3. Bagi Masyarakat Miskin dan aparat setempat :
Memberi dukungan dan Kerjasama dalam menyusun perencanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran, sehingga
BKM dalam pelaksanaan program lebih maksimal dan tepat pada sasaran program.
DAFTAR PUSTAKA
Darmajanti, Linda,2002. Kehidupan berorganisasi sebagai Modal Sosial Komunitas Jakarta, Jurnal Sosiologi Edisi No.11
Hasbulah Jousaeri, 2006, Social Capital, menuju keunggulan budaya manusia Indonesia. United press Jakarta
Hikmat Herry, 2001. strategi Pemberdayaan masyarakat. Humaniori Utama Press Bandung.
Israel Asturo, 1992. Pengembangan Kelembagaan, LP3ES. Jakarta Kolopaking,Lala M, 2003. Organisasi dan Birokrasi.Sosiologi umum Jurusan
Sosek IPB dan pustaka wirausaha Muda Bogor Kolopaking Lala M. 2007. Pengembangan Masyarakat dan Kelembagaan
Pembangunan. Bahan perkuliahan. Khairuddin, 2000. Pembangunan Masyarakat, Liberti Yogyakarta
Mudiyono dkk. 2005. Dimensi-Dimensi Masalah Sosial dan Pemerdayaan Masyarakat, APMD Press Yogyakarta
Nasdian Tonny Fredian Dharmawan Hadi Arya.2007, Sosiologi untuk pengembangan masyarakat, modul perkulihan
N. Burhan, 1984. Perencanaan Strategis, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Rusli Said. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3ES, Jakarta
Steers, M, Richard. 1985. Efektifitas Organisasi, Erlangga, Jakarta Proyek P2KP, Pedoman Teknis P2KP tahap II Direktorat Jenderal Perumahan dan
Pemukiman. Depkimpraswil Jakarta Proyek PNPM ,2007. Petunjuk Pelaksanaan PNPM Mandiri-P2KP. Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Sukanto. 1986. Sosiologi suatu pengantar, Rajawali press Jakarta.
Suharto, 1997. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Refika Aditama, Bandung.
----------, 2000. Pengetahuan keterampilan, mengidentifikasi dan merumuskan
masalah. Bahan perkuliahan tidak dipublikasikan
LAPIRAN FOTO KEGIATAN KAJIAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
Wawancara mendalam bersama anggota BKM Kel.Pakembaran
BKM Kel. Pakembaran Melaksanakan bedah rumah warga miskin
Anggota BKM Pakembaran dalam pertemuan rutin untuk merencanakan program- programnya.
Kegiatan Seminar dan donor darah oleh anggota BKM Se Kabupaten Tegal
Bangunan rumah keluarga miskin yang dibiayai oleh P2KP
TAHAP PERBAIKAN GUMAH GAKIN MELALUI P2KP DI KELURAHAN PAMENBARAN
Salah satu hasil bangunan rumah gakin di Kel. Pakembaran
RINGKASAN
SUDARMAN. Fungsi Badan Keswadayaan masyarakat BKM dalam Penanggulangan Kemiskinan Studi Kasus Kelurahan Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
Provinsi Jawa Tengah dibimbing oleh NURAINI W PRASODJO dan MARJUKI.
Kajian pengembangan masyarakat ini bertujuan untuk 1 menjelaskan Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Pakembaran, 2 mejenlaskan hasil
pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Pakembaran dan 3 menyusun strategi pemberdayaan Badan
Keswadayaan Masyarakat.
Kajian pengembangan masyarakat ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama melakukan kajian pendahuluan dengan cara wawancara dan observasi langsung pada
pihak-pihak yang terkait. Tahap kedua yaitu menyusun strategi pemberdayaan BKM dengan cara diskusi kelompok partisipasi bersama anggota Badan Keswadayaan
Masyarakat.
Hasil kajian pengembangan masyarakat ini menunjukkan bahwa : 1 Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Pakembaran adalah mengidentifikasi
masalah, mendampingi Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemecahan masalah, memantau dan mengevaluasi kegiatan pemecahan masalah.
Dalam menjalankan fungsinya, Badan Keswadayaan Masyarakat mengalami kendala dalam hal, a kurang melibatkan masyarakat miskin secara langsung, b kurang
mampu merencanakan langkah-langkah perencanaan program, c kurang mampu mengidentifikasi relawan potensial, d masih tergantung pada fasilitator kelurahan
dalam mendisiplinkan jadwal kerja, e tidak ada sistem imbalan bagi anggota BKM, f terdapat konflik antara anggota Badan Keswadayaan Masyarakat dengan perangkat
kelurahan akibat kecemburuan sosial. 2 Hasil pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat berupa a perbaikan perumahan
keluarga miskin, b perbaikan prasarana lingkungan, c pelatihan ketrampilan kerja dan penyediaan finansial usaha. Kegiatan perbaikan rumah pada tahun 2004-2009
hanya terealisasi 70 , perbaikan prasarana lingkungan tahun yang sama terealisasi 66 , pelatihan keterampilan pada tahun 2007-2009 terealisasi 75 , sedangkan
penyediaan dana pada periode yang sama terealisasi sebanyak 63 . 3 Strategi pemberdayaan yang diusulkan berkenaan dengan masih adanya kendala yang dihadapi
Badan Keswadayaan Masyarakat yaitu : a mengoptimalkan peran anggota Badan Keswadayaan Masyarakat dengan cara melakukan pertemuan rutin yang diikuti juga
perangkat kelurahan dan perwakilan Kelompok Swadaya Masyarakat, hal ini dilakukan agar menghilangkan kesenjangan sosial dan meningkatkan partisipasi masyarakat,
b menyepakati sistem imbalan bagi anggota Badan Keswadayaan Masyarakat, c mengadakan pelatihan tentang perencanaan program yang diikuti oleh anggota Badan
Keswadayaan Masyarakat, perangkat kelurahan dan relawan di luar anggota Badan Keswadayaan masyarakat, d membentuk kepengurusan baru pada unit-unit pelaksana
di tingkat RW, e membangun kemitraan dengan lembaga keuangan tingkat Kabupaten Tegal untuk memperluas jangkauan pelayanan modal usaha, f
meningkatkan koordinasi dengan aparat kelurahan , tokoh masyarakat untuk menghilangkan konflik dan kecemburuan sosial.
Kata kunci : 1 Pengembangan masyarakat, 2 Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat.
ABSTARCT
SUDARMAN. The Functions of Self-Supporting Community Body BKM, Badan Keswadayaan Masyarakat in Poverty Alleviation A Case Study of
Kelurahan Pakembaran, Slawi Subdistrict, Tegal Regency, Central Java Province supervised by NURAINI W PRASODJO and MARJUKI.
The community development study was aimed at 1 explaining the functions of Selt supporting Community Body at Kelurahan Pakembaran, 2
explaining the results of a poverty alleviation program implementation by Self- supporting Community Body at Kelurahan Pakembaran, and 3 formulating an
empowerment strategy of Self Supporting Community Body.
The results of this community development study showed that: 1 The functions of Self-Supporting Community Body at Kelurahan Pakembaran were
to identify problems, to assist the group of Self-Supporting Community in problem solving, to control and evaluate the activity of problem solving. In
carrying out the functions, Self-Supporting Community Body had two constraints, namely: a the low direct involvement of the poor community, b
the low ability to plan the measures of program planning, c the low ability to identify potential volunteers, d each depending on a facilitator from
Kelurahan to discipline working schedules, e no reward system for BKM members, and f the emergence of a conflict between BKM members and
Kelurahan officers due to social jealousy. 2 The results of the poverty alleviation activities by Self-Supporting Community Body were in form of a
the housing improvement of poor families, b the improvement of environmental infrastructure, c job training and working capital provision.
The realization of housing improvement during the 2004-2009 period was only 70, the Improvement of environmental infrastructure the same year was 66,
and job training for the 2007-2009 period was 63 3 The empowerment strategy recommended regarding the constraints faced by Self-Supporting
Community Body, namely: a to optimize the role of the members of Self- Supporting Community Body through regular meetings attended by the
Kelurahan officers and the representatives of Self-Supporting Community Body for the purpose of minimizing the social gap and increasing the community
participation, b to have an agreement on the reward system for the members of Self-Supporting Community Body, c to organize a job training on program
planning which is followed by the members of Self-Supporting Community Body, the Kelurahan officers, and the volunteers outside the members of Self-
Supporting Community Body, d to form a new management in the operating units at RW level, e to establish a partnership with a financial institution at
Tegal Regency level to extend the range of working capital service, f to increase the coordination with Kelurahan officers and public figures to
overcome a conflict and social jealousy.
Keywords: 1 Community Development, 2 The function of self-supporting
community Body.
RINGKASAN
SUDARMAN. Fungsi Badan Keswadayaan masyarakat BKM dalam Penanggulangan Kemiskinan Studi Kasus Kelurahan Pakembaran Kecamatan
Slawi Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah dibimbing oleh NURAINI W PRASODJO dan MARJUKI.
Kajian pengembangan masyarakat ini bertujuan untuk 1 menjelaskan Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Pakembaran, 2
mejenlaskan hasil pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Pakembaran dan 3 menyusun
strategi pemberdayaan Badan Keswadayaan Masyarakat.
Kajian pengembangan masyarakat ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama melakukan kajian pendahuluan dengan cara wawancara dan observasi
langsung pada pihak-pihak yang terkait. Tahap kedua yaitu menyusun strategi pemberdayaan BKM dengan cara diskusi kelompok partisipasi bersama
anggota Badan Keswadayaan Masyarakat.
Hasil kajian pengembangan masyarakat ini menunjukkan bahwa : 1 Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Pakembaran adalah
mengidentifikasi masalah, mendampingi Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pemecahan masalah, memantau dan
mengevaluasi kegiatan pemecahan masalah. Dalam menjalankan fungsinya, Badan Keswadayaan Masyarakat mengalami kendala dalam hal, a kurang
melibatkan masyarakat miskin secara langsung, b kurang mampu merencanakan langkah-langkah perencanaan program, c kurang mampu
mengidentifikasi relawan potensial, d masih tergantung pada fasilitator kelurahan dalam mendisiplinkan jadwal kerja, e tidak ada sistem imbalan
bagi anggota BKM, f terdapat konflik antara anggota Badan Keswadayaan Masyarakat dengan perangkat kelurahan akibat kecemburuan sosial. 2 Hasil
pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat berupa a perbaikan perumahan keluarga miskin, b perbaikan
prasarana lingkungan, c pelatihan ketrampilan kerja dan penyediaan finansial usaha. Kegiatan perbaikan rumah pada tahun 2004-2009 hanya terealisasi 70
, perbaikan prasarana lingkungan tahun yang sama terealisasi 66 , pelatihan keterampilan pada tahun 2007-2009 terealisasi 75 , sedangkan
penyediaan dana pada periode yang sama terealisasi sebanyak 63 . 3 Strategi pemberdayaan yang diusulkan berkenaan dengan masih adanya kendala
yang dihadapi Badan Keswadayaan Masyarakat yaitu : a mengoptimalkan peran anggota Badan Keswadayaan Masyarakat dengan cara melakukan
pertemuan rutin yang diikuti juga perangkat kelurahan dan perwakilan Kelompok Swadaya Masyarakat, hal ini dilakukan agar menghilangkan
kesenjangan sosial dan meningkatkan partisipasi masyarakat, b menyepakati sistem imbalan bagi anggota Badan Keswadayaan Masyarakat, c
mengadakan pelatihan tentang perencanaan program yang diikuti oleh anggota Badan Keswadayaan Masyarakat, perangkat kelurahan dan relawan di luar
anggota Badan Keswadayaan masyarakat, d membentuk kepengurusan baru pada unit-unit pelaksana di tingkat RW, e membangun kemitraan dengan
lembaga keuangan tingkat Kabupaten Tegal untuk memperluas jangkauan pelayanan modal usaha, f meningkatkan koordinasi dengan aparat kelurahan ,
tokoh masyarakat untuk menghilangkan konflik dan kecemburuan sosial.
Kata kunci : 1 Pengembangan masyarakat, 2 Fungsi Badan Keswadayaan Masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belajar dari pengalaman program penanggulangan kemiskinan yang di gulirkan pemerintah selama ini bersifat sentralistrik dan tidak partisipatif sering
kurang berhasil. Program tersebut mulai dari impres desa tertinggal IDT yang dilengkapi dengan bantuan infrastruktur pedesaan melalui pembangunan
prasarana desa tertinggal PPPDT dan program jalan poros desa PPJPD. Program yang sudah berjalan tersebut dinilai tidak mampu untuk menanggulangi
kemiskinan secara berkelanjutan. Dari pengalaman tersebut, saat ini pemerintah mengembangkan program pemberdayaan masyarakat yang lebih partisipatif.
Diantara program-program pemberdayaan tersebut adalah Program Pengembangan Kecamatan PPK dan Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan P2KP yang dimulai tahun 1999-2009 dengan tujuan mengatasi dampak krisis moneter yang berkepanjangan.
Tujuan dari pemerintah dalam Program P2KP adalah untuk menanggulangi kemiskinan pada pasca krisis melanda Indonesia tahun 1996. Akibat krisis pada
tahun 1996 penduduk miskin dan nyaris miskin mencapai 22 juta jiwa atau 11 persen dan pada tahun 1997 penduduk miskin dan nyaris miskin meningkat dua
kali lipat menjadi 49,5 juta jiwa. Pada puncak krisis moneter tahun 1998-2005 jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 65 juta jiwa dan penduduk nyaris
miskin 25,5 juta jiwa. Akibat peningkatan kemiskinan berdampak pada semakin buruknya kondisi sosial, ekonomi dan budaya. 150 kota dan kabupaten ditengarai
terjadi rawan gizi, angka pengangguran meningkat hingga 13,8 juta jiwa dll BPS, 2005.
Dalam kurun waktu 10 tahun pembangunan pasca krisis dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia, jumlah penduduk miskin menjadi 62
juta jiwa dari 242 juta jiwa, mereka adalah penduduk yang tingkat pendidikannya rendah, tidak memiliki aset produksi dengan kekuatan sendiri, kebanyakan tinggal
di desa dan tidak memiliki keterampilan. Tim Pengendali PNPM Mandiri, 2008. Upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan adalah membentuk
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP untuk memberdayakan
masyarakat miskin melalui usaha bersama masyararakat, dengan melibatkan pemerintah setempat dan pihak swasta secara mandiri dan berkelanjutan. Untuk
menangani program tersebut, di tingkat kelurahan oleh pemerintah dibentuk kelembagaan masyarakat yang disebut Badan Keswadayaan masyarakat.
Fungsinya untuk membantu masyarakat miskin dalam menghadapi masalah kemiskinan melalui pemberdayaan, agar mereka mampu melakukan aktifitas
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui program-program yang diberikan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM secara partisipatif.
Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Kelurahan Pakembaran melalui perencanaan
jangka menengah PJM tiga tahunan dengan tiga program yaitu : 1 Program
Asistensi Sosial dan Jaminan sosial yaitu melalui perbaikan perumahan orang miskin, perbaikan prasarana lingkungan orang miskin,
2 Program Pemberdayaan
sosial yaitu pemberian pendidikan pelatihan kerja dan keterampilan praktis bagi masyarakat miskin secara kelompok, 3 Program peningkatan ekonomi mikro dan
menengah, yaitu melalui pemberian kredit usaha rakyat dalam kelompok swadaya masyarakat KSM
1.2. Perumusan Masalah.
Upaya pengentasan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran melalui program penanggulangan kemiskinan perkotaan P2KP, pelaksanaanya terlebih
dahulu dibentuk kepengurusan untuk mengelola program yang disebut BKM yang dipilih dan dibentuk oleh masyarakat sendiri untuk mengelola program
P2KP bersama masyarakat. Tugas BKM pada program P2KP di Kelurahan Pakembaran salah satunya adalah membuat perencanaan jangka menengah PJM
periode tiga tahunan, sebagai rencana strategis dalam pelaksanaan programnya melalui dana bantuan langsung masyarakat BLM. Proses perencanaan jangka
menengah PJM merupakan serangkaian musyawarah masyarakat, yang dimulai dari tingkat RT sampai pada Kelurahan untuk periode tiga tahunan berdasarkan
hasil identifikasi kebutuhan. Masalah yang dirasakan masyarakat di Kelurahan Pakembaran saat ini : 1 masih banyak masayarakat miskin belum berdaya, 2
masih banyak keluarga miskin yang rumahnya tidak layak, 3 masih banyak aset jalan yang belum baik, saluran air yang sudah rusak, tempat ppembuangan
sampah yang terbatas, penerangan jalan gang yang belum merata, 4 masih