20
d. Langkah-langkah dan Desain Metode Student Facilitator and Explaining
SFE
Metode Student Facilitator and Explaining SFE mempunyai tahapan atau langkah-langkah seperti berikut:
32
1 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapaikompetensi dasar,
2 Guru
mendemonstrasikanmenyajikan garis-garis
besar materi
pembelajaran, 3
Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui baganpeta konsep. Hal ini dilakukan secara bergiliran.
4 Guru menyimpulkan ide pendapat dari siswa,
5 Guru menerangkan materi yang disajikan saat itu,
6 Penutup
7 Evaluasi
Adapun langkah-langkah metode Student Facilitator and Eksplaining SFE adalah sebagai berikut:
1 Sajian Materi, adanya sajian materi yang akan dipelajari dan dibahas oleh
guru dan murid. 2
Siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, 3
Kesimpulan dan Evaluasi 4
Refleksi Berdasarkan langkah-langkah di atas maka peneliti membuat langkah-
langkah atau Desain Metode Student Facilitator and Eksplaining SFE yang berupa penggabungan dari berbagai pendapat dari Yamin Riyanto dan Erman
Suherman yang akan diterapkan yaitu: 1
Guru menyampaikan Kompetensi yang akan dicapai Kompetensi yang akan dicapai ini penting untuk memotivasi siswa untuk
mencapai standar
kompetensi yang akan dicapai sehingga siswa diupayakan untuk serius dalam belajar.
2 Guru menyajikan materi
32
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi GuruPendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efek tif Dan Berk ualitas, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,2010h.283
21
Sajian materi yang diberikan guru adalah sebagai gambaran bagi siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan
basic kemampuan siswa. 3
Membagikan siswa ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 anak. Dalam pembagiannya maka dilakukan dengan siswa yang
memiliki kemampuan heterogen. tujuan dibagikan kelompok secara heterogen agar dapat saling bertukar pikiran tentang kemampuan materi
yang sedang dipelajari. 4
Memberikan kesempatan kepada murid untuk saling berdiskusi dan membuat ide dalam bentuk peta konsep.
5 Memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menjelaskan kepada
kelompok lainnya dari hasil ide-ide yang dituangkan dalam bentuk peta konsep. Hal ini dilakukan bergiliran antar kelompok tujuannya agar setiap
individu bertanggungjawab atas apa yang telah dipelajari dan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
6 Evaluasi dan Refeksi, pada tahap ini setiap kelompok mengoreksi jawaban
dari kelompok lain dan bisa saling melengkapi jika ada yang kurang. Peran siswa sebagai Facilitator dan penjelas dalam metode ini yaitu
merencanakan bagaimana cara mereka mengajari materi yang sedang dipelajari kepada satu sama lain dan menyampaikannya secara lisan melalui peta konsep
kepada anggota kelompok lainnya. Selain itu, menggambarkan bagaimana cara menyelesaikan
tugas yang
diberikan tanpa
memberikan jawabannya,
memberikan umpan balik yang spesifik mengenai pekerjaan siswa lain, dan menyelesaikan tugas dengan meminta siswa lain untuk mendemonstrasikan cara
mengerjakan tugas tersebut. Sedangkan peran guru yaitu sebagai manager ,guru memonitor disiplin
kelas dan hubungan interpersonal, dan memonitor ketepatan penggunaan waktu dalam menyelesaikan tugas. Guru memberikan pengarahan kepada kelompok
dengan menyatakan tujuan dari tugas atau materi yang diberikan, mendorong dan memastikan siswa untuk berpartisipasi. Membuat siswa mendapat giliran adalah
salah satu cara untuk memformalkan partisipasi seluruh anggota kelompok. Selain
22
itu, memberikan kesempatan untuk menyampaikan umpan balik positif kepada semua anggota kelompok.
Adapun Desain pembelajaran Student Facilitator yang akan diterapkan yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kegiatan Guru dan Siswa Dalam Metode pembelajaran Sudent Facilitator
and Explaining SFE
Tahap SFE
Arah Pembelajaran Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Tahap Awal
Mendapatkan perhatian, minat dan
rasa ingin tahu siswa
Menyelidiki pengetahuan awal yang
dimiliki siswa
Mendorong siswa
untuk menghubungkan pengalaman sehari-hari
dengan topik bahasan Membangkitkan
minat dan
keingintahuan siswa Mengajukan
pertanyaan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui
pengetahuan awal sisw
Mengembangkan minatrasa
ingin tahu terhadap topik
yang dipelajari Memberikan
respons terhadap pertanyaan guru
Tahap Inti
Mengembangkan konsep yang diperoleh
siswa
Diskusi antar
kelompok
Mengarahkan siswa
dalam membuat
kesimpulan Mendorong
siswa untuk
menjelaskan konsep
dengan kalimat
mereka sendiri melalui peta
konsep
Meminta menyampaikan bukti
klarifikasi materi
yang mereka buat dengan peta konsep
Memandu diskusi Mencoba memberi
penjelasan terhadap
konsep yang
ditemukan maupun
permasalahan yang telah diselesaikan.
Menggunakan pegamatan
cara penyampaian
siswa
Mendiskusikan Tahap Akhir
Evaluasi
Evaluasi terhadap
pengetahuan atau
pemahaman konsep
siswa
Mengetahui kekurangan
atau kelebihan siswa dalam
proses pembelajaran
yang telah dilakukan Guru bersama siswa
melakukan pengoreksian
soal secara bersama-sama
Memberikan evaluasi berupa quiz untuk
mengetahui kemampuan
siswa terutama kemampuan
Siswa melakukan evaluasi
diri berkaitan dengan
kemampuan komunikasi siswa
berdasarkan konsep yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal quiz yang dapat
mengukur kemampuan
komunikasi
23
komunikasi Mendorong
siswa menyimpulkan
mengenai materi
yang telah dipelajari matematis siswa
Siswa bersama
guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
e. Metode Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan istilah dalam pembelajaran yang sering dipakai dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran konvensional ini
banyak mendapatkan kritikan namun banyak disukai guru-guru karena pada dasarnya pembelajaran konvensional mudah untuk diajarkan kepad siswa,
Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran secara klasikal dimana pada prosesnya lebih berpusat pada guru. Pada proses ini keaktifan siswa kurang
optimal. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini menitikberatkan pada metode ceramah dan tanya jawab.
Metode ceramah merupakan suatu cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau menjelaskan langsung kepada sekelompok siswa.
33
Pada pembelajaran ini, komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi satu arah sehingga membuat kecenderungan siswa menjadi pasif karena siswa hanya
mendengar dan mencatat hal-hal apa yang disampaikan guru. Dalam hal ini seolah-olah guru hanya bertugas mentransfer pengetahuannya kepada siswa.
Ceramah sebagai metode pengajaran mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: Metode yang murah dan mudah untuk dilakukan; metode yang dapat
menyajikan materi pelajaran yang luas; metode yang dapat memberikan pokok- pokok materi yang mana yang perlu ditonjolkan; Guru dapat mengontrol keadaan
kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah; dan Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur
menjadi lebih sederhana.
34
Adapun kekurangan Ceramah yaitu Materi yang akan dikuasai siswa sebagai hasil belajar akan terbatas pada apa yang diberikan guru; Ceramah yang
33
Sanjaya, op.cit., h.147.
34
Ibid., h.148.