47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
serapannya pada panjang gelombang yang telah didapatkan dan dibuat kurva kalibrasinya. Persamaan regresi linier yang didapatkan dari kurva kalibrasi
kemudian digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel pada penetapan kadar etil p-metoksisinamat dalam sediaan.
3.6.2 Pengukuran Kadar Etil p-Metoksisinamat dalam Sediaan
Sampel hasil pengenceran dari larutan induk hasil ekstraksi masing- masing sediaan kemudian diukur serapannya. Serapan yang didapatkan dikurangi
dengan serapan blanko basis kosong tanpa zat aktif kemudian disubstitusikan ke persamaan regresi linier kurva kalibrasi untuk didapatkan nilai konsentrasinya.
Kemudian kadar etil p-metoksisinamat ditentukan dalam persen dengan cara membagi hasil konsentrasi sebenarnya dengan konsentrasi teoritis dikalikan
seratus persen.
3.7 Uji Penetrasi Sediaan Secara In Vitro
Uji penetrasi sediaan dilakukan dengan menggunakan alat sel difusi franz. Membran difusi yang digunakan adalah membran kulit abdomen tikus putih
betina galur Sprague Dawley berumur 2-3 bulan dengan kisaran berat badan 150- 200 gram. Ukuran diameter membran yang digunakan 3,14 cm² disesuaikan
dengan alat uji difusi dengan ketebalan 0,6 mm ± 0,1 mm. Medium kompartemen reseptor yang digunakan pada pengujian ini adalah larutan yang terdiri dari dapar
fosfat pH 7,4-etanol 96 1:1 yang selanjutnya larutan ini disebut dengan larutan EDP Ramadon, 2012.
Pengujian dilakukan terhadap tiga formula sediaan yang telah dibuat dengan kandungan etil
p-metoksisinamat 1. Pegukuran kadar etil p-
metoksisinamat yang terpenetrasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Dari hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan jumlah zat aktif
yang terpenetrasi per luas area dan kecepatan penetrasi zat aktif tiap satuan waktu.
3.7.1 Penyiapan Membran Difusi
Membran difusi yang digunakan adalah membran kulit abdomen tikus putih betina galur Sprague Dawley yang berumur 2-3 bulan dengan kisaran berat
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
badan 150-200 gram. Tikus putih betina yang telah dibius dengan eter hingga mati, kemudian dicukur bulunya pada bagian abdomen secara hati-hati dan
secepat mungkin. Kulit tersebut kemudian dipotong dan dibersihkan dari lemak subkutan yang menempel menggunakan air mengalir Ramadon, 2012. Kulit
yang telah bersih kemudian dipotong sesuai ukuran alat difusi kemudian dimasukkan ke dalam botol yang telah berisi larutan NaCl 0,9 fisiologis. Botol
tersebut kemudian disimpan dalam lemari pendingin bersuhu -20°C Bartosova, Bajgar, 2012.
3.7.2 Pembuatan Larutan EDP
Pembuatan larutan EDP diawali dengan pembuatan larutan dapar fosfat pH 7,4 dengan cara sebanyak 250 ml larutan kalium dihidrogen fosfat 0,2 M
dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL, kemudian ditambahkan kira-kira 195,5 ml larutan natrium hidroksida 0,2 M dan dilakukan pengujian pH menggunakan
pH meter hingga pH 7,4. Selanjutnya ditambahkan air suling sampai tanda batas, kemudian labu ukur dikocok hingga larutan homogen, setelah itu larutan dapar
fosfat pH 7,4 tersebut disimpan dalam wadah tertutup rapat, dibungkus dengan alumunium foil Depkes RI, 1995 dalam Ramadon, 2012 .
Campuran etanol 96 dan dapar fosfat pH 7,4 1:1 dibuat dengan cara memasukkan dapar fosfat pH 7,4 sebanyak 10 mL ke dalam labu ukur 100 mL
kemudian ditambahkan etanol 96 sebanyak 50 mL dan ditambahkan dapar fosfat pH 7,4 sampai batas garis 100 mL, dikocok hingga homogen.
3.7.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi Etil p-Metoksisinamat dalam Larutan
EDP
Dibuat larutan induk 100 ppm etil p-metoksisinamat dalam larutan EDP sebanyak 100 mL dengan cara menimbang 10 mg etil p-metoksisinamat
dilarutkan dalam larutan EDP secukupnya, dipindahkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan larutan EDP sampai batas garis 100 mL. Larutan induk tersebut
kemudian dibuat seri konsentrasi larutan 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm, 6 ppm, 7 ppm, dan 8 ppm. Sebelum dilakukan pengukuran serapan pada tiap-tiap
seri konsentrasi, terlebih dahulu ditentukan panjang gelombang maksimum pada
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
satu konsentrasi. Setelah didapatkan panjang gelombang maksimum, masing- masing seri larutan tersebut diukur serapannya pada panjang gelombang maksimal
tersebut. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian dibuat kurva regresi linier dan diperoleh nilai persamaan yang akan digunakan untuk perhitungan kadar etil p-
metoksisinamat terpenetrasi.
3.7.4 Uji Penetrasi Sediaan