Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah

Dari pembahasan melalui rembug warga, menghasilkan sejumlah usulan perencanaan program penanggulangan kemiskinan, namun masalah yang paling urgen dalam mengatasi kemiskinan, diputuskan beberapa pokok masalah melalui pembangunan dana P2KP dan swadaya masyarakat yaitu jumlah orang miskin, kriteria orang miskin, kebutuhan dasar orang miskin, pembangunan prasarana orang miskin, yang harus di tanggulangi untuk tujuan pengentasan kemiskinan di Kelurahan Pakembar, maka perlu untuk diusulkan masalah yang utama dari sejumlah usulan, pengajuan proposal kegiatan, perencanaan kegiatan melalui pembiayaan pada dana pemerintah dan melalui swadya masyarakat.

5.3. Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah

Pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah merupakan tahapan lanjutan dan rumusan data hasil identifikasi kebutuhan, menjadi materi pembahasan melalui rapat anggota BKM, sebagai proses pembuatan perencanaan jangka menengah program penanggulangan kemiskinan PJM Pronangkis, yang setiap tahunnya harus dikaji ulang oleh BKM bersama masyarakat, tujuannya untuk mengetahui keberadaan serta perkembangan orang miskin yang akan mendapatkan pemberdayaan setiap tahunnya. Seperti penuturan informan, salah satu anggota BKM STN : “ pelaksanaan kegiatan pemecahan masalahkebutuhan merupakan kegiatan yang harus dijalankan oleh BKM bersama masyarakat, melalui pendataan ulang pada masyarakat miskin serta kebutuhan dasar serta masyarakat miskin setiap tahunya yang harus diagendakan oleh BKM, karana merupakan syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian perencanaan jangka menengah PJM untuk mendapatkan dana bantuan dari PNPM serta swadaya masyaraka” Pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, dibentuk melalui kelompok swadaya masyarakat KSM, dimaksudkan untuk membentuk organisasi yang beranggotakan orang-orang yang bersifat sukarelawan dan memiliki ikatan sosial yang dibangun karena memiliki tujuan ekonomi, sosial, pembelajaran yang sama dan berdomisili yang sama. Alasan BKM dengan dibentuknya kelompok swadaya masyarakat, untuk membantu mengembangkan sumber daya masyarakat dengan meningkatkan keberdayaannya, guna mengatasi berbagai permasalahan pokok yang sama, baik yang menyangkut prasarana dasar lingkungan, peningkatan pengetahuan ketrampilan, serta masalah-masalah sosial yang lain. Pada pengembangan usaha masyarakat melalui modal bergulir, BKM dengan membentuk KSM pada dasarnya merupakan proses membangun organisasi masyarakat yang memiliki kesamaan, kepentingan dan kebutuhan untuk meningkatkan interaksi yang memiliki keterikatan yang berakar pada kepentingan dan kebutuhan bersama. menurut penuturan informen DM sebagai koordinator BKM sebagai berikut : “ pembentukan KSM pada program penanggulaangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran, dimaksudkan untuk mengembalikan ikatan sosial pada masyarakat yang selama ini terlupakan dan sudah mulai berkurang, sehingga pada program P2KP pemerintah memberikan motivasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan mengembangkan kehidupan bergotong royong. melalui cara membentuk paguyuban pada masyarakat untuk diberdayakan, dengan melibatkan segenap lapisan masyarakat untuk ikut peduli membangun wilyahnya masing-masing melalui dana stimulan dari pemerintah, sehingga masyarakat menyadari bahwa membangun lingkungan dan diri masyarakat membutuhkan kebersamaan dan tanggungjawab bersama masyarakat, sehingga tidak ketergantungan pada pemerintah. Tujuan pada pembetukan KSM pada program P2KP, untuk mendewasakan masyarakat agar mampu membangun dirinya sendiri, tanpa selalu campur tangan pemerintah, dengan demikian orientasi pembentukan KSM menjadikan kesadaran masyarakat untuk berkelompok yang memiliki tujuan,saling mengenl, bersifat terbuka, memiliki struktur,memiliki aturan terdapat kegiatan bersama untuk menolong dirinya sendirimelalui usaha bersama. Tujuan dibangunnya kelompok swadaya masyarakat KSM sebagai langkah pemecahan masalah kebutuhan, pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran yaitu: 1 Untuk memudahkan tumbuhkembangnya ikatan- ikatan dan solidaritas sosial, serta semangat kebersamaan antar masyarakat, 2 mendorong agar masyarakat lebih dinamis dalam mengembangkan kegiatan dan nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan, 3 Mendorong proses pemberdayaan berjalan lebih efektif dan efisien, 4 Mendorong terjadinya proses kebersamaan dalam hidup bermasyarakat diantara anggota KSM dan dengan masyarakat di luar anggota KSM, 5 Mengembangkan kelembagaan masyarakat sebagai wadah pembelajaran interaksi antar anggota untuk menggerakkan keswadayaan dan modal untuk meningkatkan kesejahteraanya. Proses kegiatan pemecahan masalah kebutuhan oleh BKM dilalui dengan pemberian informasi pada masyarakat, terutama pada masyarakat miskin yang akan diberdayakan, dengan dibentuknya kelompok swadaya masyarakat KSM atau tim pelaksana kegiatan, yang terdiri dari semua unsur masyarakat dimasing- masing RT RW akan membantu kerja BKM dalam pemberdayaan masyarakat. Alasan BKM melibatkan masyarakat, karena adanya keberpihakan program penanggulangan kemiskinan terhadap masyarakat, terutama masyarakat miskin untuk diberdayakan, sehingga keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan, dengan harapan pelaksanaan program lebih berpihak pada masyarakat miskin. Seperti penuturan fasilitator kelurahan AS dalam pembekalannya pada anggota BKM” Kembar Sejahtera” saat menyusun PJM sebagai berikut : “ pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah kebutuhan harus melibatkan masyarakat sepenuhnya karena program tersebut untuk masyarakat dan dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dengan harapan adanya kepedulian masyarakat untuk meggali swadaya masyarakat.” Tujuan pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah penanggulangan kemiskinan oleh BKM bersama masyarakat, yaitu 1 Teridentifikasi jenis-jenis usulan kegiatan masyarakat miskin, berdasarkan pada potensi masyarakat yang ada serta kebutuhan riil masyarakat, 2 Teridentifikasi rencana program penanggulangan kemiskinan oleh panitia pelaksana kegiatan yang disebut Kelompok Swadaya Masyarakat KSM untuk pemanfaatan dana bantuan langsung masyarakat melalui P2KP, APBD dan swadaya masyarakat. Hasil pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah kebutuhan yaitu 1 Mendorong masyarakat dalam mengajukan usulan kegiatan untuk pemberdayaan pada bantuan P2KP, senantiasa berpedoman pada peta kemiskinan dan pronangkis di masing- masing wilayah RTRW, 2 Menyiapkan dan meningkatkan kapasitas masyarakat miskin, serta anggota KSM dalam membuat proposal usulan kegiatan dan kewirausahaan, 3 Menyiapkan dan mendorong masyarakat untuk memberi akses dan peluang seluas-luasnya bagi masyarakat miskin untuk menerima manfaat, maupun mengelola kegiatan penanggulangan kemiskinan di wilayahnya masing-masing, 4 Usulan kegiatan yang diajukan masyarakat dan warga miskin pada BKM benar-benar kebutuhan riil yang mendesak dan sudah mendapat kesepakatan anggota KSM melalui pembahasan dan ditanda tangani oleh seluruh anggota dengan bentuk proposal. Pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah melalui tiga cluster yaitu 1 perencanaan program asistensi sosial dan bantuan sosial melalui bantuan pembangunan dan perbaikan rumah keluarga miskin, bantuan pembangunan dan perbaikan prasarana lingkungan 2 Rencana program pemberdayaan sosial melalui pelatihan ketrampilan, 3 Rencana program bantuan peningkatan usaha mikro dan menengah berupa penyedian modal bergulir secara kelompok Kelompok Swadaya Masyarakat. Penilaian terhadap BKM pada tahap pelaksanaan kegiatan secara umum, ada beberapa evaluasi kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja BKM dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, sehingga mampu menyelesaikan masalah kebutuhan orang miskin. Beberapa penilaian pada kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan BKM bersama masyarakat yaitu ; 1 Pada pembentukan kelompok swadaya masyarakat KSM atau panitia pembangunan infrastuktur sebagai panitia pelaksana kegiatan, pembentukannya bukan melalui pemilu raya pada masing-masing RT, melainkan pembetukannya dilaksanakan dengan pengangkatan ketokohan masyarakat, sehingga aspirasi masyarakat tidak bisa tersalurkan dengan baik, 2 KSM panitia kegiatan seharusnya melibatkan orang yang mempunyai keahlian pada masing-masing bidang sehingga efektivitas dan evisiensi kegiatan bisa terukur, 3 Ketua KSM ketua panitia merupakan orang- orang yang mempunyai jiwa relawan yang tinggi, yang sudah teruji sehingga mempunyai nilai kesetiaan pada masyarakat, untuk membatu BKM dalam pemberdayaan masyarakat, 4 Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat, KSM perlu modal ketrampilan yang harus dimiliki oleh masyarakat miskin KSM ekonomi, untuk melakukan usaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sebelum mendapatkan modal perguliran sehingga ada keberlanjutan dalam pemberdayaan. Pelaksanaan Kegiatan merupakan alat pembelajaran, agar BKM bersama masyarakat mampu untuk menganalisis kebutuhan sendiri, akan tetapi dalam melakukan kegiatan BKM tidak mampu melakukan : 1 tidak mampu melakukan pendampingan kegiatan KSM dalam melaksanakan pembangunan rumah keluarga miskin dan pembangunan prasarana lingkungan, karena BKM merasa sudah ada unit pelaksana lingkungan UPL yang menangani langsung pada kegiatan terasebut, 2 BKM sebagai pengambil kebijakan dan pelaksanaan kegiatan dilakukan langsung oleh Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang sudah dipilih masyarakat pada wilayah masing-masing, 3 BKM sebagai relawan, akan tetapi juga membutuhkan biaya hidup, sehingga mengharapkan finansial sebagai imbalan dari apa yang mereka kerjakan BKM, 4 BKM dalam melaksanakan kegiatan masih menggantungkan pada fasilitator kelurahan dalam kedisiplinan bekerja, terutama dalam penyusunan proposal kegiatan untuk mendapatkan dana bantuan. Saran-saran pada BKM agar mampu menjalankan tahapan program dalam upaya menanggulangi kemiskinan, maka dalam perencanaan program harus terlaksana dengan benar, BKM dalam melakukan pemberdayaan perlu dilakukan 1 pelatihan secara berkala mengenai langkah-langkah program, 2 melakukan rutinitas pertemuan anggota BKM dengan perangkat kelurahan dan fasilitaror kelurahan untuk melakukan diskusi, 3 melakukan studi banding pada BKM yang ada di Kabupaten Tegal sehingga dalam kegiatan pemecahan masalah mampu melakukan : 1 Penyusunan dan pengajuan usulan kegiatan melalui bantuan langsung masyarakat, 2 Penilaian kelayakan usulan kegiatan dan penetapan prioritas usulan kegiatan, 3 Penyaluran dana bantuan masyarakat, 4 Pendampingan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan. Langkah pelaksanaan kegiatan pemecahan masalah kebutuhan oleh BKM menitik beratkan peran masyarakat sebagai pelaku utama, untuk memperkuat kapasitas peran masyarakat dalam membantu warga miskin, sedangkan BKM berperan sebagai fasilitator yang dititik beratkan pada peran proses pembelajaran pada masyarakat dalam membuat usulan kegiatan, dengan harapan masyarakat dan KSM mampu menyusun usulan kegiatan yang realistis dan rasional atas dasar potensi serta kemampuan yang ada dan kebutuhan nyata. Maka BKM harus mampu memperhatikan langkah-langkah tahapan pemecahan masalah dalam penanggulangan kemiskinan yaitu; 1 Data hasil identifikasi yang sudah masuk dalam PJM Pronangkis, untuk dijadikan usulan kegiatan dalam penanggulangan kemiskinan, 2 Meningkatkan kerjasama masyarakat dalam melaksanakan kegiatan, 3 Fokus pendampingan dititik beratkan agar gagasan-gagasan masyarakat miskin didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan mengelola bantuan, 4 Mendorong aspirasi masyarakat miskin dapat tergali dalam mengembangkan gagasan-gagasan guna memperbaiki kesejahteraan mereka sendiri, 5 Berdasarkan gagasan serta kebutuhan dan kemampuan, warga miskin mengajukan usulan kegiatan melalui kelompok swadaya masyarakat KSM untuk menjadi anggota, 6 Usulan kegiatan memuat uraian tentang kegiatan yang diusulkan dan keterkaitan dengan pronangkis, total biaya, jumlah swadaya masyarakat, penerima manfaat, pengelola, pemeliharaan barang-barang untuk kegiatan, serta kesesuaian dengan berbagai ketentuan serta dampak. Untuk simpan pinjam ditambahkan jumlah kredit, jenis kegiatan, lama pengembalian serta jasa pinjaman.

5.4. Monitoring dan Evaluasi.

Dokumen yang terkait

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM MENANGGULANGI KEMISKINAN (Studi Tentang BKM "MAKMUR SENTOSA" di Desa Branggahan Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri)

0 5 2

ANALISIS KINERJA KEUANGANUNIT PENGELOLAAN KEUANGAN (UPK) BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT(BKM) TUNJUNGSEKAR MALANG

13 68 30

ANALISIS AKUNTABILITAS KEUANGAN DAN NON KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) BERDASARKAN PERSPEKTIF STAKEHOLDER (Studi Pada BKM di Kota Malang)

2 8 19

Patisipasi masyarakt terhadap badan keswadayaan masyarakat (BKM) dalam program nasional pemberdayaan masyarakt (PNPM) Mandiri di kelurahan kalisuren-Bogor

0 8 72

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 2 18

PENDAHULUAN Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 7

UPAYA MENGENTASKAN KELUARGA MISKIN MELALUI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Upaya Mengentaskan Keluarga Miskin melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Studi Kasus BKM Makmur Bersama Di Kalurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 2 13

Partisipasi Masyarakat dalam Model Pembangunan "Community Agency" Studi kasus BKM ( Badan Keswadayaan Masyarakat ) Kelurahan Andalas, Kecamatan Padang Timur, Sumatera Barat.

0 0 9

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT STUDI KASUS BKM SARANA MAKMUR

0 0 8

KAPASITAS ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN ENDOGEN Studi Tentang Kapasitas Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Temas dalam Mengembangkan Kampung Wisata Tani di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu

0 0 10