Langkah-langkah dan Desain Metode Student Facilitator and Explaining

23 komunikasi  Mendorong siswa menyimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari matematis siswa  Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari

e. Metode Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan istilah dalam pembelajaran yang sering dipakai dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran konvensional ini banyak mendapatkan kritikan namun banyak disukai guru-guru karena pada dasarnya pembelajaran konvensional mudah untuk diajarkan kepad siswa, Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran secara klasikal dimana pada prosesnya lebih berpusat pada guru. Pada proses ini keaktifan siswa kurang optimal. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini menitikberatkan pada metode ceramah dan tanya jawab. Metode ceramah merupakan suatu cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau menjelaskan langsung kepada sekelompok siswa. 33 Pada pembelajaran ini, komunikasi yang dilakukan adalah komunikasi satu arah sehingga membuat kecenderungan siswa menjadi pasif karena siswa hanya mendengar dan mencatat hal-hal apa yang disampaikan guru. Dalam hal ini seolah-olah guru hanya bertugas mentransfer pengetahuannya kepada siswa. Ceramah sebagai metode pengajaran mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: Metode yang murah dan mudah untuk dilakukan; metode yang dapat menyajikan materi pelajaran yang luas; metode yang dapat memberikan pokok- pokok materi yang mana yang perlu ditonjolkan; Guru dapat mengontrol keadaan kelas karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah; dan Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. 34 Adapun kekurangan Ceramah yaitu Materi yang akan dikuasai siswa sebagai hasil belajar akan terbatas pada apa yang diberikan guru; Ceramah yang 33 Sanjaya, op.cit., h.147. 34 Ibid., h.148. 24 tidak disertai dengan alat peraga akan menjadi verbalisme; Guru yang kurang memiliki tutur kata yang baik, akan terkesan membosankan bagi siswa;Melalui ceramah sulit untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti dengan apa yang dijelaskan atau belum. 35 Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika secara konvensional adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada umumnya dimana guru mendominasi kelas dengan metode ceramah dan tanya jawab, siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan guru, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran menjadi pasif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang relevan dengan peneliti, yaitu: a. Heni Dwi Kusmiyati 2010 Pengaruh Metode Resiprocal Teaching, Student Facilitator and Expalining dan Konvensional Terhadap Prestasi Belajar Matematika penelitian Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Al-Islam 1 Surakarta. Skripsi Tesis, Universitas Muhamadiyah Surakarta. Hasil penelitian, pada taraf signifikansi α = 5, menunjukkan bahwa metode pembelajaran Student facilitator and Explaining mempengaruhi prestasi belajar matematika, dalam arti prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan metode Student facilitator and explaining lebih baik daripada yang diajar metode konvensional. b. Tika Mufrika 2011 dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Facilitator and Explaining SFE terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa penelitian eksperimen pada Siswa Kelas VII Mts. Manaratul Islam Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematika sebesar 66,5 sedangkan konvesional sebesar 59,13 ini menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan metode Student Facilitator and Eksplaining SFE lebih 25 tinggi dibandingkan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan metode konvensional.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di sekolah sangat diperlukan karena dapat membantu siswa dalam kehidupan sehari-hari dan juga membantu siswa dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan akan diperoleh melalui proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran matematika pada dasarnya bukanlah hanya sekedar mentransfer idegagasan dan pengetahuan dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, proses pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang dinamis, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, memikirkan dan menyampaikan gagasan-gagasan yang diberikan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran matematika sebenarnya merupakan kegiatan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa untuk memperjelas pemikiran dan pemahaman terhadap suatu gagasan. Seorang guru perlu menyadari bahwa pola interaksi yang selama ini berlangsung dalam proses pembelajaran tidak selalu berjalan dengan lancar. Bahkan dalam interaksi itupun dapat menimbulkan kebingungan, salah pengertian atau kesalahan konsep yang diterima siswa. Kesalahan pola interaksi seseorang guru akan dirasakan siswanya sebagai penghambat pembelajaran, dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang penting dan mendasar dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika yang harus dibagun dan dikembangkan dengan kokoh pada diri siswa. Model pembelajaran sangat penting untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang dibutuhkan saat ini adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga lebih memahami konsep-konsep dan dapat mengkomunikasikan ide-ide matematika yang dimilikinya baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, model pembelajaran yang diterapkan harus sesuai dengan materi yang diajarkan , mudah digunakan, dapat menciptakan komunikasi 26 multi arah, proses pembelajaran tidak monoton sehingga lebih efektif dan dapat memotivasi siswa. Misalkan saja, untuk menciptakan kemampuan komunikasi matematika dibuat kelompok kecil serta siswa dituntut untuk dapat menjelaskan ide-ide matematikanya yang dijadikan sebagai fasilitator tentunya dengan alat yang tepat seperti peta konsep. Dengan demikian siswa lebih terkontrol dan tidak merasa segan untuk mengekspresikan dan menuangkan ide-ide matematika yang dimilikinya kepada temannya melalui hasil diskusi. Model pembelajaran alternatif yang dapat mendukung hal tersebut salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining tentunya dalam bentuk peta konsep. Student Facilitator and Explaining adalah salah satu metode dari pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lainnya dan memberikan siswa waktu untuk lebih banyak berpikir, menjawab serta saling membantu satu sama lain. Dalam bentuk kelompok siswa dilatih untuk mengkomunikasikan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan tentunya dengan media yang tepatyaitu dalam bentuk peta konsep agar lebih menarik. Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Pe mbe lajaran Ma tematika Model Pembelajaran Kooperatif Metode SFE dengan Peta kons ep Si s wa me ngemukakan i de-ide matematik Ke ma mpuan komunikasi s iswa meni ngkat

Dokumen yang terkait

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (kuasa Eksperimen di SMPN 3 Tangerang selatan)

3 10 82

Pengaruh model pembelajaran koopertaif metode student falitator and explaining (SFE) terhadap kemampuan komunikasi metematika siswa

1 7 174

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA SURAKARTA.

0 0 20

this PDF file PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA

0 1 5

Eksperimentasi Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Kecerdasan Linguistik

0 0 8

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 REMBANG MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) - repository perpustakaan

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE)

0 0 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE

0 0 17

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Landasan Teori 1. Kemampuan Komunikasi Matematis - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE - repository perpustakaan

0 6 14