3.4 Metode
Metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif dan juga analisis kuantitatif dengan pembobotan dan skoring. Penentuan letak spasial ruang
terbuka hijau serta analisis spasial kesesuaian lahan untuk wisata, tambak, dan mangrove dilakukan dengan metode GIS. Menggunakan GIS untuk analisi spasial
pada perencanaan ini bertujuan agar didapatkan hasil yang lebih akurat. Sistem ini banyak digunakan untuk menyimpan, menarik, memelihara, memanipulasi,
menganalisa, dan membuat format digital dari data spasial. Sistem ini juga berguna untuk membuat suatu data spasial data bentuk hardcopy dan softcopy
Aronoff 1991. GIS geographyc Information System atau dalam Bahasa Indonesia lebih
dikenal dengan Sistem Informasi Geografi SIG adalah suatu sistem informasi yang mampu menggabungkan basis data spasial dengan basis data tabular. Fungsi
dari suatu sistem informasi adalah meningkatkan kemampuan dalam membuat keputusan terutama dalam suatu perencanaan tata ruang Rais, 1996.
Menurut Star 1990, SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang mereferensi pada koordinat geografi atau spasial
dan juga non spasial. SIG sangat membantu dalam bidang perencanaan kota dan daerah, pengelolaan sumberdaya, dan bidang lainnya yang menggunakan
informasi geografis. Metode SIG, environmental mapping approach yang digunakan saat analisis spasial sangat tergantung pada komponen yang dipilih dan
merupakan parameter yang akan memberikan hasil pada evaluasi tapak. Lyle 1985, menjelaskan bahwa SIG dapat mengumpulkan data yang terbentuk
struktur, fungsi, dan juga lokasi. Dua buah file yang berbeda dapat digunakan secara interaktif, misalnya digabung menjadi satu file.
Oleh sebab itu alat ini digunakan untuk menunjang perencanaan kawasan pesisir dengan berbasis pada lingkungan, khususnya perencanaan lanskap
kawasan wisata tambak karena dapat menganalisa lebih mudah dan cepat. Dalam penelitian ini, SIG digunakan dalam mengklasifikasian tipe penutupan lahan yang
terdiri dari pemukiman, badan air, dan RTH. Hasil overlay peta tematik membantu dalam menentukan perencanaan lanskap kawasan wisata tambak.
Gambar 11. Bagan Tahapan Perencanaan Modifikasi Gold, 1980 Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui tahapan inventarisasi,
analisis, sintesis, dan perencanaan. 1.
Persiapan Tahap ini merupakan tahap penentuan tujuan dan lokasi,
penyusunan usulan penelitian, permohonan izin, pembuatan daftar data primer maupun sekunder , pembuatan jadwal penelitian, penyusunan latar
belakang studi, tujuan studi, manfaat studi, dan rencana studi serta persiapan alat yang dibutuhkan.
2. Inventarisasi
Tahap ini dilakukan pengumpulan data primer maupun sekunder berdasarkan daftar data yang telah dibuat sebelumnya. Data primer
didapatkan dari pengamatan langsung pada tapak berupa foto maupun hasil dari wawancara. Wawancara dilakukan terhadap instansi terkait di
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran, Lembaga Swadaya Masyarakat serta masyarakat Kabupaten Pesawaran. Wawancara bertujuan untuk
mengetahui prilaku dan keinginan masyarakat maupun stakeholder terhadap perencanaan ini. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka
maupun lembaga terkait. Data yang perlu di inventarisasi adalah data biofisik, sosial, dan budaya serta data pendukung lainnya. Jenis dan bentuk
data serta metode pengumpulan dapat dilihat pada Tabel 1.
Persiapan Inventarisasi
Analisis Sintesis
Perencanaan
− Lokasi Penelitian
− Latar Belakang
− Tujuan Penelitian
− Rencana Penelitian
− Data Biofisik − Data Sosial
Budaya − Potensi
dan Kendala
− Kebutuhan Ruang
Terbuka Hijau
− Peta Analisis
Kesesuaian − Lokasi
Perseba- ran RTH
− Alternatif Pengemba
ngan − Blok Plan
Perencana -an
Konsep Perencana-
an Lanskap
Kawasan Wisata
Tambak di Kawasan
Pesisir Rencana
Perencanaan Ruang
Lanskap Kawasan
Wisata Tambak di
Kawasan Pesisir
Tabel 1. Daftar Jenis Data, bentuk data, dan metode pengumpulan data
3. Analisis
Pada tahap analisis dilakukan penentuan kendala dan potensi maupun masalah yang ada pada tapak. Serta mengamati karakteristik pesisir untuk
tujuan perencanaan lanskap kawasan wisata tambak. Analisis dilakukan pada setiap data yang telah didapatkan dari inventarisasi. Kemudian
dilakukan analisis spasial menggunakan GIS, untuk menentukan wilayah yang sesuai untuk perencanaan kawasan wisata tambak dan untuk
perencanaan konservasi mangrove. Namun perencanaan ini lebih
No Jenis Data
Bentuk Data Sumber Data
Metode Pengambilan
1.
Biofisik • Letak Geografi dan
Batas Administrasi Deskripsi dan
Spasial Bappeda, RTRW,
BPS Studi Pusstaka,
Peta • Iklim
-Suhu -Kelembaban
-Curah Hujan -Kecepetan Angin
Deskripsi dan Tabular
Bappeda, BPS Studi Pustaka
• Topografikemiring an Lahan
Deskripsi dan Spasial
Bappeda, RTRW Studi Pustaka,
Peta, Survei • Geologi dan Jenis
Tanah Deskripsi dan
Spasial Bappeda, RTRW
Studi Pustaka, Peta
• Tata Guna Lahan Deskripsi dan
Spasial Bappeda, Dinas
Kehutanan, RTRW Studi Pustaka,
Survei • Vegetasi dan Satwa Deskripsi
Dinas Kehutanan, Bappeda
Studi Pustaka, Survei
• Hidro-oceanografi -Batimetri
-Pasang Surut -Arus Gelombang
-Sungai Deskripsi
Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda
Studi Pustaka, Survei
• Fasilitas dan Aksesibilitas
Deskripsi Bappeda, dan
Lapangan Studi Pustaka,
Survei
2. Sosial dan Budaya
• Demografi Deskripsi dan
Tabular Bappeda, BPS
Studi Pustaka • Industri dan Jumlah
Kendaraan Deskripsi
Bappeda, BPS Studi Pustaka
• Kepemilikan Lahan Deskripsi Dinas Kehutanan,
LSM Mitra Bentala Studi Pustaka,
Survei • Sejarah Wilayah
Deskripsi Bappeda, Lapangan
Studi Pustaka, Survei