Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan

Bertolak dari kondis aktual yang telah diuraikan di atas, maka dapat dihimpun beberapa masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini, yaitu : 1. Menganalisis persepsi masyarakat tentang jasa perbaikan lingkungan. 2. Menganalisis kemauan membayar masyarakat WTP tentang jasa perbaikan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menganalisis persepsi masyarakat tentang kondisi sumber air yang tersedia.

1.3 Tujuan Penelitian

Setelah memperhatikan kenyataan yang terdapat pada latar belakang dan perumusan masalah, maka dibuatlah beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu : 1. Menganalisis persepsi masyarakat tentang jasa perbaikan lingkungan. 2. Menganalisis kemauan membayar masyarakat WTP tentang jasa perbaikan lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menganalisis persepsi masyarakat tentang kondisi sumber air yang tersedia. 1.4 Manfaat Penelitian Peneliti juga berharap agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi Pemerintah dan Stakeholder. Peneliti juga berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pembanding bagi peneliti lain untuk pengembangan penelitian yang lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan suatu bentuk kemauan membayar masyarakat untuk jasa perbaikan lingkungan di DAS Citarum. Air yang dimaksudkan merupakan air permukaan yang berasal dari DAS Citarum yang pendistribusiannya melalui PDAM dan air tanah. Sedangkan ketersediaan air yang dimaksudkan merupakan bentuk ketersediaan air secara kualitas dan kuantitas air. Aspek ekonomi yang dikaji berdasarkan masyarakat yang menggunakan jasa air yang berasal dari DAS Citarum dan air tanah., dalam hal ini lebih ditekankan pada wilayah hilir kota sebagai pengguna air terbesar. Analisis penelitian ini ditekankan pada analisis persepsi untuk jasa lingkungan dan analisis kemauan membayar WTP untuk jasa perbaikan lingkungan dan faktor-faktor yang yang mempengaruhinya, analisis persepsi terhadap kondis sumber air PDAM dan air tanah. II TINJAUAN MENGENAI BERBAGAI KONSEP TERKAIT DAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan

Anwar 1999, mengemukakan bahwa mengingat sifat-sifat yang melekat pada air sebagaimana yang telah diuraikan di depan, maka dipertanyakan bagaimanakah sebenarnya pengalokasian sumberdaya air tersebut agar dapat berdaya guna dan berhasil guna yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Sumber dari ketidakefisienan dalam alokasi sumberdaya air adalah karena secara fisik terjadi saling ketergantungan yang menjadi penyebab eksternalitas. Eksternalitas menyebabkan biaya yang dilihat pihak swasta berbeda dengan biaya sosial yang ditanggung masyarakat. Mengingat sifat sumberdaya air yang sebagian bersifat milik indifidu dan sebagian menunjukkan sifat barang umum serta untuk menghindari dan mengatasi inefisiensi pengelolaan sumberdaya air yang berupa kegagalan pasar dan kemubaziran dalam pemanfaatannya, maka campur tangan Pemerintah menjadi perlu. Lebih lanjut Anwar 1999, menjelaskan campur tangan Pemerintah tersebut antara lain : 1. Peraturan-peraturan, seperti pencegahan pembuangan limbah atau sampah- sampah pertanian, rumah tangga dan industri kepada badan-badan air yang sekarang masih dianggap sebagai sumberdaya milik bersama. 2. Pembangunan proyek-proyek bagi kepentingan umum seperti proyek pencegahan banjir, bangunan irigasi, dan penggelontoran. 3. Memberi hak-hak penggunaan air yang jelas, dimana hak-hak tersebut dapat ditransfer, sehingga rentang dari dampak fisik yang ditimbulkannya dapat bertumpang tindih dengan tanggung jawab yang diakui secara hukum. Dengan demikian, seseorang yang diakui kepemilikannya dapat berhak menerima pembayaran kompensasi jika biaya yang ditanggungnya meningkat apabila terjadi pemompaan air oleh pihak lain. 4. Melaksanakan kebijaksanaan pajak atau subsidi, untuk mengoreksi agar biaya swasta akan tepat mencapai tingkat biaya sosial. 5. Melakukan pengendalian terhadap sumberdaya air yang mengandung eksternalitas secara terpusat, dengan harapan agar pengelolaan tunggal ini dapat menginternalisasikan dampak ekternal dalam penghitungan biayanya. 6. Mendirikan dan mengoperasikan pemanfaatan sumberdaya air oleh perusahaan air minum, perusahaan pembangkit tenaga listrik dan lain-lain. Pengalokasian sumberdaya air adalah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi, pemerataan, menyelesaikan konflik-konflik yang timbul, peran serta masyarakat, pengendalian air setempat yang banyak ditentukan oleh faktor- faktor yang bersifat sosio-kultural serta politik yang ada. Terjadinya ketidakpastian atas aspek yang bersifat legal, fisik dan hak pemakaian juga perlu diperbaiki. Demikian juga harus diusahakan agar terdapat fleksibilitas dalam mekanisme alokasi baik secara teknis dan kelembagaan sehingga penggunaan sumberdaya air dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan antar wilayah, antar berbagai penggunaan dan antar para pengguna dalam berbagai waktu dengan biaya rendah. Anwar 1999, menjelaskan bahwa peranan swasta dalam arti luas dalam pengembangan sumberdaya air pada masa yang akan datang sudah saatnya untuk tampil karena keberadaannya sudah dikehendaki oleh masyarakat. Peningkatan peran swasta ini memerlukan fasilitas dalam sebuah kerangka sistem legal perundang-undangan dan pengaturan, sehingga sumberdaya air dapat didayagunakan secara lebih efisien dan konsumen tidak merasa dirugikan. Perubahan strategi pembangunan kearah berkelanjutan mengandung arti bahwa sumberdaya air harus dialokasikan kearah pemanfaatan air dengan efisiensi yang semakin lebih tinggi. Hal ini mengandung arti bahwa, dengan semakin langkanya sumberdaya air, maka air akan merupakan sumberdaya terpenting yang dapat menimbulkan berbagai konflik dalam penggunaannya. Oleh karena itu, sumberdaya air tersebut harus dipergunakan untuk menghasilkan sebesar-besarnya manfaat kepada masyarakat luas dengan mengurangi kemubaziran, serta alokasi sumberdaya tersebut kearah yang berkeadilan sosial.

2.2 Sumberdaya Air dalam Perspektif Etika Lingkungan