Alat dan Bahan Kondisi Umum .1 Aspek Biofisik

b. Iklim Kabupaten Pesawaran

Kabupaten Pesawaran merupakan daerah tropis, dengan curah hujan pada tahun 2010 rata-rata 231,9 mmbulan dan rata-rata jumlah hari hujan 16,7 haribulan. Curah hujan tertinggi terjadi di Bulan Februari dengan curah hujan 363,6 mm. Curah hujan setiap bulan pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 18. Rata-rata temperaturnya adalah 26,7 o C. Dan rata-rata kelembaban adalah antara 83,2 . Suhu rata-rata dan kelembaban relatif setiap bulan pada Tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar 16 dan Gambar 17. Sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Pesawaran masing-masing adalah 1.011,51 mb dan 1.015,52 mb. Kecepatan angin maksimum di Kabupaten Pesawaran yaitu 2,56 knot, dan kecepatan angin minimum di Kabupaten Pesawaran yaitu 1,69 knot. Gambar 16. Suhu Rata-Rata Kabupaten Pesawaran Setiap Bulan Tahun 2010 25 25.5 26 26.5 27 27.5 28 Suhu Rata-Rata Tahun 2010 o C Gambar 17. Kelembaban Relatif Kabupaten Pesawaran Setiap Bulan Pada Tahun 2010 Gambar 18. Curah Hujan Kabupaten Pesawaran Setiap Bulan pada Tahun 2010 Kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran Di wilayah pesisir Kabupaten Pesawaran tiupan angin dengan kecepatan rata- rata 5.83 kmjam dapat menjadi dua arah setiap tahunnya yaitu; pada bulan November sd Maret angin bertiup dari arah Barat dan Barat Laut. Pada bulan April sampai dengan Oktober angin bertiup dari arah Timur hingga Tenggara. Temperatur udara berkisar antara 26º-30º C pada daerah dengan ketinggian 20-60 m dpl, sedangkan temperatur maksimal dapat mencapai 33º C. Kelembaban udara 74 76 78 80 82 84 86 88 Kelembaban Relatif Tahun 2010 50 100 150 200 250 300 350 400 Curah Hujan Tahun 2010 mmbulan pada berkisar antara 80-88 sedangkan curah hujan antara 1.750-2.250 mmtahun. Pesisir Kabupaten Pesawaran juga dipengaruhi oleh pergantian pusat tekanan tinggi dan tekanan rendah di Asia dan Australia yang berlangsung pada bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin muson wilayah pesisir tidak mengalami musim peralihan pancaroba diantara musim kemarau dan musim penghujan. Musim hujan terjadi antara bulan Desember-Maret akan tetapi cenderung berfluktuasi. Puncak curah hujan tertinggi pada bulan Maret yaitu sebanyak 2.559 mm. Musim kemarau terjadi pada bulan April-November dengan puncak hujan terendah terjadi pada bulan November yang tidak turun hujan sama sekali.

c. Topografi

Kecamatan Punduh Pidada memiliki topografi yang bervariasi dari yang landai hingga curam. Sebagian besar topografi Kecamatan Punduh Pidada memiliki kemiringan lereng 16-40 . Daerah pesisir pantai sebelah timur memiliki topografi cukup curam. Sedangkan semakin ke barat topografi relatif landai. Wilayah dengan kelerengan 8 hanya sedikit, terdapat di beberapa daerah Desa Bawang Kecamatan Punduh Pidada. Topografi wilayah pesisir terdiri atas dataran rendah yang dimulai dari garis pantai sampai ke pegunungan 0-500 mdpl serta dataran tinggi 1.000-1.500 mdpl. Daerah pesisir berada pada ketinggian 0-50 maml atas muka laut. Gambar 19. Variasi Kemiringan Lahan di Sekitar Perbukitan

d. Geologi dan Jenis Tanah

Satuan geologi lingkungan kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran termasuk dalam satuan geologi lingkungan Teluk Lampung yang dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 5. Jenis geologi lingkungan tersebut terdapat 5 jenis seperti GL1, GL2, GL3, GL4, dan GL5. Perbedaan utama diantara kelima geologi lingkungan tersebut terletak pada morfologi, litologi, jenis pantai, karakteristik, sifat fisik, proses geologi, air tanah, dan kegempaan. Tabel 5. Satuan Geologi Lingkungan Pesisir Teluk Lampung Satuan Geologi Lingkungan GL-1 GL-2 GL-3 GL-4 GL-5 Morfologi Pedataran rendah, kemiringan lereng 0-30 , sungai bermeander, terdapat muara sungai dan tanjung Pedataran rendah Kaki perbukitan, kemiringan lereng 3-25 Kaki Gunung Tanggamus Pedataran rendah Litologi Aluvium, lempung, lanau, pasir tufaan di sekitar muara sungai. Endapan rawa: Lumpur, lanau dan pasir, batu pasir sisipan, batu lempung Aluvium, kerikil- kerikil, lempung dan sisa organisme laut Batuan tersier, breksi gunung api, dasitik, lava, tufa, andasitik Batuan quarter, breksi lava, tufa, andesik, basalitik Tufa, batu apung, batu lempung, batu pasir, setempat batu gamping, koral Jenis Pantai Relief rendah, melengkung halus Relief rendah Relief tinggi Relief tinggi- rendah Relief rendah Karakter- istik Endapan lumpur, pasir lanau, terda- pat koral Pasir pantai, pecahan sisa organisme laut, setempat berlumpur Pasir kerikil- kerakal, bongka, batuan dasar Pasir kerikil- kerakal, bongkah batuan dasar, setempat pecahan koral Pasir pantai dan lumpur, setempat bongkah batuan Sifat Fisik Lumpur, lembek, daya dukung lemah Pasir pantai, putih kekuningan, halus-kasar, daya dukung rendah Breksi berbongkah, daya dukung sedang-tinggi Daya dukung sedang Pasir, putih kekuningan, daya dukung rendah Proses Geologi Sedimentasi di muara sungai, gosong pasir di pantai Sedimentasi di muara sungai dan abrasi Runtuhan bongkah di tebing-tebing pantai Runtuhan tanah batuan di tebing–tebing pantai Sedimentasi dari sungai Air Tanah Akuifer produktif sedang, intrusi air asin Akuifer produksi sedang, muka air tanah 0-1 m dan dibawah muka tanah setempat payau tawar Setempat akuifer produktif, muka air tanah 1-3 m di bawah muka setempat, tawar Air tanah produktif dari pegunungan Setempat akuifer produktif Kegempaan Daerah dengan resiko sedang Daerah dengan resiko sedang Resiko agak tinggi Resiko agak tinggi Resiko agak tinggi Jenis litologibatuan di Kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran secara berurutan dari tua ke muda beserta kandungannya yang bernilai ekonomis, adalah sebagai berikut: 1. Batuan Intrusi Tm Tersusun oleh batuan beku intrusi dari granit dan dasit. Singkapan batuan intrusi ini dijumpai disekitar bukit batu suluh. 2. Komplek Gunung Kasih Pzg Terdiri dari Sekis, Gneiss, Kuarsit, dan lensa-lensa marmer. Di wilayah studi batuan-batuan penyusun Komplek Gunung Kasih ini dijumpai di sekitar Panjang dan Gebang membentuk morfologi perbukitanbergelombang. Formasi ini mengandung mineral logam yang bernilai ekonomis yaitu adanya Sulfida Cu-Pb-Zn dan endapan besi masiv hematit dan magnetit. Adanya lensa-lensa batu pualammarmer juga sudah ditambang secara luas oleh masyarakat. 3. Formasi Menanga Km Terdiri dari perselingan antara serpih gampingan, batu lempung dan batu pasir dengan sisipan rijang dan batu gamping. Batuan-batuan ini dijumpai di sekitar Menanga Padang Cermin. 4. Formasi Hulusimpang Tmoh Terdiri dari breksi gunung api, lava, tuf bersusunan andesitik-basal, terubah, berurat kuarsa dan bermineral sulfida. Formasi ini dijumpai pada morfologi perbukitan sekitar Kecamatan Punduh Pidada. 5. Formasi Tarahan Tpot Pelamparan Formasi ini di daerah studi cukup luas, disebelah timur terdapat di daerah sekitar Way Lunik, Bukit Kunyit, sedang di bagian barat, dijumpai di sekitar Sukamaju, Keteguhan terus ke Lempasing dan P.Pasaran. jenis batuannya terdiri dari Tufa padu, Breksi dengan sisipan tufit. Di tempat lain oleh proses hidrothermal dan breksiasi, formasi batuan ini memungkinkan untuk dijumpainya urat-urat yang mengandung emas. Di wilayah studi kelompok batuan ini di tambang untuk material bahan bangunan, seperti jalan, material urugan, split dan lain-lain. 6. Endapan Gunung Api Muda Qhv Endapan gunung api muda ini tersusun oleh lava andesit-basalt, breksi dan tufa, dijumpai di sekitar Kupang, Pahoman, Sumur Batu terus ke arah barat utara. Hasil lapukan batuan ini biasanya sebagai bahan untuk membuat bata dan genting. 7. Endapan Alluvial Qa Endapan alluvial ini menempati daerah datar sepanjang pantai, terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung dan gambut.

e. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran cukup bervariasi. Luas lahan yang digunakan untuk tambak pada tahun 2010 adalah 640,25 ha dari potensi 835 ha, tambak yang banyak berkembang di Kabupaten Pesawaran adalah tambak udang jenis Vaname. Sebagian besar dari tambak tersebut berada di Kecamatan Punduh Pidada yaitu seluas 332,45 ha. Selain tambak udang juga ada tambak rumput laut, rakit mutiara serta keramba jaring apung, namun tidak mendominasi Dinas Kelautan dan Perikanan. Kondisi topografi wilayah daratan dan pesisir yang terlindung dari ombak besar serta kondisi kualitas air yang baik merupakan kekuatan wilayah pesisir dalam pengembangan kegiatan perikanan budidaya seperti budidaya tambak. Oleh sebab itu penggunaan lahan yang dominan di kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran adalah sebagai tambak seperti yang terlihat pada Gambar 24. Selain itu sisanya digunakan untuk pariwisata, bangunanrumah, latihan pasukan TNI, ladang, kolamempang, perkebunan, hutan rakyat, dan sawah. Tempat latihan pasukan TNI ini berada tepat di pesisir pantai dan berada di tepi jalan Gambar 25, serta memiliki area yang cukup luas. Meskipun berada di pesisir pantai sebagian masyarakat Kecamatan Punduh Pidada bermata pencaharian petani, sehingga di Kecamatan Punduh Pidada banyak ditemui lahan sawah Gambar 26. Gambar 24. Penggunaan Lahan sebagai Tambak Gambar 25. Tempat Latihan TNI Gambar 26. Penggunaan Lahan sebagai Lahan Sawah Kepemilikan lahan tambak sebagian besar dimiliki oleh penduduk non- lokal, hal ini menyebabkan banyak tambak yang sudah tidak digunakan terbengkalai seperti terlihat pada Gambar 27. Sebagian besar penduduk menjual lahannya kepada perusahaan tambak atau memanfaatkannya sebagai kebun. Penggunaan lahan sebagai perkebunan yang paling tinggi adalah perkebunan kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, dan kopi. Perkebunan tersebut banyak yang dikelola oleh perusahaan, namun ada pula yang dikelola oleh warga, salah satunya adalah kakao. Di sepanjang jalan Kecamatan Punduh Pidada banyak ditemui perkebunan kakao dan kelapa dalam Gambar 28. Gambar 27. Tambak yang Terbengkalai di Desa Sukarame Gambar 28.Kebun Kelapa di Desa Kampungbaru Pemanfaatan untuk pengembangan pariwisata juga cukup tinggi, wisata pantai yang ada di Kabupaten Pesawaran diantaranya pantai Mutun Town Beach Gambar 29, Pantai Mutun Haruna Jaya, Pantai Sekar Wana, Pantan Quin Arta, Pantai Ringgung Haruna, Pantai Tangkil, dan lainnya. Penggunaan lahan yang paling dominan adalah untuk tambak dan juga pariwisata. Hal ini sesuai dengan visi Kabupaten Pesawaran yaitu pengembangan di bidang pariwisata dan budidaya. Gambar 29. Penggunaan Lahan sebagai Pariwisata Pantai Mutun

f. Hidro-oceanografi

Kecamatan Punduh Pidada memiliki 5 sungai yaitu Sungai Way Bawang, Way Punduh, Way Sanggi, Way Pidada, dan Way Batu Raja. Beberapa sungai yang cukup besar yang bermuara di Teluk Lampung, diantaranya adalah Way Ratai, Way Sabu, Way Pedada, dan Way Punduh. Pada umumnya sungai-sungai tersebut memiliki lembah yang sempit dan terjal, dengan aliran sungai bersifat musiman, fluktuasi debit aliran tergantung musim, pada musim hujan aliran besar dan keruh sedangkan dimusim kemarau kecil dan jernih. Wilayah teluk dibatasi oleh morfologi perbukitan, sehingga sungai-sungai yang bermuara di Teluk Lampung relatif adalah sungai yang pendek dengan daerah aliran sungai yang sempit. Kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran termasuk dalam kawasan perairan Teluk Lampung. Tipe pasang surut ganda. Pasang surut campuran dengan dominasi ganda ini merupakan pengaruh dari Lautan Hindia yang berada di sebelah selatan dan barat. Pasang surut ganda terjadi dua kali pasang dan dua kali surut terjadi secara berurutan secara teratur, periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Kisaran tinggi pasang surut rata-rata mencapai 176 cm. Pasang surut ini cocok untuk pengembangan tambak, pasang surut yang baik untuk tambak adalah 1-2 meter. Kisaran pasang surut yang besar terjadi pada saat pasang surut purnama, sedangkan kisaran pasang surut yang kecil terjadi pada saat pasang surut perbani. Pada bulan Mei-September kecepatan arus di perairan Teluk Lampung 8 cmdetik, dengan tinggi gelombang 1 m. sedangkan pada bulan Oktober-April kecepatan arus rata-rata mencapai 80 cmdet, dengan tinggi gelombang 1-2 m. Berdasarkan hasil penelitian CRMP 1999 diketahui bahwa parameter suhu, salinitas, pH, kecerahan, kekeruhan, kandungan minyak, Cu dan coliform di Pesisir Pesawaran masih tergolong memenuhi syarat standar baku mutu untuk pariwisata dan rekreasi ataupun budidaya perikanan dan biota laut. Sebaliknya COD dan kandungan Cd sudah berada di luar batas yang diperbolehkan untuk kegiatan yang sama; sedangkan BOD, DO, Cr, Pb dan padatan tersuspensi masih memenuhi syarat untuk tujuan rekreasi maupun budidaya di beberapa tempat, tetapi sudah berada di luar batas yang diperbolehkan. Kualitas perairan Teluk Lampung dapat dilihat lebih lengkap pada Tabel 6. Kualitas air di kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran masih tergolong baik. Hal ini mendukung dalam pengembangan usaha budidaya terutama budidaya tambak udang dan budidaya kerapu. Pada beberapa lokasi seperti daerah Punduh Pidada di sekitar area tambak, kondisi kualitas air sudah menunjukkan adanya penurunan kondisi kualitas air. Hal ini disebabkan karena adanya limbah produksi dari tambak Rencana Strategis 2011. Hal ini sesuai dengan pengamatan pada tapak, bahwa sudah banyak penduduk pesisir yang meminum air kemasan dikarenakan air sumur yang sebelumnya biasa mereka pakai telah tercemar baik kandungan kimianya maupun biologi. Hal ini banyak terjadi di rumah penduduk yang dekat dengan tambak. Selain itu tambak juga menyebabkan pencemaran udara, udara menjadi berbau saat pemanenan. Selain itu juga di Kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran sudah banyak terjadi intrusi laut. Tabel 6. Nilai Konsentrasi Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lampung No Parameter Satuan Kisaran a Baku Mutu b

1. Suhu

o C 28,0-31,5 Alami 2. Salinitas Ppt 22,8-23,5 Alami ±10

3. Ph

- 7,96-8,22 6,5-8,5

4. Pembacaan Seichi Disk

M 1,13-7,55 3

5. Kekeruhan

NTU 1,61-3,37 3

6. Oksigen terlarut

mgl 3,2-6,2 4 7. BOD 5 mgl 10-40 40

8. COD

mgl 398-123 40

9. Minyak Lapisan

mgl - -

10. Koliform

mgl 0-700 1000 11. TSS 10-34 23 12. Logam Berat mgl -Hg mgl 0,001-0,104 0,003 -Cr mgl 0,009-0,054 0,01 -Pb mgl 0,019-0,069 0,01 -Cu mgl 0,013-0,031 0,06 -Cd mgl 0,024-0,044 0,01 Keterangan : a Hasil analisis Wiryawan et al 1999 b Baku Mutu : Kep-02Men-KLH1988 g . Vegetasidan Satwa Di wilayah pesisir Teluk Lampung, termasuk pesisir Kabupaten Pesawaran terdapat 27 jenis mangrove dan termasuk dalam 17 marga. Di Kecamatan Punduh Pidada sendiri ditemukan 12 jenis tanaman mangrove. Secara umum yang dijumpai adalah Rhizopora spp. dengan ketebalan 100 m. Di desa Durian Kecamatan Padang Cermin, komoditas mangrove terdiri dari beberapa spesies multi spesies yang didominasi oleh spesies Rhizophora mucronata. INV berkisar antara 236 hingga 249 dengan kerapatan berkisara antara 188 indha hingga 530 indha. Ketebalan mangrove antara 1 dan 1,5 m. Di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin tipe vegetasi konsesi dengan jenis Rhizophora mucronata sebagai jenis yang dominan dan memiliki INV sebesar 300. Kerapatan individu di daerah ini sebesar 900 indha, dan dengan potensi lahan sebesar 754,70 m²ha. Komoditas mangrove memiliki ketebalan sekitar 4 km Atlas Sumberdaya Pesisir, 2002. Sebagian besar mangrove di Lampung didominasi oleh Api-api Avicennia alba dan Avicennia marina pada lahan yang baru terbentuk, ditunjang oleh buta- buta Bruguiera parvifloradan Excoecaria agallocha yang lazim dijumpai di daerah muara. Agak ke hulu dijumpai nipah Nypa fruticans , pedada Sonneratia caseolaris, dan Xylocarpus granatum yang menunjukkan adanya pengaruh air tawar. Beberapa jenis mangrove lainnya yang ditemukan seperti Rhizophora apiculata, Avicennia marina, Bruguiera silindrica, Excoearia agallocha, Hibiscus tiliaceus, jeruju Achanthus ilicifolius, basang siap Finlaysonia maritima, dan nipah Nypa fruticans. Beberapa jenis mangrove yang ada di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Gambar 31 dan Gambar 32. Gambar 31. Salah Satu Spot Tanaman Mangrove