Pengembangan Konsep .1 Konsep Ruang

maupun masyarakat lokal diantaranya seperti tempat penginapan, kios cinderamata, warung makan, dan fasilitas wisata lainnya. Pada ruang penyangga aktifitas yang direncanakan adalah aktifitas sehari- hari masyarakat lokal yang tidak terkait langsung dengan aktifitas wisata pada kawasan wisata tambak. Fasilitas yang direncanakan pun menyesuaikan pada kebutuhan aktifitas di ruang penyangga ini. Fasilitas yang direncanakan lebih diutamakan pada fasilitas umum yang ditujukan untuk kegiatan masyarakat lokal yang bersifat non-wisata. Untuk kawasan wisata fasilitas yang paling penting adalah sirkulasi atau jalur wisata. Pada perencanaan kawasan wisata tambak ini direncanakan jalur wisata primer dan jalur wisata sekunder. Jalur wisata primer adalah jalur yang menghubungkan antar kawasan wisata tambak, sedangkan jalur wisata sekunder adalah sirkulasi yang ada di dalam satu kawasan wisata tambak merupakan penghubung antar objek wisata di dalam kawasan wisata. Lebar jalur wisata primer yang direncanakan adalah ±6,5 m diperuntukkan untuk kendaraan dengan dua arah. Sedangkan untuk jalur wisata sekunder yang direncanakan adalah 1,2- 1,8 meter yang diperuntukkan untuk pejalan kaki.

4.7.4 Rencana Daya Dukung

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi budidaya tambak Kabupaten Pesawaran yang telah dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan, luasan tambak rata-rata adalah sebesar 8,30 ha. Dari data luas tambak terkecil tersebut digunakan untuk menghitung aktifitas wisata dalam luasan wisata 8 ha. Luas tambak 8 ha tersebut tidak semuanya dibuka untuk wisata. Kolam tambak yang dibuka untuk wisata adalah kolam pembenihan dan kolam pengembangbiakan dengan jenis hewan budidayanya adalah diutamakan oleh udang vaname, dan budidaya lainnya seperti rumput laut. Aktifitas interpretasi maupun pengamatan dan aktifitas lainnya dalam luasan 8 ha direncanakan dapat dilakukan oleh 1 rombongan maksimal 50 orang selama 90 menit, serta dengan asumsi waktu wisata dibuka pukul 09.00-15.00 WIB. Dari waktu tersebut diperoleh rotasi wisatawan adalah 4 kali rotasi. Luas kawasan wisata tambak adalah 1.293,58 ha sedangkan tambak yang ada berdasarkan hasil evaluasi tahun 2010 adalah seluas 332,45 ha. Berdasarkan perhitungan luas kawasan tambak dibagi 8 ha dikali jumlah rotasi didapatkan daya dukung kawasan wisata tambak di Kecamatan Punduh Pidada dalam sehari dapat dapat menampung 166 rombongan wisatawan maksimal 50 orangrombongan. Tabel 15. Rencana Program Perlindungan RTH di Kawasan Pesisir No Program Sasaran Waktu 1. Pelatihan pengelolaan mangrove di kawasan wisata tambak Pengelola Kawasan Jangka Pendek 2. Penyuluhan masyarakat tentang pentingnya ruang terbuka hijau terutama mangrove dan penyuluhan masyarakat tentang pengelolaan mangrove agar dapat memberi manfaat secara ekonomi Masyarakat Jangka Pendek 3. Survey dan pembuatan database dan informasi mangrove Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Kehutanan Jangka Pendek 4. Pembuatan Atlas sumberdaya pesisir Lampung dengan data terbaru Peneliti, Pemerintah daerah, dan lembaga terkait Jangka Pendek 5. Kerjasama dalam menjaga keberadaan mangrove dan penanganan mangrove Lembaga terkait Jangka Panjang 6. Pembuatan rencana strategis PWPT Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dan lembaga terkait Jangka Panjang a. Contoh Rencana Lanskap Kawasan Tambak b.Contoh Rencana Lanskap KawasanTambak dengan Hatchery c. Contoh Rencana Lanskap Kawasan d. Contoh Rencana Lanskap Kawasan Pemukiman Persawahan Gambar 53. Detail Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Tambak Gambar 54. Persepektif Lanskap KawasanTambak Gambar 55. Persepektif Rencana Lanskap Kawasan Tambak dengan Hatchery Gambar 56. Persepektif Lanskap Kawasan Pemukiman Gambar 57. Persepektif Lanskap Kawasan Persawahan Gambar 58. Potongan Lanskap Kawasan Tambak Gambar 59. Potongan Lanskap Kawasan Tambak dengan Hatchery