Kerangka Pemikiran Operasional Analisis aliran perdagangan manggis Indonesia

25 Berkurangnya supply komoditi ini juga akan mengakibatkan terjadinya excess demand jika permintaan awal tetap di pasar internasional yang akan mendorong meningkatnya harga komoditas tersebut. Sehingga pertumbuhan penduduk yang terjadi baik di negara produsen maupun negara konsumen ekspor cenderung akan mengakibatkan terjadinya peningkatan harga komoditi perdagangan cateris paribus. Dampak yang ditimbulkan oleh pertumbuhan penduduk juga ditentukan oleh besarnya peningkatan produksi karena pertambahan sumber daya tenaga kerja, karena penduduk merupakan tenaga kerja sebagai faktor produksi. 3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan Jarak adalah faktor geografi yang menjadi variabel utama gravity model untuk aliran perdagangan. Jarak juga merupakan variabel asli yang berasal dari model gravitasi Newton. Dalam kaitannya dengan perdagangan, jarak memberikan pengaruh dalam masalah biaya angkut transportasi produk dari titik produksi ke titik konsumsi. Biaya angkut tersebut juga memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung bagi perdagangan internasional. 4. Variabel Dummy Variabel dummy digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel bebas kualitatif dengan variabel terikat Hanke et al., 2003.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan ekspor manggis dari berbagai negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Peluang Indonesia sebagai salah satu negara produsen manggis terbesar mendorong pemerintah untuk menjadikan manggis sebagai komoditi unggulan nasional yang harus terus dikembangkan. Perkembangan volume dan nilai ekspor manggis Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh negara Indonesia sebagai pengekspor dan negara tujuan ekspor manggis Indonesia. Negara-negara tujuan ekspor manggis Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik ini dapat dilihat dari faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi terdiri dari GDP negara tujuan dan populasi negara tujuan. Sedangkan faktor non ekonomi adalah 26 jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan. Selain itu, disertakan pula variabel dummy yaitu penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan dan pelaksanaan kebijakan karantina oleh negara tujuan. Keragaman karakteristik dan variabel dummy akan mempengaruhi perdagangan antara negara Indonesia dengan negara tujuan. GDP per kapita merupakan ukuran ekonomi suatu negara. Hal ini dapat terlihat baik dari negara pengekspor maupun pengimpor. Perubahan pada pendapatan masyarakat akan berpengaruh pada permintaan suatu komoditi. Sedangkan pertambahan penduduk akan meningkatkan permintaan terhadap komoditi ekspor. Jika pendapatan per kapita naik, maka permintaan terhadap suatu komoditi akan bertambah Lipsey 1995. Suatu negara dengan populasi yang lebih besar akan sanggup untuk melakukan perdagangan dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan negara yang populasinya lebih kecil. Pertambahan populasi pada negara importir dapat berada pada sisi penawaran dan permintaan. Pertambahan populasi pada sisi penawaran akan meningkatkan produksi dalam negeri, yang mengakibatkan penurunan pada permintaan komoditi ekspor oleh negara importir. Pertambahan populasi dari sisi permintaan akan meningkatkan permintaan komoditi ekspor di negara importir. Populasi yang dilihat dari negara importir akan berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan manggis Indonesia. Jarak sebagai suatu variabel aliran perdagangan bilateral, bertindak sebagai suatu wakil untuk biaya transportasi. Jarak antar negara yang semakin jauh akan meningkatkan biaya-biaya transportasi dan mengurangi volume perdagangan. Variabel jarak adalah suatu faktor perlawanan perdagangan yang menghadirkan penghalang perdagangan seperti biaya pengangkutan dan waktu. Jarak yang digunakan dalam penelitian ini adalah jarak antara Negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor manggis. Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan manggis Indonesia ada dua variabel, yang pertama adalah variabel penggunaan manggis sebagai pelengkap upacara keagamaan di negara tujuan dengan nilai D=1 untuk negara yang mengkonsumsi manggis Indonesia sebagai pelengkap sesaji pada upacara keagamaan dan nilai D=0 untuk negara yang mengonsumsi manggis 27 Indonesia tidak untuk digunakan sebagai pelengkap sesaji. Variabel dummy yang kedua adalah pelaksanaan peraturan karantina oleh negara tujuan. Nilai D=1 menunjukkan pelaksanaan aturan karantina yang ketat oleh Nnegara tujuan sedangkan nilai D=0 menunjukkan pelaksanaan aturan karantina oleh negara tujuan tidak ketat. Dalam penelitian ini digunakan 23 negara tujuan ekspor manggis Indonesia sebagai pembentuk model regresi dengan data cross section di tahun 2007 yang selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi ekspor manggis Indonesia di tiga negara tujuan utama yaitu China, Hong Kong, dan Uni Emirat Arab. Ketiga negara tersebut dipilih karena volume ekspor ke tiga negara tersebut adalah terbesar. Selain ketiga negara tersebut, juga dianalisis tiga kelompok negara yang menjadi tujuan ekspor manggis Indonesia yaitu kelompok negara Asia lainnya, kelompok negara Timur Tengah lainnya, dan kelompok negara Eropa. Hasil yang diperoleh melalui analisis deskriptif dan perhitungan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk menganalisis potensi ekspor manggis Indonesia ke negara-negara tujuan. Kerangka pemikiran operasional aliran perdagangan manggis Indonesia digambarkan secara sistematis pada Gambar 6. 28 Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis regresi berganda Faktor yang berpengaruh signifikan pada Negara tujuan utama Ekspor Manggis Indonesia fluktuatif 23 negara tujuan ekspor Karakteristik Negara Tujuan Utama: - Ekonomi - Hubungan pergadangan - Keragaan ekspor manggis Indonesia Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor manggis Indonesia gravity model: - GDP - Populasi - Jarak Negara tujuan - Dummy Tiga Negara tujuan utama: China, Hong Kong, UEA Tiga kelompok Negara tujuan: Asia, Timur Tengah, Eropa 29

3.3 Hipotesis