Aku tinggalkan kepada kalian, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan tersesat selamanya, Kitabullah dan
sunnahku HR. Hakim
40
3. Ijtihad
Menurut Zakiyah Daradjat, “Ijtihad adalah Istilah para Puqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan se
luruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at Islam untuk menetapkanmenentukan sesuatu hukum syari’at Islam dalam hal-hal
yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh al- Qur’an dan sunnah.”
41
Lebih lanjut Zakiyah Daradjat menyatakan: Ijtihad dalam pendidikan harus tetap bersumber dari al-
Qur’an dan sunnah yang diolah oleh akal yang sehat oleh para ahli pendidikan Islam.
Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup disuatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori-
teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup.
42
Dari Penjelasan tentang Ijtihad di atas, jelas sekali bahwa Ijtihad merupakan
suatu usaha dari para “ahli Ilmu” untuk mentapkan suatu hukum yang secara teks belum ditetapkan oleh al-
Qur’an dan sunnah, namun dalam penetapannya tetap berpegang kepada rambu-rambu al-
Qur’an dan sunnah, jadi tidak serampangan. Ijtihad bersifat menyeluruh dalam segala aspek kehidupan tak
terkecuali di bidang pendidikan. Ketiga sumber dasar pendidikan Islam di atas dan urutan
penggunaannya ditetapkan dalam hadits sebagai berikut:
Rasulullah saw. mengutus mu’adz ke Yaman. Kemudian beliau bertanya, “bagaimana kamu memutuskan suatu masalah?” Ia
menjawab, “saya akan memutuskannya dengan apa yang terdapat didalam kitab Allah.” Beliau bertanya, “Apabila putusan itu tidak
40
Aidh bin Abdullah al-Qarni, Op.cit, h. 166
41
Zakiyah Daradjat, Op.cit., h. 21
42
Ibid, h. 21-22
terdapat di da lam kitab Allah?” Ia menjawab, “saya akan
memutuskannya dengan sunnah Rasulullah.” Beliau bertanya lagi, “apabila putusan itu tidak juga terdapat di dalam sunnah Rasulullah?”
Ia menjawab, “saya berijtihad dengan rakyu.” Kemudian beliau bersabda, “segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik kepada
Utusan Rasul- Nya.” H.R. al-Turmudzi.
43
C. Sistem Pendidikan Islam
Sistem adalah “metode; cara yang teratur untuk melakukan sesuatu;
44
Dalam buku Ensiklopedia kebahasaan Indonesia, “Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Sustema yang artinya berdiri bersama suatu keseluruhan
yang dibentuk dari berbagai bagian, yaitu suatu kompleks unsur dan pola yang secara runtut yang melembagakan suatu pungsi keseluruhan
”.
45
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan
fungsi dari komponen lainnya yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.
46
Komponen pokok dalam sistem Pendidikan Islam terdapat 5 bagian, yaitu: Kurikulum atau Isi pendidikan, Pendidikguru, siswa, lingkungan
pendidikan, dan alat pendidikan.
1. Kurikulum Pendidikan Islam
Menurut Hasbullah, “Kurikulum adalah keseluruhan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan
misi lembaganya ”.
47
Menurut Ahmad Tafsir, “kurikulum adalah sejumlah mata pelajran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau di perguruan tinggi
untuk memperoleh ijazah tertentu ”.
48
43
Hery Noer Aly, Op.cit., h. 30-31
44
Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Poluler, Surabaya: Arkola, 1994 h. 712
45
Hasanudin eds, Ensiklopedia Kebahasaan Indonesia jilid IVBandung: Angkasa, 2009, cet. 1, h.1152
46
Arifin, HM. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. 1, h. 76
47
Hasbullah, Otonomi Pendidikan, Jakara: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, cet. 1, hal.
21.
Inti dari pendapat di atas bisa dipahami bahwa kurikulum merupakan isi program pendidikan yang harus dipelajari oleh siswa atau anak didik dibawah
bimbingan guru. Adapun mengenai isi dari pada kurikulum, adalah sebagai berikut:
Menurut Ahmad Tafsir, “Isi kurikulum dapat dikelompokkan menjadi
empat saja, yaitu: tujuan, isi, pola belajar mengajar, dan evaluasi ”.
49
Hasan Langgulung menyatakan:“Pusat dari kurikulum pendidikan dalam Islam adalah Akhlak, sebab tujuan utama dari pendidikan yaitu
menghaluskan akhlak budi pekerti dan mendidik jiwa. ”
50
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa isi dari kurikulum Pendidikan Islam adalah materi yang membentuk kehalusan akhlak yang dalam
rincian isi dan pelaksanaannya mencakup tujuan, isi pelajaran, metode, dan evaluasi pembelajaran.
Dari segi pengklasifikasian Ilmu, kurikulum pendidikan dalam Islam meliputi ilmu-ilmu bahasa dan agama, ilmu-ilmu kealaman natural, sebagian
ilmu-ilmu yang membantu seperti sejarah, geo grafi, sastera, sya’ir, nahu,
balaghah, filsafat, dan logika.
2. Pendidik atau Guru
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, Bab XI pasal 39, disebutkan bahwa: “Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pad
a perguruan tinggi”.
51
Menurut Ahmad Tafsir, “Pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas pendidik dalam
pandangan Islam secara umum ialah mendidik, yaitu mengupayakan
48
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2001, cet. 4, hal. 76.
49
Ibid.
50
Hasan Langgulung, Op.cit., h. 113.
51
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sistem Pendidikan Nasional, Op. cit., h. 21.