29
menhilangkan nyawa orang lain dan orang yang meninggalkan agamanya murtad.Muttafaq Alaihi.
Dari beberapa dalil nash baik yang terdapat dalam Alqur.an maupun hadits, dapat ditegaskan bahwa zina merupakan perbuatan dosa dan
pelanggaran yang bersifat mutlak. Karena zina merupakan perbuatan yang dilarang oleh Islam, maka bagi setiap muslim yang melanggar harus dikenai
hukuman hadd.
3. Sanksi Jarimah Zina
Dalam hukum Islam ada bentuk had yang diancamkan terhadapa pelaku jarimah zina yaitu hukuman jilid cambuk, rajam dan pengasingan
klasifikasi terhadap jarimah ini dilihat dari sudut beratringan, serta kriteria pelaku. Bentuk hukuman tidak mengenal yang bersikap diskriminatif terhadap
wanita maupun laki-laki sebagai konsistensi implementasi terhadap pelaksanaan aturan syariat karena perzinaan itu banyak menjadikan nilai
agama menjadi luntur. . Pada dasarnya tujuan pemberian sanksi hukum menurut pidana Islam
adalah pencegahan ar-rad-u waz-zajru, pengajaran dan pendidikan al-islah wat-tahzib yang dimaksudkan agar pelaku tindak pidana dapat mengambil
hikmah terhadap apa yang di dapat pelaku kejahatan ketika mendapat hukuman.
41
Islam mengklasifikasi pelaku zina menjadi dua macam untuk mendapatkan jenis hukuman yang akan dilaksanakan, yaitu:
41
Ahmad Hanafi, Asas - Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1993, h.255.
30
a. Zina Muhshan
Al-Muhshan adalah orang yang telah baligh, berakal merdeka pernah bersetubuh di dalam nikah yang sah.
42
Para ulama telah bersepakat, Hukuman bagi pezina yang telah menikah adalah dirajam dengan batu
kerikil sampai dia mati. Penggunaan batu kerikil dimaksudkan agar terpidana dapat merasakan kesakitan sedikit demi sedikit agar berlangsung
lama rasa sakit dari penyiksaaan tersebut. Hukuman itu setimpal dengan kejahatan yang dia perbuat hukuman rajam dilakukan di depan umum
sebagai peringatan bagi masyarakat, sebagai perhatian dan pembelajaran bagi umat pada umumnya.
43
Pendapat ini didasarkan pada dalil-dalil
sebagai berikut :
َعَو ُسَر َلاَق :َلاَق ه ع ها يضر ِتِماصلَا ِنْب َةَداَبُع ْن
هيلع ها ىلص ِهللَا ُلو ملسو
ِرْكِبْلاِب ُرْكِبْلَا , َيِبَس نُهَل ُهللَا َلَعَج ْدَقَ ف ,يَِع اوُذُخ ,يَِع اوُذُخ ِي ثلاِب ُبِي ثلاَو ,ٍةََس ُيْفَ نَو ,ٍةَئاِم ُدْلَج
اِم ُدْلَج ِب ُمْجرلاَو ,ٍةَئ
ُ مِلْسُم ُاَوَر
َ
44
Artinya : Dari Ubadah Ibnu al-Shomit bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Ambillah hukum dariku. Ambillah hukum
dariku. Allah telah membuat jalan untuk mereka para pezina. Jejaka berzina dengan gadis hukumannya seratus cambukan dan diasingkan
setahun. Duda berzina dengan janda hukumannya seratus cambukan dan
dirajam” H.R Muslim.
42
Musthafa Dib Al Bugha, Fiqih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum Islam Madzhab Syafi’I, Penerjemah: DA Pakihsati, Solo: Media Dzikir, 2009 h.443.
43
Al Faqih Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, Penerjemah: Imam Ghazali dan Ahmad Zaidun, Jakarta: Pustaka
Amani, 2002, cet ke 2, h.608.
44
Al-Hafizh Abdul Ghani Al-Maqdisi, ’Umdat al-Ahkaam min Kalaami Khairi al-Anaam t.t.,.tp.,t.th.,, juz 1 h.130.
31
b. Ghairu Muhshan
Pezina yang tidak mencukupi persyaratan muhshan yaitu perbuatan zina yang dilakukan oleh laki-laki dengan wanita yang tidak ada ikatan
perkawinan antar keduanya.
45
Hukuman bagi pezina ghair muhshan adalah hukuman jilidcambuk 100 kali.
46
Sebagaimana dalam firman Allah:
روّنلا :
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman
”. Q.S An-Nur: 2. Para Fuqaha sepakat bahwa pezina ghoiru muhsan masing-masing
dihukum dera seratus kali deraan, yang menjadi perselisihan di kalangan mereka ialah, apakah di samping jilid dera itu masih harus diasingkan
dari negerinya selama satu tahun atau tidak. Dalam sanksi hukum tambahan pada hukuman pengasingan para
fuqaha berbeda pendapat : a.
Menurut Imam Malik dalam hukuman pengasingan buang hukuman dikenakan kepada laki-laki saja, sedang perempuan tidak.
45
Ashari Abdul Ghafar, Pandangan Islam Tentang Zina dan Perkawinan Sesudah Hamil Jakarta: Andes Utama, 1996, cet. III, h.13.
46
Musthafa Dib Al Bugha, h.444.