Teknik Pengumpulan Data Analisa Data

12

BAB II PERCERAIAN DAN ZINA

A. Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Secara Etimologi, kata talak berasal dari kata قلط - قلطي - اقاط yang berarti melepaskan tali, meninggalkan atau bercerai perempuan dari suaminya. 1 Adapun arti thalaq secara terminologi, penulis mengemukakan beberapa pendapat ulama’ fiqh, di antaranya adalah: Wahbah Az-Zuhaily, dalam Kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, mengatakan; talak ialah melepaskan ikatan perkawinan dengan mengucapkan lafadz talak atau yang seperti dengannya, atau menghilangkan ikatan pernikahan disaat ini maupun akan datang dengan lafad tertentu. 2 Sayid Sabiq dalam kitabnya Fiqih Sunnah mengatakan thalaq adalah melepas tali perkawinan dan mengakhiri hubungan suami isteri. 3 Talak dalam KHI mendefinisikan talak sebagai ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu penyebab putusnya 1 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia Jakarta, PT. Hidakarya Agung, 1990, h.239. 2 Wahbah az-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, Beirut: Dar al-Fikr, 1989, Juz VII, Cet. Ke- 3, h.356. 3 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Beirut: Dar al-Tsaqofiyah al-Islamyah, T.th, Juz 2, h.206. 13 perkawinan. 4 Perceraian dalam hukum positif ialah suatu keadaan di mana antara seorang suami dan seorang isteri telah terjadi ketidakcocokan batin yang berakibat pada putusnya suatu perkawinan, melalui putusan pengadilan setelah tidak berhasil didamaikan. 5 Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa thalak adalah hilangnya hubungan antara suami istri dalam suatu ikatan atau lembaga perkawinan, baik dengan mengucapkan secara rela dengan ucapan talak kepada istrinya, dengan kata-kata yang jelas sharih ataupun dengan kata- kata sindiran kinayah pada saat ini atau akan datang.

2. Dasar Hukum Perceraian

Mengenai dasar hukum perceraian penulis akan mengantumkan ayat Al- Qur’an dan hadits yang menjadi landasan hukum perceraian antara lain : Surat Al-Baqarah : 229                                                    رق لا : ٢ Artinya : “Talak yang dapat dirujuki dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak 4 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 1992 h.143. 5 Yayan Sopyan, Islam Negara: Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam Hukum Nasional, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011, h.174.