lingkungan maupun KSM ekonomi yaitu masyarakat yang menerima dana pinjaman bergulir.
7.2. Pemecahan Masalah.
Permasalahan di atas kemudian didiskusikan untuk mendapatkan tanggapan dan upaya strategi pemecahan masalah dengan memperhatikan
potensi yang ada. Permasalahan yang timbul mendapat tanggapan dari peserta diskusi seperti HRS anggota KSM ekonomi yang memandang perlunya
pertemuan rutin anggota, sehingga dapat menyampaikan aspirasinya pada anggota lain dan pada BKM. pernyataan tersebut ditanggapi oleh Yns anggota
BKM yaitu ;
“ Pertemuan rutin bagi anggota KSM ekonomi itu sangan diharuskan karena untuk membahas rencana kerja bagi para anggota KSM dan untuk
menyampaikan aspirasi anggota terhadap usaha yang ditekuninya sehingga apa yang dirasakan selama melakukan kegiatan bisa disampaikan kepada sesama
anggota, apabila ada keberhasilan dalam usaha, pengalaman itu bisa ditularkan pada anggota dan apabila ada kegagalan dalam usaha bisa meminta saran pada
anggota dalam pertemuan tersebut.”
Tujuan diadakanya pertemuan rutin tiap bulan sekali pada anggota BKM, dengan melibatkan anggota KSM merupakan bagian dari program,
kegiatan pertemuan rutin tersebut untuk membehas program-program yang sudah berjalan dan sedang berjalan serta membuat perencanaan kegiatan yang
akan dikerjakan BKM maupun KSM, sehingga permasalahan yang dirasakan BKM dalam melaksanakan kegiatan dan permasalahan yang perlu dibahas
untuk dicarikan pemecahannya bersama, melalui diskusi kelompok yang bisa diusulkan dalam rapat, karena dalam pertemuan rutin anggota BKM untuk
melaksanakan peranan yang saling berkaitan untuk tujuan bersama. Keberuntungan di dalam pertemuan rutin dalam rapat yaitu 1 Adanya
struktur sosial, artinya setiap anggota rapat memperoleh kedudukan tertentu dalam rapat tersebut, 2 Terdapat sejumlah peranan dari anggota kelompok
sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya, 3 Terdapat ikatan sosial untuk saling memahami dan menerima kekurangan dan kelebihan bagi anggotanya,
4 Saling menukar informasi antar anggota untuk melengkapi kekurangan
yang ada pada anggotanya, 5 Mempunyai norma-norma yang mengatur bagaimana peran-peran itu harus dilakukan, 6 Menyamakan persepsi untuk
kepentingan bersama dan mempertahan nilai-nilai kehidupan yang sama. Pemecahan masalah BKM di Kelurahan Pakembaran dalam mengelola
program penanggulangan kemiskinan perlu untuk segera dicari jalan pemecahanya, sehingga BKM dalam pemberdayaan masyarakat miskin bisa
berfungsi kembali dengan baik, agar mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk berpatisipasi, seperti penuturan Muk perangkat kelurahan
yaitu ;
“ Pekerjaan pada BKM merupakan pekerjaan seseorang yang benar-benar sebagai relawan karena tidak mendapatkan imbalan apapun, namun
kepercayaan masyarakat yang sudah dibebankan pada anggota BKM perlu untuk dipegang amanatnya, maka apabila dalam melaksanakan tugas
pemberdayaan mengalami masalah perlu untuk bicara pada orang lain sehingga ada jalan keluarnya untuk memecahkan masalah yang dihasapi.
Demikian juga pada masalah yang ada dalam KSM yang selama ini menjadi binaan BKM dan penerima program perlu adanya penguatan keanggotaan
dengan susunan kepengurusan yang jelas sehingga mudah untuk dimonitoring dan dievaluasi BKM, dengan adanya komonikasi dua arah tersebut
permasalahan bisa di pecahkan”.
Pentingnya bicara atau bekerjasama BKM dengan kelompok swadaya masyarakat KSM dan masyarakat Bisa dilihat beberapa alasan yaitu 1
Banyak permasalahan pembangunan dan pemberdayaan pada masyarakat miskin yang tidak mungkin dipecahkan dengan mengambil keputusan secara
sendiri atau perorangan, akan tetapi partisipatif kelompok atau anggota BKM dan KSM dalam keputusan kolektif sangat dibutuhkan dan hasil keputusan
lebih baik. Dengan seringnya permasalahan-permasalahan yang timbul dalam BKM dan masyarakat tidak hanya pada level individu saja, tetapi
permasalahan-permasalahan seringkali juga dirasakan bersama-bersama, maka pemecahan masalah dan pengambilan keputusan juga membutuhkan
keputusan kelektif, 2 Pemberdayaan merupakan suatu proses yang dapat dilakukan secara individu maupun secara kolektif kelompok, karena proses
ini sebagai wujud perubahan sosial yang menyangkut pada lapisan sosial, maka kemampuan individu senasip untuk saling berkumpul dalam kelompok
cenderung dinilai sebagai bentuk pemberdayaan yang paling efektif dan menjadi strategi yang ampuh dalam menanggulangi kemiskinan, 3 BKM dan
KSM menjadi suatu kekuatan untuk berpartisipasi, manakala secara individual atau orang-perorang mengalami kendala untuk berpartisipasi, dengan melihat
masyarakat berkeinginan untuk berpatisipasi, maka BKM perlu membuka jalan masuk masyarakat untuk membantu program yang sedang dilaksanakan
oleh BKM. Melalui kerjasama BKM dengan semua unsur masyarakat untuk memberikan berbagai informasi tentang peberdayaan masyarakat, maka
masyarakat bisa mengakses berbagai program yang dilaksanakan oleh BKM. Kendala yang sering terjadi di masyarakat dalam mengakses program-program
pemberdayaan di Kelurahan Pakembaran karena ketidakberdayaan anggota masyarakat secara individu kurang informasi tentang kegiatan BKM, sehingga
kesulitan membangun kemitraan atau mendapatkan jaringan, oleh karena itu perlu sekali BKM melakukan sosialisasi dan mengajak bicara pada
masyarakat yang belum tahu dan kurang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan.
Pemecahan masalah yang ada di BKM perlu juga adanya pihak luar atau bantuan orang lain di luar sistem, untuk membantu BKM dan KSM yang
sedang mengalami masalah atau ketidakberdayaan dalam membangun kemitraan, karena prakarsa orang luar dalam membuka akses kedalam
organisasi sangat dibutuhkan, tujuannya adalah untuk melimpahkan wewenang dan pengendalian yang lebih besar pada BKM dan masyarakat
peduli untuk melakukan kerja sama, dengan menempatkan kaum miskin yang masuk dalam kelompok swadaya masyarakat menjadi prioritas, tak lupa pula
memusatkan perhatian pada masyarakat non miskin yang ikut pula diberdayakan.
Secara umum campur tangan orang luar dalam membantu pemecahan parmasalahan pada BKM dan KSM dalam melakukan kegiatan dapat
dicermati dalam hal-hal sebagai berikut, 1 Membantu BKM dalam permasalahan-permasalahan yang dirasakan BKM dalam pemberdayaan
masyarakat dengan menggali potensi dan melibatkan berbagai unsur masyarakat, 2 Memfasilitasi pemecahan masalah pada BKM dengan
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya secara mandiri untuk mengambil keputusan yang bertujuan memperbaiki permasalahan yang
dirasakan BKM dan KSM, sehingga kembali tercipta kerjasama yang baik, untuk meningkatkan kemampuan kerjanya dalam memberdayakan masyarakat
miskin, 3 Mengajak berfikir pada masyarakat terhadap potensi BKM dan kebutuhan yang dirasakan serta permasalahan yang dihadapai masyarakat
miskin, untuk membantu proses perubahan yang dihadapi BKM, 4 Memberikan kepercayaan kepada BKM dan masyarakat untuk mengambil
peran-peran dalam berbagai program pemberdayaan yang ada di Kelurahan Pakembaran sesuai kemampuannya, untuk meningkatkan partisipasinya
terhadap program pemberdayaan, 5 Menguatkan jaringan dalam rangka membangun kebersamaan, keberlanjutan dan kesiapan masyarakat dalam
mengantisipasi perubahan. Dengan demikian ketika permasalahan- permasalahan yang dirasakan BKM terhadap penanganan kegiatan
pemberdayaan KSM dan masyarakat tidak lagi mengalami kemajuan dan banyak hambatan yang membuat semangat kerja BKM menurun, maka peran
orang luar yang peduli terhadap kegiatan BKM juga perlu untuk diminta membantu memecahkan masalah tersebut.
7.3. Rancangan Penguatan Program Badan Keswadayaan Masyarakat BKM