penanggulangan kemiskinan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis sangat dibutuhkan masyarakat miskin, karena memberi bekal terampilan pada anggota
keluarga miskin pada usia kerja, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu keluarga setelah mereka bekerja. Namum pada pemberdayaan sosial pada
masyarakat miskin, bagi BKM dan stakeholders di Kelurahan Pakembaran perlu melakukan beberapa tahapan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka setelah
mendapatkan pelatihan sehingga ada kesinambungan sustainable dengan mengupayakan adanya beberapa tahapan pemberdayaan yaitu; 1 Memberikan
bekal peralatan untuk praktek setelah mereka selesai mendapatkan pelatihan, 2 Mengikut sertakan mereka dalam magang kerja pada masyarakat perusahaan
yang mempunyai usaha, 3 Adanya legalitas palatihan kerja dengan memberikan sertipikat kelulusan sebagai bukti mempunyai ketrampilan, 4 Melakukan pasar
sosial dan lelang sosial pada acara yang diselenggarakan minimal tingkat Kabupaten, dengan mengundang Bupati dan jajarannya, Pengusaha yang ada di
wilayah Kabupaten Tegal atau mengikuti pameran pembangunan yang setiap tahunnya diadakan pemerintah Kabupaten Tegal, sekaligus memamerkan hasil
kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan mereka, 5 Menghubungkan dengan dunia kerja dan dunia usaha untuk menyalurkan bakat mereka, 6
Melakukan pembinaan dan bimbingan secara bertahap sampai mereka benar-benar mampu untuk berdikari, 7 Mengadakan monitoring dan evaluasi program setiap
tahunya. Dengan melaksanakan tahapan tersebut diharapkan masyarakat yang sudah mendapatkan bekal ketrampilan bisa melakukan usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka.
7.3. Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah.
Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka upaya-upaya kearah peningkatan
kapasitas dan ketrampilan masyarakat miskin dan pengangguran perlu mendapat porsi khusus termasuk upaya untuk mengembangkan peluang usaha dan akses
sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, BKM bersama masyarakat menyusun program penanggulangan
kemiskinan, sebagai rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh masyarakat di Kelurahan Pakembaran untuk menciptakan peluang usaha, kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produksi lain.
Dengan demikian program peningkatan ekonomi mikro dan menengah merupakan opsi dalam penanggulangan kemiskinan yang jadi pilihan masyarakat, maka
peningkatan ekonomi mikro dan menengah melalui pinjaman bergulir, akan sangat bergantung pada kemampuan BKM dan unit pengelola keuangan UPK
dalam mengelola pinjaman bergulir. Proses program pemberdayaan yang berkelanjutan bagi masyarakat miskin
di Kelurahan Pakembaran, BKM membentuk kelompok swadaya masyarakat KSM, dan menyediaan modal pinjaman bergulir dari dana bantuan langsung
masyarakat BLM, guna mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan tahapan proses yaitu ; 1 Menguji Kelayakan anggota KSM untuk memulai pinjaman
bergulir, 2 Memberi pelatihan dasar pengelolaan bantuan bergulir bagi calon penerima bantuan bergulir, 3 Memberi pendampingan pada KSM dalam rangka
pengelolaan pinjaman bergulir, serta melaksanakan monitoring dan pengawasan pengelolaan pinjaman bergulir sebagai upaya melakukan perbaikan usahanya
secara terus menerus. Bantuan stimulan dari pemerintah bertujuan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin dalam program penanggulangan
kemiskinan Pronangkis, melalui Pemanfaatan dana pinjaman bergulir bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran pada tahun PJM Pronangkis 2007-
2009 sebagai berikut :
Tabel 10. Jumlah dan presentase masyarakat miskin pemanfaat modal pinjaman perguliran untuk usaha, tahun pronangkis 2007-2009 di
Kelurahan Pakembaran
No Jenis Usaha dan jumlah usulan pemanfaat
modal pinjaman Realisasi
usulan dan
1 Pedagang di pasar 57 orang
40 70 2
Warung Sembako 43 orang 25 85
3 Warung Nasi 55 orang
27 49 4
Warung jajan dan gorengan 75 orang 55 73
5 Pedagang kaki 58 orang
61 76 6
Pedagang keliling 27 orang 19 70
7 Tokang becak 40 orang
15 37 8
Sopir angkot 30 orang 9 3
9 Penjahit 15 orang
11 73 10
Penjuan bens 16 orang 1167,7
11 Bengkel motor 13 orang
10 77 12
Gerai lukisan 3 orang 2 66,6
13 Dagang ayam 10 orang
6 60 14
Pedagang kambing 13 orang 5 38
15 Pedagang buah 5 orang
3 98 16
Pedagang bakso 5 orang 398
17 Tukang sablon 3 orang
2 66,6 Jumlah 490 orang
309 63 Sumber Data Buku pinjaman KSM oleh BKM Kelurahan Pakembaran periode
tahun 2007-2009
Kebutuhan dasar masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, salah satunya tersedianya modal usaha bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan
usahanya. Pada program peningkatan ekonomi mikro dan menengah BKM Kelurahan Pakembaran menganggarkan dua kali PJM, tahun 2004- 2006 sebesar
80 juta dan tahun 2007-2009 sebesar 67 juta, untuk pemberdayaan masyarakat miskin dalam kelompok swadaya masyarakat KSM. Proses pemberian pinjaman
yang dilakukan BKM Kelurahan Pakembaran melalui dua cara yaitu melalui kelompok swadaya masyarakat KSM dan perorangan. Perbedaan pemberian
pinjaman kelompok, proses pinjaman melalui proposal kelompok swadaya masyarakat KSM dengan angsuran 10 kali atau 10 bulan dengan bunga 1,5
persen perbulan dan untuk perorangan hanya foto copy KTP dan mengisi surat perjanjian mengangsur, dengan 2 persen perbulan. Program tersebut memberikan
kesempatan bagi masyarakat miskin, untuk memperoleh modal perguliran secara mudah tanpa agunan. Pinjaman modal untuk ekonomi mikro dan menengah di
Kelurahan Pakembaran oleh BKM, dibentuk unit pengelola keuangan UPK
sebagai pelaksana harian yang mengelola simpan pinjam modal usaha bagi masyarakat miskin melalui kelompok dan perorangan.
Tanggapan masyarakat terhadap pinjaman bergulir untuk modal usaha sangat positif dan sangat bermanfaat terutama terhadap peminjam untuk
pengembangan usaha. Seperti yang dituturkan oleh ST salah satu anggota KSM ekonomi.
......” saya salah satu anggota KSM ekonomi yang berjualan sayuran dan lauk keliling, dia menuturkan dirinya lebih menyukai berjualan keliling karena hasilnya
bisa dipastikan setiap harinya, tanpa adanya keterikatan pada aturan orang lain dan kalau pas rizkinya, keuntunganya lebih banyak, hasilnya sebagian untuk mengangsur
dan ditabung dan sisinya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk membantu suami.”
Sebagian besar masyarakat miskin Kelurahan Pakembaran, menggantungkan pendapatannya pada usaha, seperti dagang di pasar, penjual
belanja keliling, pedagang kaki lima, penjual makanan dan minuman keliling, dan yang lainya bekerja pada sektor jasa. Dengan adanya modal perguliran untuk
masyarakat miskin dari pemerintah, yang dikelola oleh BKM diharapkan bisa membantu modal usaha bagi masyarakat miskin.
Hasil program peningkatan ekonomi mikro dan menengah dimulai tahun 2004-2009 oleh BKM Kelurahan Pakembaran, baru mampu memberi bantuan
pinjaman perguliran untuk usaha masyarakat yang tergabung dalam Kelompok swadaya masyarakat KSM, sebanyak 31 kelompok yang beranggotakan 309
orang atau 63 persen, dan aset perguliran yang dikelola Unit Pengelola Keuangan sebesar Rp 350 juta. Program peningkatan ekonomi mikro dan menengah yang
dilaksanakan di Kelurahan Pakembaran secara kwantitas
mengalami perkembangan yang baik, karena bisa memberi pinjaman pada masyarakat miskin
mencapai 63 persen dengan pinjaman perkelompok mencapai 15 juta yang diangsur sepuluh bulan dan untuk pinjaman pribadi sampai Rp 10 juta.
Penilaian pengelolaan dan pengaturan bantuan peningkatan ekonomi mikro dan menengah oleh BKM di Kelurahan Pakembaran perlu melihat prinsip-
prinsip pemberdayaan untuk meningkatkan sesejahteraan masyarakat miskin yaitu ; 1 Dana bantuan langsung masyarakat BLM yang dialokasikan untuk pinjaman
bergulir milik masyarakat bukan miskin perorangan, yang bertujuan untuk membantu program penanggulangan kemiskinan, oleh karenanya harus
menjangkau masyarakat miskin sebagai tujuan utama P2KP, 2 Pengelolaan bergulir berorientasi pada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha
dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan- kegiatan produktif lainya, dibawah pengendalian BKM sebagai pengelola
program yang mempunyai wewenang dalam tataran pengawasan dan penentu kebijakan, 3 BKM dalam memberi bantuan pinjaman bergulir dibantu oleh
tenaga pelaksana pengelolaan keuangan yang mempunyai kemampuan dan telah mempunyai sertifikat dari pelatihan dasar yang diadakan konsultan program dan
pengelola keuangan bertanggung jawab sepenuhnya pada BKM, 4 Pengelolaan pinjaman bergulir harus mempunyai sitem pembukuan yang
standar, serta sistem pelaporan keuangan yang memadai, dengan pengawasan konsultan dan BKM yang setiap tahunya memenuhi standar audit independen.
Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat miskin, pada penanggulangan kemiskinan oleh BKM harus memperhatikan bagi calon
peminjam, yang sesuai dengan kriteria kemiskinan yang sudah masuk PJM pronangkis, untuk digunakan usaha atau warga masyarakat non miskin yang
benar-benar menjamin akan mampu menciptakan peluang usaha serta kesempatan kerja untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin diwilayahnya, maka
sebelum menggulirkan pinjaman bagi calon peminjam, harus memberikan pelatihan serta pendampingan untuk menanamkan pengertian pada calon
peminjam, tentang prosedur dan tanggungjawab peminjam dalam menyusun perencanaan usaha. Sebagai pembelajaran masyarakat perlu adanya pelayanan
pinjaman secara bertahap, menerapkan sistem tanggung renteng melalui perjanjian secara tertulis, berdasarkan pada cacatan prestasi sesuai dengan kemampuan
masyarakat untuk mengembangkan usahanya, dengan demikian apabila pemberdayaan masyarakat melalui pinjam bergulir mempunyai cacatan yang
bagus dapat mendapatkan pinjaman terus dan meningkat yang disesuaikan dengan kemampuan pengembalian serta kebutuhan modal produktif, dalam rangka
menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja untuk peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin, dalam meningkatkan kesejahteraanya.
Sebagai pemanfaat program penanggulangan kemiskian, kelompok swadaya masyarakat KSM harus memenuhi kriteria pemberdayaan pada
peningkatan ekonomi mikro dan menengah, maka harus dilakukan uji kelayakan oleh BKM dengan kriteria yaitu ; 1 KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan
peluang usaha dan kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, 2 KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota yang secara sukarela,
demokratis, partisipatif, akuntabel, transpatan dan kesetaraan, 3 Penetapan anggota KSM yang masuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang
ditentukan oleh masyarakat sendiri, 4 mempunyai ikatan pemersatu yang kuat antar anggota, dengan pelaksanaan administrasi dan pembukuan kegiatan anggota
dan rencana kerja bersama, 4 Mempunyai motifasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula mempunyai peluang usaha dan kesempatan kerja untuk
meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM