Jasa Lingkungan Analisis kemauan membayar masyarakat perkotaan untuk jasa perbaikan lingkungan, lahan dan air (suatu kasus DAS Citarum Hulu)

diperoleh bahwa keragaman debit aliran di Citarum Hulu akan meningkat antara 90 sampai 150 Boer, 2004. Penurunan pasokan air karena semakin buruknya kualitas lingkungan di Hulu DAS Citarum dan diperparah dengan penggunaan lahan dan kerusakan hutan yang dirasakan oleh pengguna jasa lingkungan air minum.

2.12 Jasa Lingkungan

Secara sederhana jasa lingkungan dapat diartikan sebagai keseluruhan konsep sistem alam yang menyediakan aliran barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia dan linkungan. Jasa lingkungan ini dihasilkan oleh proses yang terjadi pada ekosistem alam. Contoh, hutan sebagai ekosistem alam, selain menyediakan berbagai produk kayu dan non kayu, merupakan suatu reservoir besar yang dapat menampung air hujan, menyaring air tersebut dan kemudian melepaskannya secara gradual sehingga air tersebut bermanfaat bagi manusia. Fungsi hutan dalam siklus air tidak disadari sampai akhirnya terjadi pembabatan hutan yang menyebabkan banjir dan menurunnya kualitas air, meningkatkan kerentanan masyarakat hilir sehingga kualitas hidup mereka terancam. Keberadaan jasa lingkungan ini sering dianggap sebagai anugerah dari alam semesta. Jika dilihat lebih jauh, selain faktor alam terdapat pula peran manusia yang mempengaruhi keberadaan jasa lingkungan tersebut. Masyarakat yang berpenghidupan dari hasil alam atau mengelola lahan merupakan ujung tombak intervensi terhadap keberadaan jasa lingkungan. Selanjutnya kelompok masyarakat ini diistillahkan dengan ”masyarakat penyedia jasa lingkungan”, yang atas usaha perlindunganm dan pengelolaan dapat dikategorikan sebagai pelindung dan pengelola. Adanya berbagai masalah dalam menjaga kelestarian lingkungan serta gagalnya pendekatan dimasa lalu, telah memicu berkembangnya suatu sistem dimana masyarakat penyedia jasa lingkungan diakui dan diberi imbalan atas usaha yang mereka lakukan. Prinsip dasar dari konsep ini adalah bahwa masyarakat penyedia jasa lingkungan perlu mendapat kompensasi terhadap usaha yang mereka lakukan, dilain pihak, pengguna jasa lingkungan perlu membayar atas jasa lingkungan yang mereka manfaatkan. Ladell-Mills dan Porras 2002, mengemukakan beberapa mekanisme imbal jasa lingkungan yang populer didunia, seperti : 1. Direct Negotiation : transaksi lansung antara penyedia dan pengguna jasa lingkungan. Biasanya tercakup dalam suatu proyek pembangunan lingkungan dan sering kali menghasilkan proses negosiasi yang panjang. 2. Intermediary-based transction : Fasilitator berperan agar transaksi dalam hal mencari informasi, bernegosiasi, dan menyelesaikan proses transaksi menjadi rendah. Selain itu fasilitator juga berperan untuk mereduksi resiko kegagalan dengan membangun kapasitas masyarakat, mencari patner yang tepat serta mengidentifikasi masalah yang ada. Trust fund , LSM Lokal dan International merupakan bentuk fasilitator yang paling umum. 3. Pooled transaction : Pendekatan yang mengandung resiko transaksi dengan membagikan investasi melalui beberapa pengguna jasa lingkungan. Dana terkumpul biasanya cukup besar untuk mendifersifikasikan investasi. 4. Joint Venture : mekanisme yang melibatkan investor yang menawarkan input yang seimbang untuk memulai suatu perusahaan dan menyalurkan imbalan bagi lingkungan melalui perusahaan tersebut dalam bentuk bagi keuntungan, kosultasi teknis, dana lansung, dan lain-lain. 5. Retail based traders : Imbalan jasa lingkungan terlampir dalam produk pasar dan jasa, contoh : harga premium bagi produk ramah lingkungan. 6. Internal traiding : transaksi antar departemen dalam suatu organisasi, contoh : imbal jasa antar departemen dalam pemerintah. 7. Over the counter tradersuser fees : Pada mekanisme ini jasa lingkungan dikemas terlebih dahulu untuk dijual, contoh : kredit kualitas air untuk perbaikan lingkungan. Kesatuan jasa lingkungan belum banyak mendapatkan perhatian dalam literatur. Namun demikian, pengalaman praktis menunjukkan bahwa berkembangnya permintaan suplai dari jasa ini dapat saling bersifat komplementer antar jasa. Terdapat dua perdekatan untuk pengembangan pasar ini, yaitu : 1. Menggabungkan jasa yaitu jasa tidak boleh di jual secara indifidual dan terbagi-bagi sehingga dapat memberikan kontrol yang baik terhadap biaya transaksi, dan 2. Menawarkan jasa tersebut. Pendekatan kedua lebih membuat penjual membagi paket jasa untuk dijual ke berbagai pembeli. Hasilnya adalah alokasi sumberdaya yang lebih efisien dan pendapatan penjual yang lebih tinggi. Pasar melibatkan banyak stakeholder. Meskipun sektor privat merupakan pelaku utama, namun LSM Lokal, Komunitas, Pemerintah, NGO Internasional dan donor juga memegang peranan penting sebagai penjual, pembeli, perantara dan suplier jasa tersebut. Usaha untuk mempromosikan pasar untuk jasa lingkungan harus berusaha mengkapitalisasikan berbagai antusiasisme stakeholder dan menghindari alienasi group tertentu yang dapat menghambat perkembangan pasar.

2.13 Definisi Pembayaran Jasa Lingkungan