Kerangka Pemikiran Analisis kemauan membayar masyarakat perkotaan untuk jasa perbaikan lingkungan, lahan dan air (suatu kasus DAS Citarum Hulu)

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Wilayah hulu DAS Citarum dengan fungsi utama sebagai daerah penyangga untuk daerah hilir dan sebagai penyedia jasa air sekarang ini kondisinya telah mengalami kerusakan yang cukup nyata. Berbagai data dan informasi mengatakan bahwa terjadi peningkatan pembangunan diberbagai sektor dan pertumbuhan penduduk yang menyebabkan kerusakan fisik maupun biofisik, hal ini menyebabkan berkurangnya fungsi kawasan tersebut sebagai daerah penyangga. Upaya kegiatan pelestarian telah dilaksanakan, salah satunya adalah pembayaran jasa lingkungan untuk perbaikan wilayah DAS Citarum Hulu tersebut. Pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan melakukan kegiatan konservasi yang telah mengalami kerusakan. Persoalan yang kemudian muncul adalah bagaimana persepsi PJL dan bagaimana kemauankeinginan membayar maupun seberapa nilai kompensasi jasa lingkungan sehingga perlu dilakukan penelitian. Dari berbagai studi menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan, hutan dan lahan di wilayah hulu akibat dari penggunaan yang memperhitungkan daya dukung lingkungan. Sehingga kerusakan dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat juga perubahan pola penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian, berkurangnya areal hutan, semakin intensifnya pemanfaatan lahan dan kurangnya usaha konservasi tanah dan air serta belum jelasnya arah dan implementasi pembangunan dalam mengatasi permasalahan sumberdaya alam dan lingkungan seperti banjir, kekeringan, pencemaran, erosi, sediment dan sebagainya. Dan akibat kondisi sosial ekonomi, dimana kondisi sosial ekonomi masyarakat di bagian hulu DAS Citarum sangat memprihatinkan. Hal ini dilihat dari tingkat pencapaian dan pendidikan yang rendah di wilayah tersebut. Petani yang miskin akan menggunakan lahan dan menebang hutan hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa memperhitungkan daya dukung sumberdaya lahan tersebut. Penurunan kualitas sumberdaya lahan dan tingkat hidup petani merupakan sebab dan akibat dari kemiskinan petani, sebab kemiskinan merupakan sumber kerusakan lingkungan lahan dan air. Berkaiatn dengan kerusakan tersebut maka akan mempengaruhi ketersediaan air untuk kebutuhan pertanian, konsumsi 53 dan industri, dan hal terlihat ketika terjadi antar yaitu antara musim hujan ke musim kemarau. Meningkatnya pembangunan diberbagai sektor dan jumlah penduduk di DAS Citarum Hulu memberikan pengaruh terhadap perubahan tataguna lahan di daerah tersebut. Hal ini didorong juga oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah sehingga terdapat suatu bentuk pola penggunaan lahan dan perusakan hutan dan lingkungan yang lambat laun dapat mempengaruhi kondisi sumberdaya air, khususnya yang terjadi di kawasan DAS Citarum. Kondisi DAS Citarum Hulu sangat dipengaruhi oleh ekosistem yang ada sehingga dapat mempengaruhi kondisi sumberdaya air dan ketersediaan air, seperti ketika musim hujan terjadi banjir dan musim kemarau terjadi kekeringan. Penanganan permasalahan di wilayah DAS Citarum Hulu telah banyak melibatkan berbagai pihak. Terlebih lagi pihak pemerintah sebagai penentu arah kebijaksanaan pengelolaan DAS Citarum Hulu secara berkelanjutan. Penelitian yang dilakukan ini, lebih menekankan pada aspek sosial yaitu dengan mengidentifikasi berbagai permasalahan kondisi sumberdaya air yang ada saat ini. Selain itu penelitian ini juga menekankan pada aspek sosial ekonomi masyarakat hilir, yaitu bagaimana kemauan membayar dan besarnya membayar masyarakat sebagai pengguna jasa lingkungan untuk memberikan kompensasiinsentif bagi jasa perbaikan lingkungan di DAS Citarum Hulu. Diharapkan dengan mengkaji kedua aspek tersebut dapat memberikan solusi dalam kebijakan pengelolaan sumberdaya air bagi perbaikan lingkungan di DAS Citarum Hulu. Selain itu, diharapkan dapat memberikan kebijakan pengelolaan mengenai insentif pembayaran kompensasi untuk perbaikan lingkungan di DAS Citarum Hulu. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka disusun kerangka pemikiran sebagaimana pada Gambar 2 menjelaskan alur pemikiran penelitian tentang analisis kemauan membayar masyarakat perkotan bagi jasa perbaikan lingkungan, lahan dan air. 54 Variabel yang tidak diteliti Variabel yang diteliti ------------- Gambar 2 Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian Kemauan Membayar Masyarakat Perkotaan Willingness to Pay Kebijakan Insentif DisInsentif Persepsi–Persepsi untuk Jasa Perbaikan Lingkungan, dan Pilihan Air Ketersediaan Air Makin Menurun Kerusakan Lingkungan Supply dan Demand Harga Air Air Pertanian Air Minum Air Industri Pertumbuhan Penduduk Upaya-Upaya Perbaikan Lingkungan di DAS Citarum Hulu Penentuan Harga Air Kerusakan Hutan, Lahan dan Air DAS CITARUM HULU 55

3.2 Hipotesis