Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

eksperimen lebih tinggi dibandingak nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematik siswa untuk kelompok kontrol. Untuk Uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus uji t. rumus yang digunakan yaitu: a. Jika varians sampel homogen 12 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 n X X dan n X X dengan n n S X X t gab        Sedangkan Keterangan: t hitung = harga t hitung 1 X = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 2 X = nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol 2 1 S = varians data kelompok eksperimen 2 2 S = varians data kelompok kontrol gab S = simpangan baku kedua kelompok 1 n = jumlah siswa pada kelompok eksperimen 2 n = jumlah siswa pada kelompok kontrol Setelah harga t hitung dioeroleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingakn besarnya t hitung dengan t tabel , dengan terelebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: dk = n 1 + n 2 – 2 dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 atau taraf siginifikansi = 5 Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika t hitung ≤ t tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak Jika t hitung t tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima 12 Ibid., h,195 b. Namun, jika varians sampel tak homogen 13 1 Mencari nilai t hitung dengan rumus: 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t    2 Menentukan derajat kebebasan dengan rumus: 3 Mencari t tabel dengan taraf siginifikansi = 5 Dengan 4 Ktiteria pengujian hipotesisnya: Jika t hitung ≤ t tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak Jika t hitung t tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima Namun apabila sampel yang diteliti tidak memenuhi uji prasyarat analisis, maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji nonparametrik, yaitu uji Man Whitney. Rumus statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut: 14 Keterangan: U : statistik uji Mann Whitney : ukuran sampel pada kelompok 1 : ukuran sampel pada kelompok 2 : hasil kali ukuran sampel pada kelompok 1 dan 2 13 Kadir, op.cit., h.201 14 Ibid., h.275 R 1 : jumlah ranking yang diberikan pada kelompok yang ukuran sampelnya n 1 Z : statistik uji Z berdistribusi normal N0,1 Kriteria pengujian hipotesisnya, taraf siginifikansi = 5 Jika U hitung ≤ U tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak Jika U hitung U tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima Langkah-langkahnya sebagai berikut: 15 1 Merumuskan hipotesis statistik 2 Menetapkan U kritis Misalkan dengan n 1 = 8 dan n 2 = 5, Diperoleh U 0,058;5 = 8 3 Menentukan nilai statistic Mann Whitney U, dengan langkah langkah: a Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya. Skor terkecil diberi angka 0 dan yang lebih besar diberi angka 4 dan seterusnya, jika terdapat angka yang sama digunakan angka rata-rata b Jumlah urutan masing-masing sampel jumlah = K c Menghitung statistik uji melalui dua rumus: Pertama; Kedua; 4 Membuat kesimpulan Tolak H jika statistik uji U U kritis dan Terima H jika sta tistik uji U ≤ U kritis 15 Ibid., h.273 Jika ukuran sampelnya lebih besar dari 20, maka distribusi sampling U menurut Mann dan Whitney akan mendekati distribusi normal dengan rata-rata standar error: dan Sehingga variabel normal standarnya dirumuskan: G. Hipotesis Statistik Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah: Keterangannya adalah sebagai berikut: H : Kemampuan komunikasi matematis siswa untuk kelompok eksperimen lebih rendah atau sama dengan kemampuan komunikasi matematis untuk kelas kontrol H 1 : kemampuan komunikasi matematis siswa untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari kemampuan komunikasi matematis untuk kelas kontrol : nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen : nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di SMP Jayakarta Jakarta Selatan dengan sampel penelitian berjumlah 80 siswa yang terdiri dari kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa, dan kelas VII-1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa. Pada kelas eksperimen peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif metode SFE sedangkan pada kelas kontrol peneliti menerapkan model pembelajaran yang biasa dilakukan guru matematika di sekolah yaitu model pembelajaran konvensional. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi Segiempat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis, setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka kedua kelompok tersebut diberikan tes kemampuan komunikasi matematis berbentuk soal uraian. Sebelum tes diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji coba sebanyak 9 butir soal, uji coba tersebut dilakukan peda kelas VIII-3. Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran butir soal dan uji daya pembeda butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 7 butir soal yang valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,61. Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Data hasil posttes kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh pada kelas eksperimen yang berjumlah 40 siswa menunjukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 99, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 40. Hasil analisis deskriptif data hasil posttest pada kelas eksperimen sebagai berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen Statistika Nilai Jumlah Siswa 40 Maksimum Xmaks 99 Minimum Xmin 40 Rata-rata X 70,5 Median Me 71,04 Modus Mo 73,94 Varians S 2 163,08 Simpangan Baku S 12,77 Kemiringan 3  -0,939 Ketajaman 4  0,276 Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan bahwa nilai rata- rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu 70,5. Nilai median yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen sebesar 71,04 dan nilai dominan yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu 73,94. Varians yang diperoleh sebesar 163,08 dan simpangan baku sebesar 12,77. Nilai kemiringan kurva sebesar -0,939 dengan bentuk kurva landai kiri, hal ini menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen cenderung mengumpul di atas nilai rata-rata. Nilai ketajaman kurva 0,263 yaitu sebesar 0,276 maka bentuk kurvanya leptokurtis yang memiliki model kurva runcing. Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 17. Deskripsi data hasil posttest kemanpuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Eksperimen No Nilai Frekuensi Frekuensi kumulatif  f Frekuensi kumulatif relatif  1 40 1 40 2,5 100,00 2 46 1 39 2,5 97,50 3 50 1 38 2,5 95,00 4 54 2 36 5,0 90,00 5 57 4 32 10,0 80,00 6 61 2 30 5,0 75,00 7 64 5 25 12,5 62,50 8 68 1 24 2,5 60,00 9 71 4 20 10,0 50,00 10 75 7 13 17,5 32,50 11 79 2 11 5,0 27,50 12 82 4 7 10,0 17,50 13 86 3 4 7,5 10,00 14 89 1 3 2,5 7,50 15 96 1 2 2,5 5,00 16 99 1 1 2,5 2,50 Jumlah 40 100,00 Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai dominan yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen yaitu 75 dengan persentase sebesar 17,05 sebanyak 7 siswa. Persentase siswa yang memperoleh nilai di atas nilai rata-rata 70,5 sebesar 60 yaitu sebanyak 24 siswa, sedangkan persentase nilai siswa di bawah nilai rata-rata 7,05 sebesar 40 yaitu sebanyak 16 siswa.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol

Data hasil posttes kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh pada kelas kontrol yang berjumlah 40 siswa menunjukan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 97, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa pada kelas kontrol adalah 32. Hasil analisis deskriptif data hasil posttest kelas kontrol sebagai berikut: Tabel 4.3 Rekapitulasi Statistik Deskriptif Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Kontrol Statistika Nilai Jumlah Siswa 40 Maksimum Xmaks 97 Minimum Xmin 32 Rata-rata 63,95 Median Me 62,14 Modus Mo 59 Varians S 2 198,25 Simpangan Baku S 14,08 Kemiringan 3  1,054 Ketajaman 4  0,278 Hasil perhitungan berdasarkan Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai rata- rata kemampuan komunikasi matematis siswa yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu 63,95. Nilai median yang diperoleh yaitu 62,14 dan nilai dominan yang diperoleh siswa pada kelas kontrol yaitu 59. Varians yang diperoleh sebesar 198,25 dan simpangan baku sebesar 14,08. Nilai kemiringan kurva sebesar 0,385 dengan bentuk kurva landai kanan, hal ini menunjukan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen cenderung mengumpul di bawah nilai rata-rata. Nilai ketajaman kurva 0,263 yaitu sebesar 0,278 maka bentuk kurvanya leptokurtis yang memiliki model kurva runcing. Perhitungan selengkapnya mengenai hasil distribusi frekuensi kemampuan komunikasi matematik siswa pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 18.

Dokumen yang terkait

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (kuasa Eksperimen di SMPN 3 Tangerang selatan)

3 10 82

Pengaruh model pembelajaran koopertaif metode student falitator and explaining (SFE) terhadap kemampuan komunikasi metematika siswa

1 7 174

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA SURAKARTA.

0 0 20

this PDF file PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SFE (STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS LISAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS PADA SISWA KELAS X MIA 2 SMA MTA

0 1 5

Eksperimentasi Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (SFE) terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Kecerdasan Linguistik

0 0 8

PENGARUH PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN PERCAYA DIRI SISWA

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN SELF EFFICACY SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1 REMBANG MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) - repository perpustakaan

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE)

0 0 17

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE

0 0 17

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Landasan Teori 1. Kemampuan Komunikasi Matematis - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 2 SOMAGEDE - repository perpustakaan

0 6 14