34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan ditampung pada suatu tempat receiver flask. Setelah Pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan atau cairan Nugroho, et
al., 1999. Kelebihan dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut yang diuapkan.
Penggunaan rotary evaporator meningkatkan presentase air yang terevaporasi dibandingkan dengan menggunakan waterbath Mutairi jasser, 2012. Prinsip
kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor suhu
dingin yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung penerima receiver flask.
2.10 Uji Penetrasi Sediaan Secara In vitro Menggunakan Sel Difusi Franz
Studi penetrasi kulit secara in vitro berhubungan dengan mengukur kecepatan dan jumlah komponen yang menembus kulit dan jumlah komponen
yang tertahan pada kulit. Salah satu cara untuk mengukur jumlah obat yang terpenetrasi melalui kulit yaitu menggunakan sel difusi franz. Sel difusi franz
terbagi atas dua komponen yaitu kompartemen donor dan kompartemen reseptor. Membran yang digunakan dapat berupa kulit manusia atau kulit hewan. Membran
diletakkan di antara kedua kompartemen, dilengkapi dengan o-ring untuk menjaga letak membran. Gambar alat sel difusi franz dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Kompartemen sel difusi franz
[Sumber : Particle Science Drug Development Service Vol. 10, 2009]
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kompartemen reseptor diisi dengan larutan penerima. Suhu pada sel dijaga dengan sirkulasi air menggunakan water jacket disekeliling kompartemen
reseptor. Sediaan yang akan diuji diaplikasikan pada membran kulit. Pada interval waktu tertentu diambil beberapa ml cairan dari kompartemen reseptor dan jumlah
obat yang terpenetrasi melalui kulit dapat dianalisis dengan metode analisis yang sesuai. Setiap diambil sampel cairan dari kompartemen reseptor harus selalu
digantikan dengan cairan yang sama sejumlah volume yang terambil Anggraeni, 2008.
2.11 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri serap merupakan pengukuran interaksi antara radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati
monokromatik, dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika
frekuensi cahaya tersebut sama dengan frekuensi getaran dari molekul tersebut. Elektron yang terkait dan elektron yang tidak terkait akan tereksitasi pada suatu
daerah frekuensi, yang sesuai dengan cahaya ultraviolet dan cahaya tampak UV- Vis Henry, Suryadi, Yanuar 2002.
Spektrum absorbsi daerah ini adalah sekitar 220 nm sampai 800 nm dan dinyatakan sebagai spektrum elektron. Suatu spektrum ultraviolet meliputi daerah
bagian ultraviolet 190-380 nm, spektrum Vis Visibel bagian sinar tampak 380-780 nm Henry, Suryadi, Yanuar 2002.
Instrumentasi dari spektrofotometer UV-Vis ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spektrum yang mana alat tersebut dirancang untuk beroperasi.
b. Suatu monokromator, yakni sebuah piranti untuk memencilkan pita sempit panjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
c. Suatu wadah untuk sampel dalam hal ini digunakan kuvet d. Suatu detektor yang berupa transduser yang merubah energi cahaya menjadi
suatu isyarat listrik.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Suatu amplifier pengganda dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik itu memadai untuk dibaca.
f. Suatu sistem baca dimana diperagakan besarnya isyarat listrik yang ditangkap. Henry, Suryadi, Yanuar 2002.
Spektrofotometri UV-Vis digunakan terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Penggunaan untuk analisa kuantitatif
didasarkan pada hukum Lambert-Beers yang menyatakan hubungan empirik antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan Hukum
LambertBouger, dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi zat Hukum Beers Henry, Suryadi, Yanuar 2002.
Hukum Lambert-Beer dapat dijelaskan dengan persamaan 2.1 A = Log IoIt = Ɛ . b. c = a. b. c
2.1 dimana : A = serapan; Io = intensitas sinar yang datang; It = intensitas
sinar yang diteruskan ditransmisikan; Ɛ = absorbtivitas molekuler konstanta
ekstingsi L.mol-1. Cm-1; a = daya serap L.g-1.cm-1; b = tebal larutan kuvet cm; c = konsentrasi g.L-1 , mg. mL-1 Henry, Suryadi, Yanuar 2002
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif suatu zat biasanya merupakan panjang gelombang dimana zat yang bersangkutan
memberikan serapan pada umumnya landai sehigga perubahan yang tidak terlalu besar pula dapat diabaikan Henry, Suryadi, Yanuar 2002
Serapan yang optimum untuk pengukuran dengan spektrofotometri Uv- Vis ini berkisar antara 0,2-0,8. Namun menurut literatur lain, serapan sebesar 2-3
relatif masih memberikan hasil perhitungan yang cukup baik untuk campuran, walaupun disarankan agar serapan berada dibawah 2 untuk hasil yang lebih baik,
dengan cara mengencerkan larutan zat yang akan di ukur Henry, Suryadi, Yanuar 2002
2.12 Kromatografi Lapis Tipis