Pengertian Pendidikan Islam secara bahasa

4 Riyadhah Riyadhah secara bahasa diartikan dengan “pengajaran dan pelatihan. Menurut al-Bastani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia ”. 25 Dari beberapa istilah di atas, penulis menyimpulkan bahwa “istilah- istilah untuk pendidikan islam walaupun berbeda dari segi pengertiannya tetapi semuanya sama yakni mengacu kepada istilah perbaikan moral, sikap, dan sudut pandang sebagai manusia seutuhnya yang beriman kepada Allah Swt sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw ”.

2. Pengertian Pendidikan Islam Secara Istilah

Secara Istilah “Pendidikan Islam” diartikan oleh para ahli sebagai berikut: a. Menurut hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960 dirumuskan pendidikan Islam : “bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. 26 b. Menurut Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan pendidikan Islam dengan: “proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara porfesi-profesi asasi dalam masyarakat. 27 c. Menurut Muhammad Fadhil al-Jamali, Pendidikan Islam adalah: “upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan. 28 25 Ibid, h. 21 26 Ibid, h. 27 27 Ibid, h. 25-26 28 Ibid, h. 26 d. Menurut Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam adalah Pembentukan kpribadian Muslim karena dalam pendidikan Islam terdapat pendidikan Iman dan pendidikan amal. 29 e. Menurut H.M. Arifin, Pendidikan Islam adalah: “suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi ma upun ukhrawi.” 30 f. Menurut Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuh suburkan hubungan harmonis setiap pribadi dengan Allah, Manusia dan alam semesta. 31 Dari beberapa pendapat para ahli sebagaimana penulis uraikan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pendidikan Islam itu adal ah “Proses pembentukan pribadi Muslim yang seutuhnya sesuai dengan tujuan hidup yang telah ditentukan dalam Islam, yakni pribadi yang taat dan patuh kepada perintah dan larangan AllahBeribadah kepada Allah, sehingga seorang Muslim yang sudah dididik bisa mengemban amanahnya sebagai ”khalifah di muka Bumi.” Allah Swt. berfirman:        Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Qs. Adz-Dzariyat:56            Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti mereka di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. Qs. Yunus: 14 29 Zakiyah Daradzat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. 3, h. 28 30 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, cet. 4, h. 8 31 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004, cet. 1, h. 153

B. Dasar-dasar Pendidikan Islam

Dasar secara bahasa, berarti alas, fundamen, pokok, atau pangkal segala sesuatu pendapat, ajaran, atau aturan. 32 Hery Noer Aly menyatakan: Dasar ilmu Pendidikan Islam adalah Islam dengan segala ajarannya. Ajaran itu bersumber pada al- Qur’an, sunnah Rasulullah saw. selanjutnya disebut sunnah, dan rakyu hasil pikir manusia. Tiga sumber ini harus digunakan secara hirarkis. Al- Qur’an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau penjelasannya tidak ditemukan di dalam al- Qur’an, maka harus dicari di dalam sunnah; apabila tidak juga ditemukan didalam sunnah, barulah digunakan rakyu. Sunnah tidak akan bertentangan dengan al- Qur’an, dan rakyu tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah. 33 Jadi berdasarkan keterangan di atas, Dasar-dasar atau landasan bagi pendidikan islam yaitu pertama al- Qur’an, kedua al-Hadits, dan ketiga rakyu atau dalam pengertian lain disebut juga ijtihad.

1. Al-Qur’an

Hery Noer Aly menyatakan, Al- Qur’an adalah “kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Muhammad saw. dalam bhasa Arab yang terang guna menjelaskan jalan hidup yang bermaslahat bagi umat manusia didunia dan diakhira t”. 34 Siradjuddin Abbas menyatakan, Al- Qur’an adalah kalam Allah dan sifat Allah yang Qadim. 35 Secara panjang lebar Abdul Wahab Khallaf menjelaskan bahwa: Al- Qur’an adalah Firman Allah yang diturunkan oleh Allah dengan perantaraan Jibril kedalam hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah dengan lafal bahasa Arab dan makna yang pasti sebagai bukti bagi Rasul bahwasannya dia adalah utusan Allah, sebagai undang-undang sekaligus petunjuk bagi umat manusia, dan sebagai sarana pendekatan seorang hamba kepada tuhannya sekaligus sebagai ibadah kalau dibaca. 36 32 Hery Noer Aly, Op.cit., 29 33 Ibid, h. 30 34 Ibid, h. 32 35 Siradjuddin Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Waljamaah, Jakarta: Pustaka Tarbiyah, 1977 cet. 3, h. 190 36 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih, Terj. Dari ‘Ilmu Ushul Fiqholeh Faiz el Muttaqin, Jakarta: Pustaka Amani, 2003, Cet.1, h. 1 Dari ketiga pendapat diatas, intinya sama, yakni Al- Qur’an itu sebagai wahyu dari Allah yang diturunkan kepada utusan-Nya Muhammad Saw. untuk dijadikan pegangan hidup ummat manusia sebagai sumber pedoman dalam melaksanakan segala kegiatannya termasuk Pendidikan. Rasulullah Saw. bersabda: ا ش أ ٰ ّإف ، ا كّمتف مكيديأ ف ط ،هادي ف ط ّا قلاا ฀ ، اًد أ دع ا لضت نل ،ا كل ت نل مكّإف Bergembiralah, sesungguhnya al- Qur’an ini, satu sisinya berada “ditangan” Allah dan sisinya yang lain berada di tangan kalian. Maka berpeganglah dengannya, sesungguhnya kalian tidak akan binasa dan tidak akan tersesat sesudahnya selam-lamanya. HR. Ath-Thabrani 37

2. Al-Hadits

menurut ahli hadits, pengertian hadit s adalah “segala perkataan Nabi, perbuatan, dan hal ihwalnya .” Yang dimaksud dengan “hal ihwal” ialah segala yang diriwayatkan dari Nabi Saw. yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaannya. 38 Ada juga yang menyatakan, Hadis ialah “Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau .” 39 Dari beberapa Pengertian diatas, dapatlah kita simpulkan bahwa Hadits merupakan sesuatu yang disandarkan kepada nabi baik ucapan, perbuatan, ataupun sifatnya. Hadits merupakan pedoman kedua setelah al- Qur’an, jika dalam al- Qur’an tidak disebutkan secara jelas, maka hadits nabi menjadi rujukannya. Rasulullah Saw. bersabda: 37 Aidh bin Abdullah al-Qarni, 391 Hadis Pilihan, Terj. Dari Tarjuman as-Sunnah, oleh Muhammad Iqbal Ghazali. Lc., Jakarta: Darul Haq, 2007, cet. 1, h. 163 38 Munzier Suparta, Ilmu Hadis, Jakarta: Rajawali Pers, 2001, cet. 1, h. 2-3 39 Ibid, h. 3 Aku tinggalkan kepada kalian, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan tersesat selamanya, Kitabullah dan sunnahku HR. Hakim 40

3. Ijtihad

Menurut Zakiyah Daradjat, “Ijtihad adalah Istilah para Puqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan se luruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at Islam untuk menetapkanmenentukan sesuatu hukum syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh al- Qur’an dan sunnah.” 41 Lebih lanjut Zakiyah Daradjat menyatakan: Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari al- Qur’an dan sunnah yang diolah oleh akal yang sehat oleh para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup disuatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori- teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. 42 Dari Penjelasan tentang Ijtihad di atas, jelas sekali bahwa Ijtihad merupakan suatu usaha dari para “ahli Ilmu” untuk mentapkan suatu hukum yang secara teks belum ditetapkan oleh al- Qur’an dan sunnah, namun dalam penetapannya tetap berpegang kepada rambu-rambu al- Qur’an dan sunnah, jadi tidak serampangan. Ijtihad bersifat menyeluruh dalam segala aspek kehidupan tak terkecuali di bidang pendidikan. Ketiga sumber dasar pendidikan Islam di atas dan urutan penggunaannya ditetapkan dalam hadits sebagai berikut: Rasulullah saw. mengutus mu’adz ke Yaman. Kemudian beliau bertanya, “bagaimana kamu memutuskan suatu masalah?” Ia menjawab, “saya akan memutuskannya dengan apa yang terdapat didalam kitab Allah.” Beliau bertanya, “Apabila putusan itu tidak 40 Aidh bin Abdullah al-Qarni, Op.cit, h. 166 41 Zakiyah Daradjat, Op.cit., h. 21 42 Ibid, h. 21-22