Tata Guna Lahan Perencanaan lanskap kawasan wisata tambak di Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

f. Hidro-oceanografi

Kecamatan Punduh Pidada memiliki 5 sungai yaitu Sungai Way Bawang, Way Punduh, Way Sanggi, Way Pidada, dan Way Batu Raja. Beberapa sungai yang cukup besar yang bermuara di Teluk Lampung, diantaranya adalah Way Ratai, Way Sabu, Way Pedada, dan Way Punduh. Pada umumnya sungai-sungai tersebut memiliki lembah yang sempit dan terjal, dengan aliran sungai bersifat musiman, fluktuasi debit aliran tergantung musim, pada musim hujan aliran besar dan keruh sedangkan dimusim kemarau kecil dan jernih. Wilayah teluk dibatasi oleh morfologi perbukitan, sehingga sungai-sungai yang bermuara di Teluk Lampung relatif adalah sungai yang pendek dengan daerah aliran sungai yang sempit. Kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran termasuk dalam kawasan perairan Teluk Lampung. Tipe pasang surut ganda. Pasang surut campuran dengan dominasi ganda ini merupakan pengaruh dari Lautan Hindia yang berada di sebelah selatan dan barat. Pasang surut ganda terjadi dua kali pasang dan dua kali surut terjadi secara berurutan secara teratur, periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Kisaran tinggi pasang surut rata-rata mencapai 176 cm. Pasang surut ini cocok untuk pengembangan tambak, pasang surut yang baik untuk tambak adalah 1-2 meter. Kisaran pasang surut yang besar terjadi pada saat pasang surut purnama, sedangkan kisaran pasang surut yang kecil terjadi pada saat pasang surut perbani. Pada bulan Mei-September kecepatan arus di perairan Teluk Lampung 8 cmdetik, dengan tinggi gelombang 1 m. sedangkan pada bulan Oktober-April kecepatan arus rata-rata mencapai 80 cmdet, dengan tinggi gelombang 1-2 m. Berdasarkan hasil penelitian CRMP 1999 diketahui bahwa parameter suhu, salinitas, pH, kecerahan, kekeruhan, kandungan minyak, Cu dan coliform di Pesisir Pesawaran masih tergolong memenuhi syarat standar baku mutu untuk pariwisata dan rekreasi ataupun budidaya perikanan dan biota laut. Sebaliknya COD dan kandungan Cd sudah berada di luar batas yang diperbolehkan untuk kegiatan yang sama; sedangkan BOD, DO, Cr, Pb dan padatan tersuspensi masih memenuhi syarat untuk tujuan rekreasi maupun budidaya di beberapa tempat, tetapi sudah berada di luar batas yang diperbolehkan. Kualitas perairan Teluk Lampung dapat dilihat lebih lengkap pada Tabel 6. Kualitas air di kawasan pesisir Kabupaten Pesawaran masih tergolong baik. Hal ini mendukung dalam pengembangan usaha budidaya terutama budidaya tambak udang dan budidaya kerapu. Pada beberapa lokasi seperti daerah Punduh Pidada di sekitar area tambak, kondisi kualitas air sudah menunjukkan adanya penurunan kondisi kualitas air. Hal ini disebabkan karena adanya limbah produksi dari tambak Rencana Strategis 2011. Hal ini sesuai dengan pengamatan pada tapak, bahwa sudah banyak penduduk pesisir yang meminum air kemasan dikarenakan air sumur yang sebelumnya biasa mereka pakai telah tercemar baik kandungan kimianya maupun biologi. Hal ini banyak terjadi di rumah penduduk yang dekat dengan tambak. Selain itu tambak juga menyebabkan pencemaran udara, udara menjadi berbau saat pemanenan. Selain itu juga di Kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran sudah banyak terjadi intrusi laut. Tabel 6. Nilai Konsentrasi Parameter Kualitas Perairan di Teluk Lampung No Parameter Satuan Kisaran a Baku Mutu b

1. Suhu

o C 28,0-31,5 Alami 2. Salinitas Ppt 22,8-23,5 Alami ±10

3. Ph

- 7,96-8,22 6,5-8,5

4. Pembacaan Seichi Disk

M 1,13-7,55 3

5. Kekeruhan

NTU 1,61-3,37 3

6. Oksigen terlarut

mgl 3,2-6,2 4 7. BOD 5 mgl 10-40 40

8. COD

mgl 398-123 40

9. Minyak Lapisan

mgl - -

10. Koliform

mgl 0-700 1000 11. TSS 10-34 23 12. Logam Berat mgl -Hg mgl 0,001-0,104 0,003 -Cr mgl 0,009-0,054 0,01 -Pb mgl 0,019-0,069 0,01 -Cu mgl 0,013-0,031 0,06 -Cd mgl 0,024-0,044 0,01 Keterangan : a Hasil analisis Wiryawan et al 1999 b Baku Mutu : Kep-02Men-KLH1988 g . Vegetasidan Satwa Di wilayah pesisir Teluk Lampung, termasuk pesisir Kabupaten Pesawaran terdapat 27 jenis mangrove dan termasuk dalam 17 marga. Di Kecamatan Punduh Pidada sendiri ditemukan 12 jenis tanaman mangrove. Secara umum yang dijumpai adalah Rhizopora spp. dengan ketebalan 100 m. Di desa Durian Kecamatan Padang Cermin, komoditas mangrove terdiri dari beberapa spesies multi spesies yang didominasi oleh spesies Rhizophora mucronata. INV berkisar antara 236 hingga 249 dengan kerapatan berkisara antara 188 indha hingga 530 indha. Ketebalan mangrove antara 1 dan 1,5 m. Di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin tipe vegetasi konsesi dengan jenis Rhizophora mucronata sebagai jenis yang dominan dan memiliki INV sebesar 300. Kerapatan individu di daerah ini sebesar 900 indha, dan dengan potensi lahan sebesar 754,70 m²ha. Komoditas mangrove memiliki ketebalan sekitar 4 km Atlas Sumberdaya Pesisir, 2002. Sebagian besar mangrove di Lampung didominasi oleh Api-api Avicennia alba dan Avicennia marina pada lahan yang baru terbentuk, ditunjang oleh buta- buta Bruguiera parvifloradan Excoecaria agallocha yang lazim dijumpai di daerah muara. Agak ke hulu dijumpai nipah Nypa fruticans , pedada Sonneratia caseolaris, dan Xylocarpus granatum yang menunjukkan adanya pengaruh air tawar. Beberapa jenis mangrove lainnya yang ditemukan seperti Rhizophora apiculata, Avicennia marina, Bruguiera silindrica, Excoearia agallocha, Hibiscus tiliaceus, jeruju Achanthus ilicifolius, basang siap Finlaysonia maritima, dan nipah Nypa fruticans. Beberapa jenis mangrove yang ada di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Gambar 31 dan Gambar 32. Gambar 31. Salah Satu Spot Tanaman Mangrove Gambar 32. Pohon Bakau di Pinggir Pantai Pantai sekitar Teluk Lampung mengalami degradasi dan kohesi lebih besar lagi karena dampak urbanisasi. Kawasan yang semula merupakan hutan mangrove telah berubah menjadi tambak udang. Berdasarkan hasil lokakarya pada tahun 2010 yang dilakukan oleh LSM Mitra Bentala, terdapat 75 kawasan mangrove beralih fungsi menjadi tambak. Berdasarkan pengamatan dan beberapa wawancara di tapak, penduduk sekitar menyebutkan bahwa jumlah mangrove yang beralih fungsi menjadi tambak sangat tinggi. Hal ini membuat penduduk di kawasan pesisir, menjadi khawatir karena dengan menghilangnya mangrove maka wabah malaria akan menyerang. Mangrove merupakan sarang dari nyamuk malaria. Beberapa tanaman mangrove yang tersisa pun banyak yang rusak karena kegiatan tambak yang tidak memperhatikan keberadaan mangrove Gambar 33. Pada tahun 2011 terjadi wabah malaria yang sangat berbahaya. Luas hutan mangrove di Kabupaten Pesawaran saat ini adalah 1.200 ha. Gambar 33. Kondisi Tanaman Mangrove yang Rusak Karena Kegiatan Tambak Selain mangrove di pesisir Teluk Lampung juga terdapat formasi Barringtonia, seperti ketapang Terminalia catappa , waru laut Hibiscus tiliaceus, nyamplung Calophyllum inophyllum, cemara Casuarina equisetifolia, dan rasau putih Pandanus tectorius. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan di lapang banyak ditemukan tanaman ketapang, cemara, nyamplung, waru laut, dan kelapa. Formasi Barringtonia tersebut juga banyak ditemui di kawasan pesisir Kecamatan Punduh Pidada seperti pada Gambar 34. Gambar 34. Tanaman dengan Formasi Baringtonia Kec. Punduh Pidada Jumlah populasi ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba, di Kecamatan Punduh Pidada Kabupaten Pesawaran pada tahun 2010 masing- masing adalah 311, 247, 6.801, dan 691. Sedangkan Jumlah populasi unggas seperti ayam dan itik masing-masing adalah 10.956 ekor dan 762 ekor.

h. Fasilitas dan Aksesibilitas

Pariwisata di Lampung khususnya wisata bahari diprioritaskan di pesisir Teluk Lampung. Hal ini dikarenakan wilayah Teluk Lampung secara administrasi merupakan territorial Kota Bandar Lampung, sehingga infrastruktur dan fasilitasnya sudah tersedia. Oleh karena itu aksesibilitasnya juga lebih baik dibandingkan kawasan yang berpotensi lainnya. Dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa pesisir Kabupaten Pesawaran termasuk dalam kawasan pesisir Teluk Lampung, sehingga termasuk dalam wilayah yang diprioritaskan untuk dikembangkan pariwisata. Fasilitas pendidikan dan kesehatan di Kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran sudah ada dan mencukupi. Hanya saja berdasarkan pengamatan lapang, fasilitas transportasi di kawasan pesisir ini kurang memadai. Tidak adanya angkutan umum membuat akses menuju Kawasan Pesisir Kabupaten Pesawaran Kecamatan Punduh Pidada dan Kecamatan Padang Cermin sulit dijangkau. Masyarakat sekitar beraktifitas dengan menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu sirkulasi kendaraan juga banyak yang rusak, berlubang, dan berbatu. Hal tersebut banyak ditemui di sepanjang jalan di Kecamatan Punduh Pidada. Kondisi jalan di Kecamatan Punduh Pidada dapat dilihat pada Gambar 35 dan Gambar 36. Gambar 35. Jalan yang Sudah Diaspal Gambar 36. Jalan yang Belum Diaspal