4.2.4 Geologi dan Jenis Tanah
Formasi Komplek Gunung Kasih Terdiri dari Sekis mengandung mineral logam yang bernilai ekonomis yaitu adanya Sulfida Cu-Pb-Zn dan endapan besi
masiv hematit dan magnetit. Adanya lensa-lensa batu pualammarmer juga sudah ditambang secara luas oleh masyarakat. Jenis geologi dengan formasi
tersebut harus dihindari dalam pengembangan wisata tambak karena selain tidak cocok juga dapat merugikan masyarakat yang mendapatkan penghasilan dari
tambang tersebut. Geologi dengan Formasi Tarahan juga dihindari karena batuan ini di tambang untuk material bahan bangunan, seperti jalan, material urugan, split
dan lain-lain. Sedangkan geologi dan jenis tanah yang cocok untuk pengembangan wisata pantai adalah daerah dengan endapan Alluvial, yang berada di daerah datar
sepanjang pantai, terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung dan gambut. Secara umum daerah pesisir Kecamatan Punduh Pidada memiliki satuan
geologi lingkungan GL-1 dan GL-3 Tabel 5. Berdasarkan karakter satuan geologi lingkungan GL-1 yang menjadi kendala untuk pengembangan wisata
tambak adalah jenis tanahnya aluvium, lempung, atau lumpur. Dengan daya dukung yang lemah. Kedua hal tersebut harus diperhatikan dalam perencanaan
wisata tambak, cara mengatasi kendala tersebut adalah dengan merencanakan aktifitas yang sesuai dengan daya dukungnya. Sedangkan untuk GL-3 yang
menjadi kendala adalah rawan gempa, sehingga daerah dengan satuan geologi lingkungan ini perlu dilakukan perencanaan fasilitas yang dapat mengurangi
resiko bencana gempa.
4.2.5 Tata Guna Lahan
Penggunanaan lahan di Kecamatan Punduh Pidada didominasi oleh tambak merupakan potensi untuk dikembangkan menjadi wisata edukasi. Tambak
yang dominan di Kecamatan Punduh Pidada adalah tambak udang vaname. Berdasarkan tata letaknya jenis tambak yang ada di Kecamatan Punduh Pidada
termasuk tambak layah. Tambak layah terletak dekat sekali dengan dengan laut, di tepi pantai atau muara sungai. Ruang terbuka hijau di Kecamatan Punduh Pidada
ini jumlahnya mencukupi, namun yang menjadi masalah adalah kurangnya penataan dengan baik sehingga manfaat yang didapatkan dari ruang terbuka hijau
sangat sedikit. Masyarakat Kecamatan Punduh Pidada juga banyak yang memanfaatkan lahannya untuk berkebun. Penataan ruang terbuka hijau sangat
mempengaruhi aktifitas terutama sebagai kawasan wisata tambak. Dengan adanya penyusunan rencana dan penataan ruang terbuka hijau dapat mengurangi
kerusakan akibat tambak. Penggunaan lahan di Kecamatan Punduh Pidada yang didominasi oleh tambak terlihat di berbagai spot yang dapat dilihat pada pada
Gambar 41.
Gambar 41. Spot Persebaran Tambak di Kecamatan Punduh Pidada
Sumber : Google earth
Sistem silvofishery penanaman mangrove di sekitar tambak dapat memaksimalkan produksi di lahan tambak tersebut. Tambak silvofishery
berkembang dan dapat didiversifikasi menjadi agrosilvofishery dengan mengkombinasikan tanaman pertanian di pematang tambak. Jenis penutupan
lahan dalam perencanaan ini dibagi menjadi tiga yaitu ruang terbuka hijau, lahan terbangun, dan badan air. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
jarak lahan terbangun minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi, sehingga jika ada lahan terbangun yang tidak sesuai undang-undang tersebut perlu adanya
relokasi demi keamanan masyarakat dan wisatawan. Perencanaan wisata tambak dapat menjadi pilihan solusi agar dapat memanfaatkan tenaga lokal. Persentase
penggunaan lahan di Kecamatan Punduh Pidada diantaranya pemukiman sebesar 7,5 , tambak 5,0 , dan ruang terbuka hijau sebesar 87,5 . Luasan ruang
terbuka hijau masing-masing adalah untuk daerah rawa 3,5, kebun pertanian 3,1 , sawah 6,7, tegalan 4,1 , belukar 27,8 , hutan 42,3.
4.2.6 Hidro-oceanografi
Kualitas air di wilayah Kecamatan Punduh Pidada masih tergolong baik meskipun di beberapa daerah ada yang sudah tidak layak dikarenakan limbah
tambak. Dengan memanfaatkan daerah yang memiliki kualitas air baik akan dapat dikembangkan untuk wisata, sedangkan daerah yang kualitas airnya tidak cukup
layak dapat diperbaiki dengan ruang terbuka hijau terutama mangrove, karena dengan adanya mangrove dampak dari limbah tambak akan dapat diminimalisir.
Selain itu penyusunan rencana atau penataan ruang terbuka hijau juga bertujuan untuk menjaga kualitas lingkungan. Salinitas di sebelah selatan dan barat Teluk
Lampung pesisir Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran lebih tinggi dibandingkan di sebelah utara dan timur Teluk Lampung, hal ini dikarenakan di
sebelah utara dan timur Teluk Lampung terdapat beberapa sungai yang bermuara ke laut. Pasang surut di Kecamatan Punduh Pidada cukup tinggi mencapai 176
cm. Begitu pula dengan gelombang lautnya cukup tinggi mencapai 2 meter. BOD Biological oxygen demand dan COD Chemical oxygen demand
dapat digunakan untuk pengukuran pencemaran air. BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan mengoksidasikan hampir
semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi dalam air. Sedangkan COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat-zat organis secara kimiawi. Nilai COD tidak spesifik karena mengukur apa pun yang dapat dioksidasi secara kimiawi sedangkan BOD hanya
memperhitungkan aktifitas biologis organik. Nilai BOD di kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran masih dalam batas kewajaran baku mutu. Sedangkan nilai
COD nya sudah melebihi batas baku mutu yang ditentukan. Namun faktor lain seperti logam berat, TSS, minyak, dan caliform masih dalam batas baku mutu.