f. Posyandu. Kelembagaan masyarakat yang berfungsi untuk membantu masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak sebagai pertolongan yang
berkelanjutan. g Lembaga Pendidikan Agama orgasisasi keagamaan. Berfungsi untuk
mendidik dan membimbing masyarakat yang merupakan kelembagaan sosial secara independen
h. Karang Taruna. Merupkan lembaga kepemudaan untuk menjaring dan membina pemuda di tingkat kelurahan untuk meningkatkan kreatifitas remaja.
i. Kelompok Pengajian jamiahan. Kelembagaan Yang berfungsi untuk membimbing bagi warga yang beragama Islam.
4.3. Nilai Kultur Masyarakat Kelurahan Pakembaran
Nilai dapat diartikan sebagai kepercayaan, pilihan, atau asumsi tentang apa yang baik untuk manusia. Nilai sosial masyarakat diartikan sebagai sikap dan
perasaan yang diterima oleh masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang benar dan penting, di samping itu nilai sosial dapat juga dirumuskan sebagai
petunjuk atau tafsiran secara sosial terhadap suatu obyek baik yang bersifat material, maupun yang non material. Pada nilai kultur masyarakat Kelurahan
Pakembaran terdiri dari agama, budaya dan lapisan masyarakat. Masyarakat Kelurahan Pakembaran dalam kehidupan sehari-hari, lebih
kental dengan kehidupan masyarakat agamis dan mayoritas masyarakatnya beragama islam, terlihat pada tiap-tiap RW terdapat masjid dan Taman Pendidikan
Al- Qur’an TPQ serta berbagai kegiatan agama islam dimasyarakat sangat kental, sehingga tokoh agama juga memiliki tingkat penghargaan yang tinggi
dimata masyarakat seperti ustadz dan kyai. Budaya masyarakat Kelurahan Pakembaran mengutamakan kerukunan dan hidup bermasyarakat, menjadikan
modal sosial yang harus ditumbuh kembangkan, pada kegiatan masyarakat seperti Karang Taruna, ikatan remaja masjid, kegiatan ibu dan bapak-bapak dalam
pengajian, paguyuban kematian dan lansia tingkat desa, paguyuban tahlilan, Kelompok Swadaya Masyarakat, Badan Keswadayaan Masyarakat.
Pelapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya di dalam proses pertumbuhan masyarakat, namun dapat pula terjadi dengan sengaja disusun
untuk mengejar suatu tujuan seperti keluarga yang mampu membiayai anak-
anaknya melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi dan menjadi pegawai atau memperoleh pekerjaan yang lebih layak. Ukuran yang digunakan
masyarakat untuk melihat apakah keluarga tersebut punya apa tidak pada pelapisan sosial masyarakat Kelurahan Pakembaran, yang paling atas adalah
kepemimpinan formal Kelurahan dan selajutnya kepemimpinan informal seperti tokoh masyarakat anggota TNI, POLRI, PNS, tokoh politik dan pensiunan ,
lapisan berikutnya adalah tokoh agama kyai, ustad , pada tokoh informal tersebut merupakan panutan masyarakat dan juga sebagai kepanjangan tangan,
aparat Kelurahan Pakembaran untuk menentukan arah pembangunan, selanjutnya orang-orang yang dipandang cukup dan menjadi relawan.
Masyarakat Kelurahan Pakembaran menaruh rasa hormat terhadap seseorang yang memiliki jabatan, baik jabatan ditempatnya bekerja, jabatan dalam
kepengrusan RTRW, lembaga agama, lembaga pemerintah maupun kegiatan- kegiatan organisasi lainya, baik jabatan formal maupun jabatan informal.
Masyarakat menaruh kepercayaan yang tinggi sehingga setiap kata dan perbuatannya dihargai dan dilaksanakan, terlebih kepada orang yang memiliki
kepedulian yang tinggi dalam pengembangan masyarakat, Tokoh-tokoh tersebut diantaranya ketua RT, ketua RW, aparat kelurahan. Tokoh-tokoh pada jabatan
formal memiliki peranan dalam masyarakat terutama yang menyangkut kegiatan- kegiatan yang bersifat administratif, misalnya masyarakat membutuhkan surat-
surat untuk kepentingan mengurus akte kelahiran, akte jual beli tanah, pembuatan KTP surat keterangan tidak mampu dan sebagainya, sedangkan tokoh-tokoh pada
jabatan informal seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, pengurus lembaga keuangan setempat.
Pelapisan sosial masyarakat Kelurahan Pakembaran ditentukan juga pada tingkat pendidikan, masyarakat memandang bahwa seseorang melalui pendidikan
akan mempunyai wawasan, pola berfikir, dan cara seseorang dalam menyelesaikan masalah yang dihadapainya. Masyarakat menyadari semakin tinggi
pendidikan, maka kemampuan seseorang untuk mengolah informasi berbagai sudut pandang, sehingga dapat menangani masalah dengan tepat. Dalam
pelapisan sosial di Kelurahan Pakembaran, tokoh-tokoh dengan berbagai karastetistik baik secara formal maupun informal merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Keduanya bahu membahu bersama masyarakat dalam pengembangan kegiatan-kegiatan yang
dirasakan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tokok-tokoh farmal dan informal bersama-sama menentukan prioritas pembangunan di wilayah masing-
masing untuk diusulkan dan dijalankan sebagai program pembangunan. Pembahasan mengenai pelaksanaan pembangunan diwujudkan dengan adanya
kegiatan bulanan pada tingkat RT dan RW yang diikuti oleh tokoh masyarakat dan masyarakat dimasing-masing RW.
Jejaring Sosial terbentuk karena lapisan-lapisan masyarakat, yang membentuk komunitas untuk suatu tujuan, jejaring sosial terbentuk bisa secara
formal maupun alamiah, dari pengamatan di Kelurahan Pakembaran jejaring sosial secara formal, manakala ada kepentingan Pemerintah untuk menentukan
pembangunan masyarakat, maka perlu adanya musyawarah bersama melalui tokoh formal dan informal, kegiatan rutin dalam jejaring sosial dilakukan oleh
tokoh masyarakat melalui pertemuan rutin RT dan RW dilakukan tiap bulan sekali dan jejaring informal dilakukan melalui pengajian mingguan ibu-ibu pengajian
tahlilan oleh bapak-bapak. Fungsi kontrol lembaga masyarakat pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh lembaga masyarakat, maupun organisasi sosial merupakan kegiatan rutin masyarakat, yang tanpa adanya pembinaan dari pemerintah kelurahan, mereka
sudah aktif dengan cara kekerabatan dan kekeluargaan yang mengutamakan kebersamaan gotong royong pada masyarakat Kelurahan Pakembaran. Aturan-
aturan masyarakat yang ditetapkan baik secara tertulis seperti aturan yang ada pada tataran RTRW LKMD, lembaga keuangan di tingkat kelurahan maupun
tidak tertulis ikatan ibu-ibu dan bapak dalan pertemuan pengajian mingguan, kegiatan kebersihan lingkungan pada tingkat RT dan RW mengacu pada
kelembagaan yang mereka bentuk, masih terasa adanya kebersamaan sebagai modal sosial yang dilestarikan masyarakat.
Jejaring sosial yang paling dominan yang dimiliki masyarakat Kelurahan Pakembaran adalah gotong royong dan kekerabatan persaudaraan baik di
tingkat tetangga, kelompok pengajian dan organisasi kelembagaan di tingkat Kelurahan yang diikat adanya arisan pada anggotanya, merupakan modal dasar
bagi Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah daerah untuk memberdayakan masyarakat melalui program-programnya. Seperti penuturan
salah seorang informen MR berikut :
“.....kelurahan pakembaran merupakan daerah urban bagi daerah wilayah Kabupaten Tegal, banyak pendatang yang mencari penghasilan dan bekerja di
wilayah kelurahan pakembaran, karena sebagai pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, walaupun pakembaran banyak masyarakat pendatang, namun kerukunan
warga masyarakatnya tetap terjaga, bahkan masyarakat pendatang setiap ada kegiatan masyarakat ikut di dalamnya, biasanya kegiatan yang mengikat masyarakat
kelurahan pakembaran yang bersifat keagamaan dan pertemuan warga untuk membahas pembangunan “
Fungsi pengurus RT dan RW terhadap kegiatan masyarakat sangat dominan, aturan yang dibuat masyarakat untuk disepakati bersama dan dilakukan untuk
kepentingan masyarakat, misalnya kegiatan kerja bakti bersama, pembagian kapling bersih lingkungan pengaruh ketua RTRW serta ketua lembaga di
Kelurahan Pakembaran sangat dipatuhi oleh warganya.
BAB V FUNGSI BKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN