35 mampu menjelaskan keragaman dari variabel dependen, demikian pula
sebaliknya. Koefisien determinasi dapat ditumuskan sebagai berikut :
R²-adjusted dalam regresi berganda adalah nilai R² yang telah disesuaikan terhadap banyaknya variabel bebas dan banyaknya observasi. Koefisien
determinasi yang disesuaikan dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : R²-adjust
= Koefisien determinasi yang disesuaikan R² =
Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah observasi
4.4.4 Pengujian Asumsi
Beberapa asumsi mendasar dalam membuat suatu persamaan regresi berganda adalah normalitas, homoskedastisitas, dan multikolinieritas.
1. Uji Normalitas
Salah satu pengujian yang dilakukan dalam persamaan regresi untuk menguji apakah nilai-nilai dari Y berdistribusi normal pada tiap nilai dari X
adalah uji normalitas. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah metode Kolmogorov
Smirnov. Hipotesis
H : Sebaran Normal
H
1
: Sebaran Tidak Normal Uji Statistik
D
n
= max F
e
– F
o
Dimana : D
n
= Nilai Kolmogorov Smirnov hitung F
e
= Frekuensi
harapan
36 F
o
= Frekuensi
observasi Kriteria uji
KS
hitung
KS
tabel
atau P
value
5, maka tolak H KS
hitung
KS
tabel
atau P
value
5, maka tolak H
1
2. Uji Homoskedastisitas
Asumsi ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai-nilai Y variabel dependen bervariasi dalam satuan yang sama, baik untuk nilai X variabel
independen yang tinggi maupun nilai X yang rendah. Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan.
3. Uji Multikolinieritas
Kebanyakan masalah regresi, data secara rutin dicatat dibandingkan dengan dihasilkan dari kumpulan terpilih sebelumnya dari variabel bebas.
Dalam hal ini, variabel bebas kadang kala menjadi terkait linier. Hubungan linier antara dua atau beberapa variabel bebas disebut multikolinieritas Hanke
et al, 2003. Kekuatan multikolinieritas diukur melalui faktor varian inflasi atau Variance Inflation Faktor VIF. Suatu model menghadapi masalah
multikolinieritas ketika nilai VIF sangat besar. Nilai VIF mendekati satu menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas. Untuk mengatasi
adanya multikolinieritas dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel yang berkolinier satu sama lainnya. Pengujian ini dirumuskan sebagai berikut :
Dimana : VIF =
Variance Inflation Faktor Rj²
= Koefisien determinasi dari regresi variabel bebas ke-j
37
4.5 Definisi Operasional
1. Volume ekspor manggis Indonesia yang dimaksud adalah total volume
manggis yang diekspor ke negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam satuan kilogram.
2. Gross Domestic Product GDP negara pengimpor manggis, dinyatakan
dalam satuan US, asumsi mewakili pendapatan pada bidang konsumsi makanan khususnya buah-buahan. GDP yang digunakan adalah GDP official
exchange rate yang mengambarkan adanya adanya keterkaitan antara GDP
dengan nilai tukar negara tersebut sehingga nilai tersebut berlaku secara Internasional.
3. Populasi negara tujuan didefinisikan sebagai total penduduk negara tujuan
ekspor manggis Indonesia dan dinyatakan dalam satuan jiwa, asumsi mewakili pendapatan per kapita dalam konsumsi makanan khususnya buah-
buahan. 4.
Jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor manggis didefinisikan sebagai jarak antara ibukota negara Indonesia dengan ibukota
negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam kilometer. Pemilihan jarak antar ibukota dikarenakan sebagian besar pusat perdagangan tiap negara berada di
ibukota negara. 5.
Penggunaan manggis sebagai pelengkap sesaji di negara tujuan diartikan sebagai salah satu alasan mengkonsumsi buah manggis selain dalam bentuk
segar juga sebagai salah satu bahan pelengkap sesaji yang digunakan dalam upacara-upacara keagamaan. Upacara-upacara keagamaan diartikan sebagai
semua upacara ritual yang dilakukan di negara tujuan yang menggunakan manggis sebagai salah satu pelengkap dalam sesajinya. Pengambilan data
dilakukan melalui wawancara dengan pihak ahli yang mengerti lebih jauh mengenai pemasaran manggis Indonesia yaitu dari pihak Pusat Kajian Buah
Tropika PKBT IPB. Penggunaan manggis sebagai pelengkas sesaji di negara tujuan digunakan sebagai dummy dalam model di mana dilambangkan
bahwa DM1=1 untuk negara yang menggunakan manggis sebagai pelengkap sesaji dan DM1=0 untuk negara yang tidak menggunakan manggis sebagai
pelengkap sesaji.