Hubungan Pendidikan dan Masyarakat

pendidikannya sebagaimana penulis telah kemukakan di atas, yaitu Tauhid sebagai asas pendidikan dan pendidikan berdasarkan nilai agama. Begitu pula dengan metode pendidikan, Mohammad Natsir berpendapat bahwa metode pendidikan dalam Islam harus bersifat dinamis, yakni mengikuti perkembangan jaman. Karena dari masa ke masa pola berpikir dan berperilaku umat manusia selalu berubah-ubah, dan tentunya dengan syarat motode tersebut tidak bertentangan dengan pokok dasar ajaran Islam. Hal ini bisa dipahami dari gagasannya tentang penguasaan bahasa asing, kebebasan berpikir sebagai tradisi ilmu, dan hubungan pendidikan dan masyarakat. Pemikiran Mohammad Natsir sesuai pula dengan pendapat KH. Abdullah Syukri Zarkasy, MA. Pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Ia berpendapa t: “Integrasi atau Perpaduan antara keilmuan umum dengan keilmuan agama Islam ini diharapkan dapat menjembatani antara kedua sistem tersebut. Sehingga keduanya dapat berperan saling melengkapi. Dalam hal ini, para pendiri pondok sering mengatakan bahwa tujuan pendidikan Gontor adalah mencetak ulama yang intlek ”. 94 Dalam realitas pendidikan Islam sekarang abad ke 20 hingga awal abad ke 21 khususnya di Indonesia banyak bermunculan pesantren dan sekolah- sekolah Islam yang mengintegrasikan kurikulumnya antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama. Hal ini bisa dilihat dari kegiatan pendidikan di Madrasah-Madrasah dan pondok pesantren modern seperti Pondok pesantren Gontor, dan pondok pesantren lainnya, juga Sekolah-sekolah Islam Terpadu yang semuanya memadukan kurikulum keilmuan berbasis agama dan kurikulum keilmuan umum. Hal ini bisa dipastikan adalah hasil perjuangan para pakar pendidikan seperti Mohammad Natsir dan tokoh lainnya dan diteruskan oleh para murid-murid dan pengikutnya sampai sekarang. 94 Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Cet. 1, h. 112 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian hasil pegkajian dalam skripsi ini, dan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penulis menyimpulkan bahwa: Dari masa ke masa, pemikiran, peradaban, dan perkembangan sosial politik umat manusia selalu berkembang dan berubah-ubah, sehingga pendidikan Islam dituntut bisa memenuhi dan mengimbangi perubahan jaman itu agar umat Islam selalu bisa berperan aktif dan mampu mempertahankan eksistensi peradaban dan budaya keislamannya agar tidak tertinggal dengan peradaban dan budaya lainnya. Maka dengan demikian pada setiap masa selalu ada dan mesti ada tokoh-tokoh yang mengeluarkan ide pemikirannya mengenai pendidikan Islam. Maka pada abad modern ini di Indonesia salah satu tokoh yang mampu menanamkan ide “pemikiran Pendidikan Islam yang siap menghadapi perubahan jaman” adalah Mohammad Natsir. Mohammad Natsir tidak hanya mampu menelurkan ide tapi juga berperan aktif untuk membumikan ide pemikiran pendidikan modernnya tersebut di masyarakat Muslim Indonesia, sehingga menumbuhkan berbagai kajian dan lembaga-lembaga dakwah di kampus-kampus di Indonesia, serta menumbuhkan para aktivis muda yang siap berdakwah dan mengembangkan ide-ide pendidikan beliau. Ide-ide Pendidikan Mohammad Natsir yaitu meliputi: Tauhid sebagai asas pendidikan, Tujuan pendidikan Islam, pendidikan dan nilai-nilai agama, pendidikan yang universal, konsep Ilmu dalam pendidikan, pentingnya bahasa asing bagi pendidikan Islam, kebebasan berpikir sebagai tradisi ilmu, dan hubungan pendidikan dengan masyarakat. Dari teori konsep pendidikan Islam Mohammad Natsir di atas, bisa dipahami bahwa konsep pendidikan Islam Mohammad Natsir adalah mereformasi bentuk pendidikan Islam yang dianggap masih terbelakang dan cenderung