Tambak Perencanaan lanskap kawasan wisata tambak di Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

Kabupaten Pesawaran sendiri memiliki luas kurang lebih 117.377 seratus tujuh belas ribu tiga ratus tujuh puluh tujuh hektar. Batas-batas wilayah kabupaten meliputi: a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu; b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kalirejo, Kecamatan Bangunrejo, Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah; c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Kecamatan Kemiling, Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung; dan d. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Teluk Lampung Kecamatan Kelumbayan dan Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus

3.2 Batasan Penelitian

Lokasi penelitian ini terbatas pada daratan Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran, tidak termasuk pulau-pulau kecil yang ada di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan pengumpulan data dengan tahapan kerja berupa pendekatan sumberdaya, aktivitas, dan peluang terjadinya hazard. Penelitian ini dibatasi hingga pembuatan siteplan perencanaan lanskap kawasan wisata tambak di kawasan pesisir yang berbasis konservasi mangrove dan RTH lainnya.

3.3 Alat dan Bahan

Pengumpulan data hingga pengolahan data dilakukan dengan alat dan bahan yang mendukung. Alat dan Bahan yang dibutuhkan : 1. alat tulis, kamera, laptop, GPS 2. software seperti Photoshop, Sketch Up, ArcGIS, dan Arcview, Erdas 3. peta tematik Kabupaten Pesawaran 4. citra landsat serta data primer dan data sekunder lainnya

3.4 Metode

Metode analisis yang digunakan adalah dengan analisis deskriptif dan juga analisis kuantitatif dengan pembobotan dan skoring. Penentuan letak spasial ruang terbuka hijau serta analisis spasial kesesuaian lahan untuk wisata, tambak, dan mangrove dilakukan dengan metode GIS. Menggunakan GIS untuk analisi spasial pada perencanaan ini bertujuan agar didapatkan hasil yang lebih akurat. Sistem ini banyak digunakan untuk menyimpan, menarik, memelihara, memanipulasi, menganalisa, dan membuat format digital dari data spasial. Sistem ini juga berguna untuk membuat suatu data spasial data bentuk hardcopy dan softcopy Aronoff 1991. GIS geographyc Information System atau dalam Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan Sistem Informasi Geografi SIG adalah suatu sistem informasi yang mampu menggabungkan basis data spasial dengan basis data tabular. Fungsi dari suatu sistem informasi adalah meningkatkan kemampuan dalam membuat keputusan terutama dalam suatu perencanaan tata ruang Rais, 1996. Menurut Star 1990, SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang mereferensi pada koordinat geografi atau spasial dan juga non spasial. SIG sangat membantu dalam bidang perencanaan kota dan daerah, pengelolaan sumberdaya, dan bidang lainnya yang menggunakan informasi geografis. Metode SIG, environmental mapping approach yang digunakan saat analisis spasial sangat tergantung pada komponen yang dipilih dan merupakan parameter yang akan memberikan hasil pada evaluasi tapak. Lyle 1985, menjelaskan bahwa SIG dapat mengumpulkan data yang terbentuk struktur, fungsi, dan juga lokasi. Dua buah file yang berbeda dapat digunakan secara interaktif, misalnya digabung menjadi satu file. Oleh sebab itu alat ini digunakan untuk menunjang perencanaan kawasan pesisir dengan berbasis pada lingkungan, khususnya perencanaan lanskap kawasan wisata tambak karena dapat menganalisa lebih mudah dan cepat. Dalam penelitian ini, SIG digunakan dalam mengklasifikasian tipe penutupan lahan yang terdiri dari pemukiman, badan air, dan RTH. Hasil overlay peta tematik membantu dalam menentukan perencanaan lanskap kawasan wisata tambak.