Kromatografi Gas Spektrometri Massa

38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.6 Skema kromatografi lapis tipis [Sumber : Mufidah, 2014]

2.13 Kromatografi Gas Spektrometri Massa

Perkembangan teknologi instrumentasi menghasilkan alat yang merupakan gabungan dari dua sistem dengan prinsip dasar yang berbeda satu sama lain tetapi dapat saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan spektrometri massa GC-MS. Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase. Kromatografi gas berfungsi sebagai alat pemisah berbagai komponen campuran dalam sampel, sedangkan spektrometri massa berfungsi untuk mendeteksi masing-masing molekul komponen yang telah dipisahkan pada sistem kromatografi gas. Berdasarkan kromatogram GC-MS akan diperoleh informasi jumlah senyawa yang terdeteksi dan dari spektra GC-MS akan diperoleh informasi struktur senyawa yang terdeteksi Astuti, 2006. Dalam kromatografi gas, pemisahan terjadi ketika sampel diinjeksikan ke dalam fase gerak. Fase gerak yang biasa digunakan adalah gas inert seperti Helium. Fase gerak membawa sampel melalui fase diam yang ditempatkan dalam kolom. Sampel dalam fase gerak berinteraksi dengan fase diam dengan kecepatan yang berbeda-beda. Saat terjadi interaksi, yang tercepat akan keluar dari kolom lebih dulu, sementara yang lambat keluar paling akhir. Komponen-komponen yang telah terpisah kemudian menuju detektor. Detektor akan memberikan sinyal yang kemudian ditampilkan dalam komputer sebagai kromatogram. Pada kromatogram, sumbu x menunjukkan waktu retensi, RTRetention Time, waktu 39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta saat sampel diinjeksikan sampai elusi berakhir, sedang sumbu y menunjukkan intensitas sinyal. Dalam detektor, selain memberikan sinyal sebagai kromatogram, komponen-komponen yang telah terpisah akan ditembak elektron sehingga terpecah menjadi fragmen-fragmen dengan perbandingan massa dan muatan tertentu mz. Fragmen-fragmen dengan mz ditampilkan komputer sebagai spektra massa, dimana sumbu x menunjukkan perbandingan mz sedangkan sumbu y menunjukkan intensitas. Dari spektra tersebut dapat diketahui struktur senyawa dengan membandingkannya dengan spektra massa standar dari literatur yang tersedia dalam komputer. Pendekatan pustaka terhadap spektra massa dapat digunakan untuk identifikasi bila indeks kemiripan atau Similarity Indeks SI berada pada rentangan ≥80 Astuti, 2006. Analisis GC-MS merupakan metode yang cepat dan akurat untuk memisahkan campuran yang rumit, mampu menganalisis campuran dalam jumlah yang kecil, dan menghasilkan data yang berguna mengenai struktur serta identitas senyawa organik Astuti, 2006. 40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Kimia Pangan, Laboratorium Kimia Obat dan Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 29 Oktober 2014 hingga selesai.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang dibutuhkan yaitu spektrofotometri UVVis U-2900, Hitachi, Amerika, kromatografi gas spektrometri massa 5975 Inert MSD, The Agilent Technologies, USA, blender, corong, kertas saring, botol maserasi, spatel logam, cawan penguap, digital waterbath SB-100, Eyela, Japan, kapas, vacuum rotary evaporator N-1000, Eyela, Japan, wadah krim, batang pengaduk, kertas perkamen, oven NDO-500, Eyela, Japan, lemari pendingin DW-40W100, Haier, Tiongkok, mortar, stamper, sudip, pot salep, timbangan digital GH 202, OGS, Japan, labu ukur Pyrex, USA, aluminium foil, plastic wrap, pengaduk magnetik MST Basic, Wiggen Hauser, USA, digital stirring hotplate Cimarec, USA, timbangan kilogram, mikropipet Rainin, USA, gelas ukur Scott Duran, Germany, gelas piala Scott Duran, Germany, kaca arloji, pH meter F-52, Horiba, Japan, Erlenmeyer Pyrex, USA, pipet volumetric Pyrex, USA, pipa kapiler, plat silica gel F 254 Merck Millipore, Germany, seperangkat alat uji KLT, apparatus melting point Stuart, UK, spuit, tabung reaksi, seperangkat alat uji sel difusi franz.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah simplisia kencur Kaempferia galanga L., kulit bagian abdomen tikus putih betina galur Sprague Dawley PT. Iratco, Bogor, n-heksan teknis yang telah didestilasi, vaselin album,

Dokumen yang terkait

Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil) Akrilamida Dari Etil P-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan Dietanolamin

8 65 59

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur (kaempferia galanga L.) dengan metode reaksi reduksi dan uji aktivitas antiinflamasinya secara in vitro

1 22 70

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Biotransformasi Metabolit Sekunder Utama (Senyawa X) dari Ekstrak n- Heksana Kencur (Kaempferia galanga L.) Oleh Jamur Aspergillus niger ATCC 6275

0 16 54

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7