memiliki lanskap alam yang indah, budaya yang dipadukan dengan perubahan kondisi sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Kawasan wisata berkaitan erat dengan karakteristik lanskap setempat, yaitu keindahan, kondisi lingkungan yang sehat dan bersih, iklim yang sesuai, memberi
kenyamanan dan ketenangan, estetis, dan lingkungan sekitarnya mencirikan karakter yang kuat terhadap kawasan Holden, 2000.
Merencanakan suatu kawasan wisata merupakan upaya untuk menata suatu areal pendukung kegiatan wisata yang akan dikembangkan sehingga kerusakan
lingkungan akibat pembangunannya dapat diminimumkan Nurisjah, 2004. Menurut Simonds 1983 pendekatan perencanaan kawasan wisata di sekitar
penggunaan area river-basin adalah dengan menghindari dan mengatasi masalah- masalah yang berhubungan dengan air seperti rapid runoff, erosi, pengendapan
air, banjir, kekeringan, dan pencemaran, serta memastikan bahwa kemungkinan- kemungkinan pengembangan area preservasi, konservasi, restorasi, dan lainnya
dapat dilakukan. Seluruh area daratan yang berorientasi air harus direncanakan dalam suatu cara untuk mendapatkan keuntungan maksimum dari keistimewaan
air dengan tetap mempertahankan atau keuntuhannya.
2.4 Tambak
Tambak merupakan kolam yang dibangun di daerah pasang surut dan digunakan untuk memelihara hewan air lain yang biasa hidup di air payau. Air
yang masuk ke dalam tambak sebagian besar berasal dari laut saat terjadi pasang. Kebutuhan air tawar dipenuhi dari sungai yang bermuara di laut Sudarmo dan
Ranoemihardjo, 1992. Lokasi tambak umumnya terletak di salah satu ekosistem pesisir yakni hutan
mangrove karena itu dalam pembangunan tambak yang berkelanjutan maka lingkungan alami hutan mangrove tidak terlalu banyak dirubahdirusak sehingga
peran penting mangrove sebagai jalur hijau dapat dipertahankan. Pemilihan lokasi tambak yang berwawasan lingkungan harus mengetahui tipe kawasan pantai
tempat tambak akan dibangun dengan mempertimbangkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan lokasi tambak seperti: a sumber air suplai air laut
dan tawar harus tercukupi, kesempurnaan pengeluaran air buangan dan pengeringan dasar tambak secara sempurna; b amplitudo pasang surut dan
ketinggian elevasi; c topografi; d kualitas tanah; e vegetasi, jalur hijau dan kawasan penyangga harus mempertahankan jalur hijau berupa bentangan
mangrove selebar 50-400 m disepanjang pantai dan sekitar 10 m disepanjang sungai; f kondisi iklim; g ketersediaan sarana penunjang; h ketersediaan sarana
produksi dan kemudahan pemasaran dan i tata guna lahan dan kebijakan pemerintah Purnamawati dan Dewantoro, 2007.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria Tahun 1963 tambak ialah tempat usaha pemeliharaan ikan yang mendapat air dari laut, air tawar atau
air payau. Sedangkan menurut Undang-Undang No.16 tahun 1964 tambak ialah genangan air yang dibuat oleh orang sepanjang pantai untuk pemeliharaan ikan
dengan mendapat pengairan yang teratur.
2.5 Pesisir
Wilayah pesisir memiliki keunikan ekosistem. Wilayah ini sangat rentan terhadap perubahan, baik karena diakibatkan oleh aktifitas daerah hulu maupun
karena aktifitas yang terjadi di wilayah pesisir itu sendiri Dartoyo, 2004. Robert Kay 1999, mengelompokkan pengertian wilayah pesisir dari dua
sudut pandang yaitu dari sudut akademik keilmuan dan dari sudut kebijakan pengelolaan. Dari sisi keilmuan Ketchum 1972 dalam Kay 1999
mendefinisikan wilayah pesisir sebagai sabuk daratan yang berbatasan dengan lautan dimana proses dan penggunaan lahan di darat secara langsung dipengaruhi
oleh proses lautan dan sebaliknya. Definisi wilayah pesisir dari sudut pandang kebijakan pengelolaan
meliputi jarak tertentu dari garis pantai ke arah daratan dan jarak tertentu ke arah lautan. Definisi ini tergantung dari issue yang diangkat dan faktor geografis yang
relevan dengan karakteristik bentang alam pantai Hildebrand and Norrena, 1992 dalam Kay,1999.
Menurut Dahuri 2001 wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara daratan dan laut; ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering
maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Definisi pesisir dipandang dari aspek perencanaan bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.
Suatu kawasan laut yang masih di pengaruhi oleh dampak pencemaran dan sedimentasi dari darat. Dan sebaliknya suatu kawasan darat dimana dampak
pencemaran dan sedimentasi yang ditimbulkan di sini memberikan dampak di kawasan pesisir Handoko, 2011.
Gambar 9. Ilustrasi Batas Wilayah Pesisir
Adapun batas pesisir yaitu batas ke arah darat: 1. Ekologis: kawasan daratan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
kelautan, seperti pasang surut, intrusi air laut, dll.
2. Administratif: batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer 2 km, 20 km, dst. dari garis pantai
3. Perencanaan: bergantung pada permasalahan atau substansi yang menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir.
a. Pencemaran dan sedimentasi : suatu kawasan darat dimana dampak pencemaran dan sedimentasi yang ditimbulkan di sini memberikan
dampak di kawasan pesisir. b. Hutan mangrove: batas terluar sebelah hulu kawasan hutan
mangrove. Untuk batas pesisir ke arah laut yaitu:
1. Ekologis: kawasan laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alamiah di darat aliran air sungai, run off, aliran air tanah, dll, atau
dampak kegiatan manusia di darat bahan pencemar, sedimen, dll; atau kawasan laut yang merupakan paparan benua continental shelf.
2. Administratif: 4 mil, 12 mil, dst., dari garis pantai ke arah laut. 3. Perencanaan: bergantung pada permasalahan atau substansi yang
menjadi fokus pengelolaan wilayah pesisir. a. Pencemaran dan sedimentasi: suatu kawasan laut yang masih di
pengaruhi oleh dampak pencemaran dan sedimentasi dari darat. b. Hutan mangrove: kawasan perairan laut yang masih mendapat
pengaruh dari proses dan atribut ekologis mangrove, seperti bahan organik detritus yang berasal dari mangrove.
2.6 Ruang Terbuka Hijau Pesisir