4.7.1 Rencana Ruang
Berdasarkan analisis spasial dengan mengoverlay beberepa peta komposit didapatkan kawasan dengan kelas sesuai dan tidak sesuai untuk rencana
konservasi mangrove di kawasan wisata tambak. Kawasan dengan kelas sesuai akan direncanakan sebagai ruang wisata inti, yaitu area yang direncanakan untuk
kawasan wisata tambak. Luas ruang wisata inti ini adalah 5,8 1.293,58 ha. Pada ruang wisata inti ini aktifitas yang direncanakan adalah aktifitas wisata
edukatif dengan didominasi oleh aktifitas yang bersifat pasif. Vegetasi yang direncanakan diprioritaskan menggunakan tanaman mangrove.
Kawasan dengan kelas tidak sesuai luas 94,2 yaitu 21.125,42 ha dibagi menjadi dua ruang yaitu ruang wisata pendukung dan ruang penyangga.
Luas untuk ruang wisata pendukung adalah 6.337,63 ha, sedangkan luasan ruang penyangga adalah 14.787,79 ha. Ruang wisata pendukung adalah ruang yang
menghubungkan ruang wisata inti dan penyangga dimana memiliki aktifitas yang tidak terkait langsung. Selain itu ruang wisata pendukung adalah ruang dimana
terdapat berbagai wisata selain wisata tambak sebagai pendukung kegiatan wisata di ruang wisata inti.
Pembagian ruang wisata pendukung dan ruang penyangga dibatasi oleh sirkulasi utama yang ada di dekat pantai. Aktifitas yang direncanakan di ruang
wisata pendukung masih terkait langsung dengan aktifitas wisata di ruang wisata inti, selain itu juga pada ruang wisata pendukung ini banyak aktifitas yang
melibatkan masyarakat lokal. Pada ruang penyangga, aktifitas yang direncanakan aktifitas non-wisata.
4.7.2 Rencana Ruang Terbuka Hijau
Rencana ruang terbuka hijau pada perencanaan ini diutamakan penggunaan vegetasi yang dapat beradapatasi pada kondisi wilayah pesisir,
diantaranya mangrove, dan formasi barringtonia. Penggunaan vegetasi yang cocok pada daerah pesisir ini selain untuk menjaga kualitas lingkungan juga bertujuan
untuk meningkatkan produksi tambak itu sendiri. Penggunaan jenis tanaman baik mangrove dan non-mangrove diprioritaskan pada tanaman lokal.
Penataan vegetasi mangrove akan dibedakan menjadi dua, untuk zonasi dari arah garis pantai ke arah darat dimulai dari zona Rhizophora dan Nypa.
Untuk zonasi dari arah garis pantai ke arah laut dimulai dari zona Rhizophora dan Avicennia. Penataan vegetasi mangrove dan selain mangrove dalam perencanaan
ini memperhatikan daerah penyangga pantai atau sempadan pantai. Berdasarkan aturan pemerintah sempadan pantai atau green belt adalah sedikitnya 100 meter
dari pasang tertinggi. Penyangga pantai yang direncanakan pada tapak ini adalah 250 meter dengan kombinasi antara vegetasi mangrove dan non-mangrove
berdasarkan jenis pantainya. Untuk jenis pantai berlumpur penyangga pantai terdiri dari vegetasi mangrove dan vegetasi dengan formasi baringtonia. Tanaman
untuk penyangga pantai berpasir menggunakan formasi baringtonia, diutamakan pohon kelapa dan palem-paleman.
Penggunaan mangrove dalam rencana ruang terbuka hijau ini sangatlah penting. tegakan mangrove dapat menjerat sedimen lumpur sehingga terjadi
pengendapan dan pendangkalan lahan yang dapat menjadi habitat mangrove itu sendiri serta dapat memperluas area mangrove ke arah laut yang dapat berfungsi
sebagai pelindung pantai alami. Selain itu, Kawasan hutan mangrove dapat mengurangi limbah air tambak dengan cara mengendapkan senyawa kimiawi,
pengambilan nutrient melalui tumbuhan mangrove, penguraian bahan organik oleh mikroba dan penyerapan mineral oleh tanah. Jenis dan fungsi tanaman yang
dapat digunakan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 14. Jenis dan Fungsi Tanaman yang Digunakan
No. Jenis Tanaman
Fungsi Tanaman PS
PL PI
KT PT
PN PA
ES PB
a. Tanaman Mangrove
1. Achanthus ilicifoliusJeruju
√ √
√ √
√ 2.
Avicennia albaApi-api √
√ √
√ √
3. Avicennia marinaApi-api
√ √
√ √
4. Bruguiera parviflora Buta-
buta √
√ √
√ 5.
Bruguiera silindricaButa-buta √
√ √
√ 6.
Excoearia agallochaKayu buta
√ √
√ √
7. Finlaysonia maritimaBasang
siap √
√ √
√ 8.
Nypa fruticansNipah √
√ √
√ √
√ 9.
Rhizophora apiculataBakau putih
√ √
√ √
√ 10. Rhizophora mucronataBakau
hitam √
√ √
√ √
11. Sonneratia caseolarisPedada √
√ √
√ 12. Xylocarpus granatumNyiri
√ √
√ √
b. Formasi Barringtonia
1. Barringtonia asiatica Keben
√ √
√ √
2. Calophyllum
inophyllumNyamplung √
√ √
3. Casuarina equisetifolia
Cemara Laut √
√ √
√ √
√ √
4. Cerbera manghas Bintaro
√ √
√ √
5. Erythrina orientalis Dadap
laut √
6. Hibiscus tiliaceusWaru laut
√ √
√ √
7. Cocos nuciifera Kelapa
√ √
8. Pandanus tectoriusRasau
putih 9.
Terminalia catappaKetapang √
√ √
√ √
√
Keterangan : PS = Penyangga
PT = Peneduh PL = Penyerap Limbah
PN = Pengarah PI = Pereduksi Intrusi Laut
PA = Penahan Angin KT= Konservasi Tanah dan Air
ES = Estetika PB = Pembatas
Vegetasi yang digunakan di ruang wisata inti dan ruang wisata pendukung diutamakan mangrove dan formasi barringtonia. Hal ini dikarenakan ruang wisata
inti dan ruang wisata pendukung berada di kawasan yang berbatasan langsung dengan laut sehingga memerlukan penyangga pantai. Penyangga pantai yang
direncanakan dibedakan menjadi dua yaitu untuk penyangga pantai berpasir dan pantai berlumpur. Pada pantai berlumpur menggunakan vegetasi utama yaitu
mangrove dan dikombinasikan dengan vegetasi barringtonia. Sedangkan pada
pantai berpasir menggutamakan vegetasi formasi barringtonia. Selain penyangga pantai juga diperlukan tanaman penyangga sungai, untuk daerah muara sungai
menggunakan tanaman mangrove. Untuk menjaga kualitas lingkungan kawasan pesisir direncanakan juga hutan mangrove untuk mengkonservasi keberadaan
mangrove. Pada ruang penyangga direncanakan ruang terbuka hijau berupa hutan lindung untuk menjaga kualitas lingkungan daratan yang jauh dari laut yang akan
berdampak pula pada kualitas lingkungan pesisir. Berdasarkan hasil analisis spasial kawasan konservasi mangrove yang dikembangkan seluas 493,22 ha.
Jenis ruang terbuka hijau yang direncanakan adalah penyangga pantai dengan lebar 250 meter, penyangga sungai selebar 50 meter, hutan pantai, koridor
hijau jalan, hutan lindung, dan ruang terbuka hijau lainnya yang memiliki vegetasi dengan fungsi arsitektural dan fungsi ekologi. Penentuan lebar penyangga pantai
dan sungai berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Departemen kehutanan No. 507IV-BPHH1990 serta pertimbangan untuk coastal
protection. Koridor hijau jalan direncanakan bertujuan agar dapat mengarahkan angin sehingga dapat memberikan kenyamanan pengguna. Penyangga pantai yang
direncanakan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan tipe pantai, untuk pantai berlumpur penyangga pantai terdiri dari tanaman mangrove yang dikombinasikan
dengan tanaman formasi barringtonia sedangkan untuk penyangga pantai berpasir hanya digunakan tanaman dengan formasi barringtonia.
Gambar 50. Penyangga Pantai Berlumpur