72
6.2.6 Faktor Lain di Luar Model yang Mempengaruhi Ekspor Manggis Indonesia ke Negara Tujuan
Hasil analisis regresi gravity model menunjukkan nilai R-sq sebesar 53,6 persen yang artinya bahwa variabel-variabel independen dalam model yang
dibangun mampu menjelaskan sebanyak 53,6 persen perubahan yang terjadi pada volume ekspor manggis Indonesia ke negara tujuan. Sedangkan sisanya sebesar
46,4 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model. Faktor-faktor lain tersebut diantaranya adalah adanya negara-negara pesaing yang juga memasok manggis ke
negara tujuan ekspor manggis Indonesia. Selain itu juga adanya tindakan re- ekspor yang dilakukan oleh beberapa negara di mana negara tersebut membeli
manggis dari Indonesia dan menjualnya ke negara lain dengan harga yang lebih tinggi. Secara lebih rinci, faktor-faktor di luar model tersebut dapar dijelaskan
sebagai berikut :
1. Negara Pesaing Ekspor Manggis
Indonesia merupakan salah satu produsen manggis terbesar di dunia. Selain Indonesia, negara dengan produksi manggis yang cukup tinggi adalah
Thiland dan Malaysia. Thailand merupakan negara produsen sekaligus eksportir manggis terbesar di dunia.
Hingga saat ini Thailand merupakan pemasok manggis ke berbagai negara yang memiliki pangsa pasar paling besar dibandingkan dengan negara-negara
penghasil manggis lainnya, khususnya di Asia Tenggara. Sampai dengan tahun 2000, Thailand telah secara intensif mengembangkan tanaman manggis dengan
luas areal panen produktif berkisar antara 10.000 hingga 16.000 hektar. Produktivitas manggis Thailand jauh lebih tinggi dibanding manggis Indonesia.
Di Thailand, satu hektar lahan bisa menghasilkan 30 ton buah manggis, sedangkan Indonesia baru 9-10 ton. Rata-rata volume ekspornya pun lebih tinggi
dibanding Indonesia, di mana tiap tahunnya bisa mencapai 30.000 ton. Tahun 2003, kebutuhan buah manggis segar di Jepang adalah sebesar
16.000 ton. Setelah pencabutan larangan impor untuk buah manggis dari Indonesia pada tahun 2003, buah manggis segar dari Thailand mulai memasuki
pasar di Jepang sekitar 4.500 ton. Selanjutnya, pada tahun 2004 memasok sekitar 5.000 ton. Khusus pasar Jepang, pada tahun 1993 Jepang memberlakukan
73 larangan impor buah manggis segar dari Thailand karena terbukti mengandung
penyakit yang disebabkan oleh lalat buah Oriental fruits fly, B. Dorsalis. Oleh karena itu, pemerintah Thaliand berupaya keras mengembangkan teknologi
insektisida untuk mengatasinya. Hasilnya luar biasa, pada tahun 1999, dengan teknologi panas uap, berhasil mengatasi parasit tersebut bahkan beserta tiga jenis
lainnya B. Carambolae, B. Papayae dan B. Pyrifoliae. Setelah itu, pada tanggal 25 April 2003, larangan impor buah manggis segar dari Thailand dengan resmi
dicabut. Pada pasca pencabutannya, nilai ekspornya adalah 1,4 juta dollar Amerika Serikat. Untuk meningkatkan ekspor buah manggis segarnya,
Pemerintah Thailand mengantisipasi peluang ekspor ke berbagai negara dengan mendirikan beberapa kantor perwakilan dagangnya di negara tujuan ekspor tsb.
Pemasaran manggis Indonesia terkendala oleh masalah ketidaksinambungan pasokan buah oleh eksportir mengingat manggis dari
Indonesia hanya berproduksi pada bulan-bulan tertentu saja antara Januari hingga Mei, sementara Thailand mampu menjaga pasokan manggisnya dengan
melakukan pembelian dari berbagai negara untuk menjaga pasokan manggis di pasar yang sudah dikuasainya. Bahkan manggis dari Indonesia pada saat panen
raya seringkali dibeli oleh importir Thailand dengan melalukan labelisasi produknya di kebun petani di berbagai sentra manggis di Indonesia. Hal ini
terungkap pada saat dilakukan survey pemasaran manggis di tingkat petani pada saat musim panen raya. Dengan demikian sangat dimungkinkan terjadi produk
manggisnya dari Indonesia namun labelnya adalah produk Thailand. Manggis Indonesia khusus untuk pasar ekspor memiliki kualitas yang
tidak jauh berbeda dengan manggis Thailand dari segi fisik, karena permintaan importir di negara tujuan biasanya spesifik mengenai bentuk fisiknya. Namun,
jika dilihat dari segi mutu produksi manggis itu sendiri, manggis Indonesia masih kalah dari manggis Thailand. Sistem budidaya yang baik sudah diterapkan
Thailand untuk memproduksi manggis yang bebas dari pestisida, serta ketentuan- ketentuan tentang penggunaan lahan, teknologi pemanenan, dll.
2. Kebijakan Re-ekspor oleh Negara Tujuan