar 30 ton manggis. Karena tingginya permintaan itu, eksportir
relatif tidak terlalu ketat menerapkan persyaratan kualitas ekspor. Sehingga hampir 80 persen manggis dari sentra manggis di Tasikmalaya diekspor ke China,
dan Hongkong. Permintaan yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan manggis di China dan
Hong Kong sebagai salah satu bagian dari pelengkap sesaji di upacara keagamaan menggambarkan bahwa penggunaan manggis di negara tujuan sebagai pelengkap
sesaji mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang dituliskan dalam kerangka penelitian di
mana penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor manggis ke negara tujuan. Dapat dilihat
juga pada hasil analisis regresi gravity model dimana nilai koefisien variabel DM1 atau dummy untuk penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji menunjukkan
tanda positif. Selain itu hasil analisis regresi juga menunjukkan bahwa variabel DM1 berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor manggis ke negara tujuan
pada selang kepercayaan 90 persen. 6.2.5 Pelaksanaan Kebijakan Karantina oleh Negara Tujuan DM2
Variabel dummy
pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan ekspor manggis Indonesia merupakan salah satu variabel dalam gravity model
yang mempengaruhi volume ekspor manggis Indonesia. Dari hasil analisis regresi gravity model
diperoleh koefisien untuk variabel DM2 adalah -1,2947. Koefisien variabel DM2 bertanda negartif artinya bahwa pelaksanaan kebijakan karantina
oleh negara tujuan yang relatif ketat berpengaruh negatif terhadap volume ekspor manggis ke negara tersebut. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang dituliskan dalam
kerangka penelitian. Selain itu, variabel DM2 juga berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor manggis pada selang kepercayaan 93 persen yang
ditunjukkan dengan nilai P-value sebesar 0,66. Pelaksanaan kebijakan karantina di negara-negara tujuan ekspor manggis
Indonesia berbeda-beda tiap negara. Parameter pembedanya yang diterapkan pada penelitian ini adalah dari segi kemudahan pengurusan dokumen dan persyarata-
69 persyaratan yang diajukan oleh negara tujuan. Dummy untuk variabel pelaksanaan
kebijakan karantina ditandakan dengan DM2=0 untuk pelaksanaan kebijakan yang tidak ketat, dan DM2=1 untuk negara dengan pelaksanaan kebijakan karantina
ketat. Sebagai contoh negara yang menetapkan kebijakan karantina ketat untuk
komoditas buah-buahan adalah Jepang. Buah-buahan dari beberapa pengekspor umumnya tidak bebas dari hama dan penyakit yang sebelumnya tidak dijumpai di
Jepang. Dengan masuknya buah-buahan yang terinfestasi hama dan penyakit secara signifikan menimbulkan kerugian pada buah-buahan yang tumbuh di
daerah distribusi.Prosedur karantina terhadap buah-buahan segar yang diimpor memainkan peran yang sangat penting untuk melindungi pertumbuhan industri
buah-buahan domestik. Oleh karena itu negara pengimpor berkewajiban menerapkan prosedur karantina secara ketat.
Buah-buahan segar digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Buah-buahan yang terlarang untuk diimpor
2. Buah-buahan yang pengimporannya bersyarat 3. Buah-buahan yang harus melalui tahapan pemeriksaan karantina termasuk
buah-buahan yang dibekukan. Buah-buahan yang terlarang untuk diimpor adalah buah-buahan terinfeksi
hama perusak yang mematikan. Yang termasuk hama tersebut adalah lalat buah dari jenis Mediterranian fruit fly Caratitis capitata, Oriental fruit fly Dacus
dorsalis , Queensland fruit fly Dacus tryoni, melon fly Dacus curcubitae dan
lain-lain. Buah-buahan yang pengimporannya bersyarat jumlahnya mencapai 34 jenis, antara lain pepaya, jeruk, melon, tomat, paprika, arbei dan lain-lain.
Manggis juga termasuk dalam salah satu buah-buahan yang pengimporannya bersyarat. Buah-buahan yang termasuk ke dalam daftar ini harus melewati
prosedur karantina khusus yang diatur oleh Menteri Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Jepang setelah ada kesepakatan dengan pihak Badan Perlindungan
Tanaman Jepang dan negara yang bersangkutan. Ketentuan yang berlaku pada impor buah-buahan bersyarat adalah sebagai
berikut :
70 1. Melakukan penandaan area produksi dan meminta eksportir untuk melakukan
pengendalian hama secara intensif. 2. Disinfestasi hama dan pengawasannya dilakukan di negara pengekspor.
3. Pembatasan metode pengemasan dan transportasi. 4. Melakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya re-kontaminasi hama
dan penyakit. Semua buah-buahan segar kecuali yang telah dilarang harus melalui
tahapan prosedur karantina impor. Beberapa produk dapat bebas dari inspeksi, yaitu a buah yang diberi perlakuan menggunakan bumbu atau bahan pengawet
seperti garam, gula, cuka, alkohol, dan asam sulfur. b buah kering, seperti apricot, kurma, persimon, kiwi, plum, pir, nenas, pisang, anggur, mangga dan
peach. Jika selama pemeriksaan ditemukan hama atau penyakit maka dilakukan disinfestasi dengan cara sortasi, fumigasi, perlakuan panas, atau dilakukan
pemusnahan pembakaran atau pemulangan pengapalan. Sortasi dapat dilakukan pada buah yang terserang penyakit, akan tetapi
tidak dapat dilakukan pada jenis penyakit khusus yang diwaspadai. Jika tidak ada metode disinfestasi yang tersedia, maka pemusnahan harus dilakukan. Pada
beberapa kondisi pemulangan pengapalan diijinkan jika ada permintaan dari eksportir yang bersangkutan.
Salah satu upaya meningkatkan daya saing buah-buahan dan sayuran Indonesia dipasaran Internasional adalah melalui penerapan prosedur karantina
untuk menjamin terbebasnya hama dan penyakit pasca panen pada komoditas hortikultura yang akan diekspor. Sejak adanya pelarangan penggunaan senyawa
kimia seperti etilen dibromida EDB untuk proses disinfestasi, satu-satunya metode yang kini dikembangkan adalah metode perlakuan panas heat treatment.
Metode ini telah diterapkan dibeberapa negara pengekspor buah-buahan seperti Australia, Philiphina, Taiwan dan Thailand. Penelitian dan pengembangan metode
perlakuan panas terutama metode VHT Very Heat Treatment perlu mendapatkan prioritas dalam upaya meningkatkan ekspor dan meningkatkan daya saing buah-
buahan tropika Indonesia di pasaran internasional. Negara dengan pelaksanaan kebijakan karantina yang ketat lainnya adalah
Negara-negara Eropa. Penerapan EurepGAP Good Agriculture Practice sudah
71 dilakukan oleh 80 persen pedagangan ritel di sana. EurepGAP merupakan sistem
manajemen internasional pertanian yang dibuat oleh Euro-Retailer Produce Working Group EUREP dan ditujukan bagi pemasok produk–produk pertanian
untuk peritel Eropa dari luar negeri dengan tujuan meningkatkan keamanan makanan melalui teknik budidaya pertanian yang baik berdasarkan standar-
standar internasional, seperti higienitas, keamanan dan kualitas. Protokol untuk produksi buah–buahan dan sayur–sayuran meliputi topik–
topik berikut ini:
1.
Keterlacakan
2.
Pencatatan
3.
Varietas dan benih persilangan
4.
Sejarah lokasi dan manajemen lokasi
5.
Manajemen tanah dan substrat
6.
Penggunaan pupuk
7.
Irigasi
8.
Perlindungan produk pertanian
9.
Panen
10.
Perlakuan pasca panen
11.
Pengelolaan limbah dan polusi, daur ulang dan penggunaan daur ulang
12.
Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan pekerja
13.
Isu–isu lingkungan
14.
Formulir keluhan
15.
Audit internal Pelaksanaan peraturan karantina yang ketat juga dirasakan oleh eksportir
PT. Agroindo Usaha Jaya di mana terdapat peraturan bahwa kepasan packing manggis yang diekspor ke Eropa harus terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Penggunaan plastik khususnya sangat dilarang di sana. Jika terjadi pelanggaran dikarenakan syarat karantina yang tidak dipenuhi, komoditi yang sudah terkirim
diberikan dua pilihan yaitu pengiriman kembali ke negara asal dengan transportasi ditanggung oleh eksportir di negara asal, atau dihancurkan di negara tujuan
dengan membayar biaya penghancuran.
72
6.2.6 Faktor Lain di Luar Model yang Mempengaruhi Ekspor Manggis Indonesia ke Negara Tujuan