Sistem Sosial KONDISI FISIK DAN SOSIAL

Tabel : 3 Data Lembaga perekonomian Penduduk, jumlah usaha dan tenaga kerja tahun 2008. nomor Jenis Lembaga Ekonomi Jumlah usaha Juml Tenaga Kerja 1 Industri Makanan roti 1 10 orang 2 Industri kerajinanbatako 3 12 orang 3 Industri mebelair 1 5 orang 4 Usaha perdagangan kecil 125 500 orang 5 Warung makanminum 50 150 orang 6 Kios kelontong 30 90 orang 7 Bengkel 10 30 orang 8 Toko swalayan 2 400 orang 9 Usaha sablon 3 10 orang 10 percetakan 2 5 orang Sumber data profil Kelurahan Pakembaran 2008 Dari tabel 3 menggambarkan fasilitas perekonomian dan berpotensi untuk di kembangkan.

4.2 Sistem Sosial

Data kependudukan Kelurahan Pakembaran sampai tanggal 14 januari 2008 mencapai 7.781 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga 1.920 KK yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 3.680 jiwa atau 47,29 persen dan penduduk perempuan 4,101 jiwa atau 52,71 persen, dari jumlah penduduk tersebut terdapat keluarga miskin sebanyak 601 kepala keluarga KK dengan jumlah anggota keluarga miskin 981 Jiwa. Penduduk Kelurahan Pakembaran sesuai jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang, ratio jenis kelamin dapat dihitung menurut perbandingan jumlah laki-laki dengan perempuan. Ratio jenis kelamin di Kelurahan Pakembaran dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki 3.680 jiwa atau 47,29 persen dan jumlah penduduk perempuan 4.101 jiwa atau 52,71 persen dengan perbandingan sex ratio sebesar 89, berarti bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk laki-laki, artinya kemungkinan mortalitas penduduk perempuan Kelurahan Pakembaran lebih tinggi di bandingkan penduduk laki-laki, hal ini bisa juga disebabkan adanya faktor penduduk laki-laki lebih tinggi melakukan migrasi dari pada penduduk perempuan. Sedangkan struktur umur dapat diketahui besarnya rasio beban tanggungan, kelompok umur non produktif adalah kelompok umur yang berumur 0 -14 tahun dan diatas 65 tahun, di Kelurahan Pakembaran penduduk usia 0-14 tahun sejumlah 2.961 orang dan kelompok penduduk yang berumur lebih dari 65 tahun keatas sebanyak 364 orang sehingga ratio beban tanggungan RBT sebesar 90,5 persen artinya tiap 1000 orang yang produktif di Kelurahan Pakembaran menanggung 995 orang yang tidak produktif, Secara sederhana rasio beban tanggungan merupakan beben yang ditanggung penduduk usia produktif atas penduduk usia non produktif. Berdasarkan Internasional Labour Organization ILO penduduk umur produktif dihitung pada rentang usia 15 – 64 tahun Sakernas, 2007 Tabel : 4 Komposisi Penduduk tahun 2008 menurut umur, jenis kemamin dan sex ratio di Kelurahan Pakembaran No Komposisi penduduk Jenis kelamin Jumlah Sex Ratio L P 1 0-4 488 490 978 99 2 4-9 531 520 1051 102 3 10-14 482 450 932 107 4 15-19 472 499 971 94 5 20-24 368 416 784 88 6 25-29 70 160 230 43 7 30-34 177 240 417 73 8 35-39 181 190 371 95 9 40-44 137 231 368 59 10 45-49 149 189 338 78 11 50-54 116 210 326 35 12 55-59 103 167 270 62 13 60-64 222 159 384 139 14 65 keatas 184 180 364 102 jumlah 3.680 4.101 7.781 89,7 Sumber data : Data Profil Kelurahan Pakembaran 2008 Pendidikan merupakan aset penting agar menjadi tenaga kerja yang terdidik dan terampil sebagai salah satu modal pembangunan, yang merupakan sumber daya lokal di Kelurahan Pakembaran. Data pada 1 januari 2008 jumlah usia kerja 4.459 atau 74,15 persen usia 15-64 dengan berbagai latar belakang pendidikan mulai dari tamat Sekolah Dasar sampai Sarjana ada di Kelurahan Pakembaran, tingginya angka usia kerja yang berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keterampilan dapat menjadi beban bagi proses pembangunan itu sendiri, maka perlu adanya langkah atau upaya memberdayakan masyarakat pada usia kerja baik menyangkut aspek pendidikan, sosial, ekonomi, teknologi. Tingkat pendidikan penduduk juga sangat berpengaruh pada kemampuan diri seseorang, untuk menentukan suatu tujuan, prilaku dan tingkat pekerjaan. Pemetaan sosial pada penduduk di Kelurahan Pakembaran menunjukkan berbagai lapisan tingkat pendidikan pada komposisi penduduk sebagai berikut : Tabel : 5 Komposisi Penduduk tahun 2008 Menurut Tingkat Pendidikan, jumlah dan presentase di Kelurahan Pakembaran nomor Tingkat pendidikan jumlah 1 Pendidikan usia dini dan TK 459 5,9 2 Pernah sekolah SD tdk tamat 266 2,9 3 Tamat SDsederajat 1. 667 21,42 4 Tamat SLTP 2.562 32,9 5 Tamat SLTA 1.913 24,5 6 Tamat D1 271 3,48 7 Tamat D2 022 2,59 8 Tamat D3 221 2,84 9 Tamat S1 50 0,64 10 Tamat S2 20 0,25 jumlah 7.781 100 Sumber data profil Kelurahan Pakembaran 2008 Dari data tersebut tingkat pendidikan SLTP presentasinya paling tinggi dan tingkat pendidikan SLTA pada urutan ke 2, pendidikan Sekolah Dasar ada pada urutan ke 3, artinya bahwa rendahnya pendidikan menentukan seseorang pada kemampuan untuk mengakses sesuatu kegiatan dan rendahnya pendidikan juga menentukan lapangan pekerjaan, serta mata pencaharian karena sesuai dengan program wajib belajar 9 tahun, baru memenuhi program baca dan tulis, belum mampu untuk mengakses keterampilan yang akan bersaing untuk mengisi pasar kerja. Dengan penduduk 7.781 dan luas 138.500 Ha, merupakan potensi yang sangat berarti bagi pembangunan, apabila sumberdaya manusianya dikelola dengan baik, yaitu adanya perhatian yang serius dari pemerintah, maupun stakeholders yang peduli terhadap kehidupan penduduk Kelurahan Pakembaran. Agar mereka bisa hidup sejahtera, maka perlu adanya pemberdayaan dan perhatian semua pihak turut serta dalam membantu meningkatkan kualitas penduduk, melalui pendidikan pelatihan keterampilan pembuatan KUBE, membuka lapangan pekerjaan disektor formal maupun informal. Sumberdaya yang tak kalah penting di Kelurahan Pakembaran adalah modal ekonomi dan modal sosial yang dimiliki masyarakat. Modal ekonomi menyangkut aset masyarakat yang kaitanya dengan materi, serta usaha yang dikelola masyarakat di Kelurahan Pakembaran, sebagai investasi seperti komplek ruko, usaha pedagang kaki lima, pedagang keliling, arisan ibu-ibu dan bapak-bapak pada tingkat RT dan RW, modal pinjaman bergulir untuk KSM yang dikelola BKM, merupakan modal yang bisa dijadikan sumberdaya lokal. Modal sosial merupakan sifat kebersamaan pada kehidupan dimasyarakat untuk terciptanya kerukunan gotong royong dimasyarakat tanpa adanya persaingan, di samping itu adanya ikatan sosial di dalam kelembagaan masyarakat, perkumpulan dan kelompok-kelompok yang terbentuk karena adanya kepercayaan, kerjasama dan jaringan yang terbentuk dengan baik, sehingga keberadaan berbagai kegiatan ekonomi lokal dapat terus berkembang. Di Kelurahan Pakembaran terdapat kelompok swadaya masyarakat KSM sebanyak 31 kelompok yang beranggotakan 309 orang dengan aneka ragam usaha masyarakat dan difasilitasi modal pemerintah untuk usaha ini merupakan aset bagi pemerintah, dalam pemberdayaan masyarakat. Mata pencaharian penduduk Kelurahan Pakembaran, terdiri dari buruhswasta, buruh tani, pedagang, petani, pengusaha, pengrajin, PNS, TNIPOLRI dan lain-lain. Tabel 6 : Data Jenis Mata pencaharian, presentase dan jumlah masyarakat Kelurahan Pakembaran tahun 2008. Nomor Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani 450 5,78 2 Buruh Tani 1.350 17,34 3 Buruh swasta 2.420 31,10 4 Pegawai negeri 53 0,68 5 Pedagang 520 6,68 6 Pengrajin 135 1,73 7 Montir 20 0,25 8 Dokter 3 0,03 9 Penjahit 10 0,12 10 Tukang batu 55 0,70 11 Tukang kayu 35 0,44 12 Sopir 17 0,21 13 Pengemudi becak 24 0,30 14 TNIPOLRI 85 1,09 15 Pengusaha 147 1,88 16 Pensiun 101 1,29 Jumlah 5.425 100 Sumber data profil Kelurahan Pakembaran 2008 Penduduk Kelurahan Pakembaran sebagian besar bermata pencaharian pokok buruh, terdiri dari buruh swasta sebesar 2.420 atau 31,10 persen dan buruh tani 1.350 orang atau 17,34 persen, ada keterkaitan dengan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Pakembaran. Dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya modal usaha yang bisa dijadikan mata pencaharian, maka penduduk Kelurahan Pakembaran banyak yang bekerja pada sektor jasa dan dagang, karena sumberdaya ekonomi lebih menjanjikan yaitu kehidupan masyarakatnya berada pada wilayah kota Kabupaten Tegal yang terdapat komplek rumah toko dan pusat perbelanjaan. Untuk mendukung kerja pemerintahan di Kelurahan Pakembaran secara alamiah masyarakat membentuk kelembagaan dan organisasi sosial, muncul dan terbentuknya kelembagaan masyarakat, adanya inisiatif masyarakat dibentuk karena kebutuhan bersama, semakin maju perkembangan masyarakat semakin banyak dan komplek kelembagaan dibentuk. Pembentukan kelembagaan berorientasi pada tujuan pelayanan, pemenuhan kebutuhan dan sifat keanggotaan dalam kelembagaan. Lembaga kemasyarakatan dan organisasi sosial yang ada di Kelurahan Pakembaran sebagai berikut : a. Lembaga ketahanan masyarakat desa . Sebagai lembaga pertimbangan bagi pemerintah kelurahan untuk melakukan rembug warga sebelum diputuskan untuk diambil kebijan dan keputusan desakelurahan. b. Lembaga Pemerintahan. Kelurahan, Rukun warga, Rukun tetangga, masing- masing lembaga mempunyai forum, untuk tingkat Kelurahan ada forum Kelurahan, yang dihadiri oleh seluruh ketua RWRT, tokoh masyarakat, tokoh agama. c. Badan Keswadayaan Masyarakat. Merupakan lembaga Independen yang dalam pola kerjanya untuk mengelola kegiatan yang berkaitan dengan program P2KP yang ada pada tingkat Kelurahan. d. Kelompok Swadaya Masyarakat. Sebagai kelembagaan yang ada masyarakat kelurahan berfungsi untuk pemberdayaan pada masyarakat miskin yang dibentuk oleh BKM sebagai penerima dan pelaku program P2KP. e. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga PKK. Sebagai wadah organisasi wanita yang ada dimasing-masing RTRW. f. Posyandu. Kelembagaan masyarakat yang berfungsi untuk membantu masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak sebagai pertolongan yang berkelanjutan. g Lembaga Pendidikan Agama orgasisasi keagamaan. Berfungsi untuk mendidik dan membimbing masyarakat yang merupakan kelembagaan sosial secara independen h. Karang Taruna. Merupkan lembaga kepemudaan untuk menjaring dan membina pemuda di tingkat kelurahan untuk meningkatkan kreatifitas remaja. i. Kelompok Pengajian jamiahan. Kelembagaan Yang berfungsi untuk membimbing bagi warga yang beragama Islam.

4.3. Nilai Kultur Masyarakat Kelurahan Pakembaran

Dokumen yang terkait

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN (Studi Tentang BKM "MAKMUR SENTOSA" di Desa Branggahan Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri)

0 5 2

ANALISIS KINERJA KEUANGANUNIT PENGELOLAAN KEUANGAN (UPK) BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT(BKM) TUNJUNGSEKAR MALANG

13 68 30

ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) BERDASARKAN PERSPEKTIF STAKEHOLDER (Studi Pada BKM di Kota Malang)

2 8 19

Patisipasi masyarakt terhadap badan keswadayaan masyarakat (BKM) dalam program nasional pemberdayaan masyarakt (PNPM) Mandiri di kelurahan kalisuren-Bogor

0 8 72

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 2 18

PENDAHULUAN Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 2 13

Partisipasi Masyarakat dalam Model Pembangunan "Community Agency" Studi kasus BKM ( Badan Keswadayaan Masyarakat ) Kelurahan Andalas, Kecamatan Padang Timur, Sumatera Barat.

0 0 9

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT STUDI KASUS BKM SARANA MAKMUR

0 0 8

KAPASITAS ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN ENDOGEN Studi Tentang Kapasitas Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Temas dalam Mengembangkan Kampung Wisata Tani di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu

0 0 10