maupun masyarakat lokal diantaranya seperti tempat penginapan, kios cinderamata, warung makan, dan fasilitas wisata lainnya.
Pada ruang penyangga aktifitas yang direncanakan adalah aktifitas sehari- hari masyarakat lokal yang tidak terkait langsung dengan aktifitas wisata pada
kawasan wisata tambak. Fasilitas yang direncanakan pun menyesuaikan pada kebutuhan aktifitas di ruang penyangga ini. Fasilitas yang direncanakan lebih
diutamakan pada fasilitas umum yang ditujukan untuk kegiatan masyarakat lokal yang bersifat non-wisata.
Untuk kawasan wisata fasilitas yang paling penting adalah sirkulasi atau jalur wisata. Pada perencanaan kawasan wisata tambak ini direncanakan jalur
wisata primer dan jalur wisata sekunder. Jalur wisata primer adalah jalur yang menghubungkan antar kawasan wisata tambak, sedangkan jalur wisata sekunder
adalah sirkulasi yang ada di dalam satu kawasan wisata tambak merupakan penghubung antar objek wisata di dalam kawasan wisata. Lebar jalur wisata
primer yang direncanakan adalah ±6,5 m diperuntukkan untuk kendaraan dengan dua arah. Sedangkan untuk jalur wisata sekunder yang direncanakan adalah 1,2-
1,8 meter yang diperuntukkan untuk pejalan kaki.
4.7.4 Rencana Daya Dukung
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi budidaya tambak Kabupaten Pesawaran yang telah dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan, luasan tambak
rata-rata adalah sebesar 8,30 ha. Dari data luas tambak terkecil tersebut digunakan untuk menghitung aktifitas wisata dalam luasan wisata 8 ha. Luas tambak 8 ha
tersebut tidak semuanya dibuka untuk wisata. Kolam tambak yang dibuka untuk wisata adalah kolam pembenihan dan kolam pengembangbiakan dengan jenis
hewan budidayanya adalah diutamakan oleh udang vaname, dan budidaya lainnya seperti rumput laut.
Aktifitas interpretasi maupun pengamatan dan aktifitas lainnya dalam luasan 8 ha direncanakan dapat dilakukan oleh 1 rombongan maksimal 50 orang
selama 90 menit, serta dengan asumsi waktu wisata dibuka pukul 09.00-15.00 WIB. Dari waktu tersebut diperoleh rotasi wisatawan adalah 4 kali rotasi. Luas
kawasan wisata tambak adalah 1.293,58 ha sedangkan tambak yang ada berdasarkan hasil evaluasi tahun 2010 adalah seluas 332,45 ha. Berdasarkan
perhitungan luas kawasan tambak dibagi 8 ha dikali jumlah rotasi didapatkan daya dukung kawasan wisata tambak di Kecamatan Punduh Pidada dalam sehari dapat
dapat menampung 166 rombongan wisatawan maksimal 50 orangrombongan. Tabel 15. Rencana Program Perlindungan RTH di Kawasan Pesisir
No Program
Sasaran Waktu
1. Pelatihan pengelolaan
mangrove di kawasan wisata tambak
Pengelola Kawasan Jangka Pendek
2. Penyuluhan masyarakat
tentang pentingnya ruang terbuka hijau terutama
mangrove dan penyuluhan masyarakat tentang
pengelolaan mangrove agar dapat memberi manfaat
secara ekonomi Masyarakat
Jangka Pendek
3. Survey dan pembuatan
database dan informasi mangrove
Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen
Kehutanan Jangka Pendek
4. Pembuatan Atlas sumberdaya
pesisir Lampung dengan data terbaru
Peneliti, Pemerintah daerah, dan lembaga
terkait Jangka Pendek
5. Kerjasama dalam menjaga
keberadaan mangrove dan penanganan mangrove
Lembaga terkait Jangka Panjang
6. Pembuatan rencana strategis
PWPT Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran
dan lembaga terkait Jangka Panjang
a. Contoh Rencana Lanskap Kawasan Tambak b.Contoh Rencana Lanskap KawasanTambak
dengan Hatchery
c. Contoh Rencana Lanskap Kawasan d. Contoh Rencana Lanskap Kawasan
Pemukiman Persawahan
Gambar 53. Detail Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Tambak
Gambar 54. Persepektif Lanskap KawasanTambak Gambar 55. Persepektif Rencana Lanskap Kawasan Tambak
dengan Hatchery
Gambar 56. Persepektif Lanskap Kawasan Pemukiman Gambar 57. Persepektif Lanskap Kawasan Persawahan
Gambar 58. Potongan Lanskap Kawasan Tambak
Gambar 59. Potongan Lanskap Kawasan Tambak dengan Hatchery