Pada tahap pengelompokkan siswa masih terlihat ada murid yang masih canggung dan belum terbiasa dengan diskusi kelompok dan kesulitan dalam
mengerjakan LKS pada pertemuan pertama sampai kedua. Pada pertemuan ketiga sampai pertemuan ke-delapan siswa sudah mulai terbiasa dengan model
pembelajaran yang digunakan dan luwes dalam mengerjakan LKS. Walaupun masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyelesaikan soal permasalahan
yang ada. Pada tahap ini dapat divisualisasikan pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.6 Suasana Berdiskusi Saat Proses Pembelajaran
Tes akhir komunikasi matematis siswa dilakukan pada akhir pembelajaran. Soal tes yang diberikan sebanyak 7 soal berupa essay. Dalam penelitian ini
terdapat tiga indikator kemampuan matematis siswa yang diukur peneliti, yaitu:
a. Written text
Indikator Written text diwakili oleh soal nomor 1 dan 8. Total persentase yang diperoleh dari soal no 1 dan 8 untuk kelas eksperimen adalah 81,25 dan
kelas kontrol dengan persentase 72,19, sedangkan rata-rata nilai kemampuan
Written text siswa kelas eksperimen adalah 6,5 dan kelas kontrol 5,75. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator Written text kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada kelas kontrol. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan yang dikerjakan
siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil jawaban post test yang telah dikerjakan oleh siswa,
sebagai berikut:
Soal no 1
Shinta mempunyai kamar yang lantainya berbentuk persegipanjang. Lantai kamar tersebut akan dipasang ubin yang berbentuk persegi. Jika pada lantai kamar
tersebut dipasang ubin sebanyak 120 ubin. Nyatakanlah hubungan antara 120 ubin dengan lantai kamar tersebut?
Jawaban siswa kelas kontrol
Gambar 4.7 Contoh Ke-1 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis Pada Indikator Written Text Pada Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.7 memperlihatkan bahwa Jawaban hampir lengkap,
sebagian petunjuk soal diikuti dan disertai argumen yang benar dimana memang benar bahwa ubin kamar tersebut merupakan luas dari kamar shinta
akan tetapi pada jawaban tersebut hanya kurang menyebutkan jumlah dari ubin tersebut yaitu sebesar 120 ubin dan jawabannya terlalu singkat. Hal ini terjadi
karena pada siswa kelas kontrol kurang dilatih untuk mengembangkan idenya dalam berkomunikasi sehingga siswa menjawabnya dengan singkat. Hal ini
menunjukkan bahwa pada soal nomor satu kemampuan komunikasi matematis
pada indikator Written text siswa sudah baik pada soal nomor satu ini dan hal ini juga disebabkan karena soal nomor satu tergolong mudah.
Gambar 4.8 Contoh Ke-1 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis Pada Indikator Written Text Pada Kelas Eksperimen
Pada gambar 4.8 memperlihatkan bahwa Jawaban sudah lengkap dan
jelas sesuai dengan petunjuk soal disertai argumen yang benar dimana terdapat hubungan dari 120 ubin tersebut dengan luas kamar yang menunjukkan bahwa
luas dari kamar shinta adalah 120 ubin. Hal ini menunjukkan bahwa pada soal nomor satu kemampuan komunikasi di indikator Written text siswa sudah baik
dan hal ini juga disebabkan bahwa soal nomor satu tergolong soal yang mudah.
Soal nomor 8
Bagaimana kamu menggambar persegi dan persegipanjang dengan keliling sama tetapi luasnya berbeda? Jelaskan jawabanmu
Jawaban siswa kelas kontrol
Gambar 4.9 Contoh ke-2 untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi
Matematis Pada Indikator Written Text Pada Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.9 memperlihatkan bahwa Jawaban kurang lengkap dan
argumen kurang tepat. Hal ini ditunjukkan bahwa argumen yang dikemukakan siswa yaitu persegi panjang bentuknya mirip dengan persegi itu tidak ada
kaitannya dengan soal serta jawaban yang diharapkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa kurang mampu mengkomunikasikan argument dan
pengetahuannya serta kemampuan komunikasi di indikator Written text pada soal nomor delapan ini masih kurang baik.
Jawaban siswa kelas eksperimen
Gambar 4.10 Contoh Ke -2 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Written Text Pada Kelas Eksperimen
Pada Gambar 4.10 memperlihatkan bahwa Jawaban hampir lengkap,
sebagian petunjuk soal diikuti dan disertai argumen yang benar. Siswa mampu menjlaskan langkah-langkah pengerjaan soal dengan argument yang benar. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi dalam indikator Written text siswa eksperimen pada soal nomor delapan sudah baik.
b. Drawing
Indikator Drawing diwakili oleh soal nomor 3, 5 dan 7. Total persentase yang diperoleh dari soal no 3, 6 dan 9 untuk kelas eksperimen adalah 66,67 dan
kelas kontrol dengan persentase 59,17, sedangkan rata-rata nilai kemampuan Drawing siswa kelas eksperimen adalah 8,0 dan kelas kontrol 7,1. Sehingga dapat
dikatakan bahwa indikator Drawing kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol dari hasil jawaban post test yang telah dikerjakan oleh siswa, sebagai berikut:
Soal no 9
Amatilah gambar di bawah ini, Berapakah luas daerah yang diarsir pada gambar tersebut?
Jawaban kelas kontrol
Gambar 4.11 Contoh Ke -1 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Drawing Pada Kelas Kontrol
12 cm 2 cm
8 cm
Pada Gambar 4.11 memperlihatkan bahwa jawaban kurang memberikan argumen dimana jawaban tidak dijabarkan secara mendetail dari rumus yang
digunakan walaupun hasil jawabannya benar. Hal ini menunjukkan bahwa pada indikator Drawing kemampuan komunikasi pada soal nomor sembilan masih
kurang baik. Jawaban kelas eksperimen
Gambar 4.12 Contoh Ke -1 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Drawing Pada Kelas Eksperimen
Pada gambar 4.12 memperlihatkan bahwa jawaban hampir lengkap
sebagian petunjuk soal diikuti tetapi argumen kurang tepat. Argumen di atas sebenarnya sudah hampir benar hanya saja luas yang dihitung pada kotak kecil
tersebut hanya satu padahal jika kita melihat gambar kotaknya terdapat empat kotak kecil. Hal ini dapat disimpulkan bahwa argument kurang tepat karena
tidak teliti saat menjawab soal atau kemungkinan tidak tahu maka dapat disimpulkan bahwa pada indikator Drawing kemampuan komunikasi pada
nomor sembilan masih kurang baik.
Soal nomor 3
Perhatikanlah gambar di bawah ini, berapakah nilai x dan y?
2x+70 2y
4x-10
Jawaban siswa kontrol
Gambar 4.13 Contoh Ke -2 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Drawing Pada Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.13 memperlihatkan bahwa Jawaban hampir lengkap,
sebagian petunjuk soal diikuti dan disertai argumen yang benar akan tetapi perhitungannya masih salah. Argumen yang kurang lengkap ini dikarenakan
siswa tidak menyebutkan dari mana rumus itu berada, akan tetapi dari jawabannya terlihat bahwa siswa tersebut menggunakan sifat jajar genjang
yaitu sudut
yang berdekatan
pada jajargenjang
berjumlah 180
o
serta perhitungannya masih salah sehingga dapat disimpulkan bahwa pada indikator
Drawing kemampuan komunikasinya pada soal nomor tiga cukup baik dan kemampuan berhitungnya masih kurang teliti.
Jawaban siswa eksperimen
Gambar 4.14 Contoh Ke -2 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Drawing Pada Kelas Eksperimen
Pada Gambar 4.14 memperlihatkan bahwa jawaban lengkap dan jelas
sesuai dengan petunjuk soal disertai argumen yang benar. Argumen yang dijawab oleh siswa tersebut yaitu menggunakan sifat jajargenjang yaitu sudut
yang berhadapan sama besar dan perhitungan dari jawaban tersebut sudah tepat. Hal ini menunjukan bahwa pada indikator Drawing kemampuan komunikasinya
pada soal nomor tiga yaitu sudah baik.
Soal nomor 6
Sebuah taman berbentuk persegi dengan panjang sisinya 10 m. Dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi panjang
dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 6 m. Gambarkanlah luas taman tersebut dan tentukanlah Luasnya
Jawaban kelas kontrol
Gambar 4.15 Contoh Ke -3 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Drawing Pada Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.15 menunjukan bahwa jawaban kurang lengkap dan argument kurang tepat. Argumen yang ditunjukkan masih salah dimana rumus
yang digunakan tidak dijabarkan asal dari rumus tersebut sehingga bias digunakan. Hal ini diduga bahwa karena siswa kurang dilatih bagaimana cara
menjelaskan pengetahuannya dan berkomunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi pada indikator Drawing pada soal nomor enam masih
kurang baik. Jawaban kelas Eksperimen
Gambar 4.16 Contoh Ke -3 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Drawing Pada Kelas Eksperimen
Pada Gambar 4.16 memperlihatkan bahwa Jawaban lengkap, sebagian petunjuk soal diikuti dan disertai argument yang benar akan tetapi perhitngannya
masih salah. Hal ini menunjukkan bahwa pada indikator Drawing kemampuan komunikasinya pada nomor enam sudah baik akan tetapi hanya diperhitugannya
saja yang kurang teliti.
c. Mathematical Expression
Indikator Mathematical Expression diwakili oleh soal nomor 2 dan 4. Total persentase yang diperoleh dari soal no 2 dan 4 untuk kelas eksperimen
adalah 65,63 dan kelas kontrol dengan persentase 62,50, sedangkan rata-rata nilai kemampuan Mathematical Expression siswa kelas eksperimen adalah 5,25
dan kelas kontrol 5 . Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator Mathematical Expression kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol dari hasil jawaban yang telah dikerjakan oleh siswa, sebagai berikut:
Soal no 2
Ayah mempunyai sebidang kebun pisang berbentuk persegi panjang dengan panjang 20 meter dan lebar setengahnya dari panjangnya. Ayah ingin
membuat pagar mengelilingi kebun tersebut. Buatlah model matematika serta tentukanlah panjang dan lebar persegi panjang tersebut
Jawaban kelas kontrol
Gambar 4.17 Contoh Ke -1 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Mathematical Expression Pada Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.17 memperlihatkan bahwa Jawaban lengkap, sebagian
petunjuk soal
diikuti dan
disertai argumen
yang benar
akan tetapi
perhitungannya masih salah ada kemugkinan bahwa kurang teliti dalam berhitung atau karena cara berhitungnya masih lemah. Hal ini menunjukkan
bahwa pada indikator Mathematical Expression kemampuan komunikasi pada soal nomor dua sudah baik.
Jawaban kelas eksperimen
Gambar 4.18 Contoh Ke -1 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Mathematical Expression Pada Kelas Eksperimen
Pada Gambar 4.18 memperlihatkan bahwa jawaban lengkap dan jelas sesuai dengan petunjuk soal disertai argumen yang benar. Hal ini menunjukkan
kemampuan komunikasi pada indikator Mathematical Expression pada soal
nomor dua sudah baik dan hal ini juga disebabkan bahwa soal nomor dua tergolong soal mudah.
Soal no 4
Keliling sebuah persegi panjang adalah 100 cm. Perbandingan ukuran panjang dan lebar persegipanjang tersebut adalah 3:2. Buatlah model matematika
dan tentukanlah panjang dan lebar persegipanjang tersebut Jawaban kelas control
Gambar 4.19 Contoh Ke -2 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Mathematical Expression Pada Kelas Kontrol
Pada Gambar 4.19 memperlihatkan bahwa jawaban hampir lengkap sebagian
petunjuk soal
diikuti tetapi
argumen kurang
tepat dimana
penjelasannya masih kurang dimengerti. Hal ini menunjukkan bahwa pada indikator Mathematical Expression kemampuan komunikasi pada soal nomor
empat masih kurang baik. Jawaban kelas Eksperimen
Gambar 4.20 Contoh Ke -2 Untuk Jawaban Siswa Tes Kemampuan Komunikasi Mate matis
Pada Indikator Mathematical Expression Pada Kelas Eksperimen
Pada Gambar 4.20 memperlihatkan bahwa jawaban lengkap dan jelas sesuai dengan petunjuk soal disertai argumen yang benar dimana untuk mencari
panjang dan lebar, siswa terlebih dahulu menggunakan persamaan kemudian disubtitusikan ke dalam rumus keliling sehingga bias menemukan lebar dan
panjangnya. Hal
ini menunjukan
bahwa pada
indikator Mathematical
Expression kemampuan komunikasi pada soal nomor empat sudah baik.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan memberikan kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh
hasil yang maksimal. Namun demikian, masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini pun
mempunyai keterbatasan diantaranya: 1.
Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan segiempat saja, sehingga hasilnya belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas VII SMP saja, sehingga belum biasa
digeneralisasikan pada siswa di tingkat SD atau SMA.
3. Alokasi waktu yang terbatas sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik
lagi agar siswa dapat terkontrol secara maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
4. Kemampuan berhitung siswa masih rendah sehingga cukup menghambat
jalannya proses pembelajaran selama penelitian. 5.
Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada aspek kemampuan komunikasi matematis siswa, sedangkan aspek lain tidak
dikontrol.
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator
and Explaining SFE terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP Jayakarta Jakarta Selatan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining SFE dengan peta konsep lebih tinggi dibandingkan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pencapaian nilai rata-rata indikator kemampuan komunikasi
matematika siswa pada kelas eksperimen dari yang paling tinggi adalah Written text dan yang paling rendah adalah Mathematical Expression.
2 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional lebih rendah dibandingkan kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining SFE dengan peta konsep. Pencapaian nilai rata-rata indikator kemampuan
komunikasi matematik siswa pada kelas kontrol dari yang paling tinggi adalah Written text dan yang paling rendah adalah Drawing.
3 Kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining SFE dengan
peta konsep
lebih tinggi
dibandingkan dengan
kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
konvensional. Nilai rata-rata pada setiap indikator kemampuan komunikasi matematik pada kelas eksperimen selalu lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Hal ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining SFE dengan peta konsep memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan komunikasi
77
matematis siswa. Selain itu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada indikator Written text dan Drawing. Sedangkan pada indikator Mathematical Expression tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kontrol.
B. SARAN
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:
1 Model pembelajaran kooperatif metode Student Facilitator and Explaining
SFE dengan peta konsep diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam pembelajaran matematika
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. 2
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar pengaruh masing-masing tahapan model pembelajaran kooperatif metode
Student Facilitator and Explaining SFE dengan peta konsep terhadap masing-masing indikator kemampuan komunikasi matematis siswa pada
pokok bahasan dan sekolah yang berbeda. 3
Diharapkan adanya penelitian yang lebih dalam lagi mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa, dan mencari inovasi model pembelajaran lain
yang dapat dijadikan alternatif model pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa