1. Reduksi data
Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uarian atau laporan terperinci. Laporan yang telah disusun kemudian direduksi, dirangkum, diseleksi
hal-hal yang dikategorikan pokok kemudian difokuskan pada hal-hal yang dianggap penting lalu dicarikan temanya.
Data yang telah direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang
diperoleh jika diperlukan. 2.
Display Data Data yang telah diperoleh, diklasifikasikan berdasarkan pokok
permasalahan kemudian dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat adanya hubungan suatu data dengan data lainnya.
3. Mengambil KesimpulanVarifikasi
Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui reduksi dan display data.
G. Sumber Penelitian
Sumber penelitian ini adalah buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan Pendidikan Islam dan tentang pemikiran dan biografi Mohammad
Natsir.
H. Tehnik Penulisan
Tehnik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada “buku pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 ”. Sedangkan kutipan
ayat-ayat suci al- Qur’am dan terjemahnya berasal dari terbitan Kementrian
Agama Repulik Indonesia.
37
BAB IV KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MODERN
MENURUTMOHAMMAD NATSIR
A. Biografi Mohammad Natsir
Ketika menyebut tokoh Islam Mohammad Natsir, teringat pula kepada “Masyumi”, yaitu partai Islam tempat ia berkiprah dalam politik dan
pemerintahan Indonesia ketika negara ini baru benar-benar merdeka. Dan memang itu tidak salah dan benar adanya bahwa Mohammad Natsir adalah
seorang politikus sekaligus salah satu dari bapak pendiri negara yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI ini. Selama ia berkecimpung dalam
pemerintahan, jasa-jasanya tidak bisa dianggap remeh dan dilupakan begitu saja, salah satu jasanya yang paling penomenal adalah pada tahun 1950 ia berusaha
melobi para pemimpin bangsa lainnya sehingga beliau berhasil menyatukan kembali Indonesia yang tadinya terpecah belah dalam bentuk RIS kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Kejadian ini terkenal dengan “Mosi
Integral Natsir.” Sebagai seorang Politisi, tentunya ia banyak dikenal orang dan
generasi-generasi muda bangsa Indonesia, namun kita pun tak boleh melupakan begitu saja sisi lain dari kiprah Mohammad Natsir, yakni sebelum ia terjun ke
dunia politik, Natsir adalah seorang Pejuang Pendidikan, ia seorang guru yang tanpa pamrih. Dengan demikian, berakar dari latar belakangnya sebagai seorang
guru dan orang yang mengetahui secara baik ajaran Islam, maka ketika di Parlemen bersama kawan-kawannya ia kerap menyuarakan pentingnya pendidikan
yang berciri khas agama Islam dan memang itu merupakan suatu kebutuhan bagi rakyat Indonesia yang mayoritas Islam dan pendidikannya pun harus sesuai
dengan agamanya. Sebagai seorang Politisi, Pendidik dan Agamawan, beliau selalu
berusaha dan berjuang menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan dan dimana ia berada serta terhadap objek mana yang bisa dicapai ketika ia