Pembuatan Sediaan Salep Pembuatan Sediaan Krim

56 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.5 Kromatogram isolat kristal etil p-metoksisinamat. a waktu retensi; b fragmentasi massa dan bobot molekul. [Sumber : koleksi pribadi]

4.3 Pembuatan Sediaan

4.3.1 Pembuatan Sediaan Salep

Sediaan salep dibuat dengan cara meleburkan seluruh bahan dasar salep yaitu lanolin hidrat, vaselin album, dan setil alkohol dalam cawan penguap di atas penangas air hingga suhu 60°C. Lanolin hidrat dipilih sebagai basis utama dalam sediaan ini karena kemampuannya yang dapat menyerap sedikit air. Setil alkohol digunakan sebagai pengemulsi tipe AM, sedangkan vaselin album berfungsi untuk pencukup volume dan pembentuk tekstur salep sehingga tidak terlalu lembek dan cair. Peleburan dilakukan hingga suhu 60°C karena pada suhu a b 57 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut seluruh basis salep telah melebur dengan sempurna. Setelah melebur sempurna, campuran tersebut diangkat dan dituangkan kedalam lumpang kemudian digerus sambil ditambahkan propilen glikol hingga terbentuk masa salep. Propilen glikol berfungsi sebagai agen peningkat penetrasi yang membantu senyawa etil p-metoksisinamat berdifusi kedalam kulit. Kristal etil p-metoksisinamat yang telah ditimbang sebanyak 1 dari bobot sediaan yang dibuat kemudian dilarutkan dalam alkohol 96. Tujuan dilarutkannya kristal etil p-metoksisinamat dalam alkohol 96 adalah untuk mempermudah mencampurkannya ke dalam basis salep, selain itu alkohol 96 juga berfungsi sebagai agen peningkat penetrasi etil p-metoksisinamat kedalam kulit. Pemilihan alkohol 96 sebagai pelarut dalam sediaan karena toksisitasnya lebih rendah dibandingkan pelarut semi polar lainnya yang dapat melarutkan etil p-metoksisinamat. Larutan etil p-metoksisinamat dalam alkohol 96 dicampurkan kedalam basis salep yang telah dingin sedikit demi sedikit hingga homogen. Sediaan yang dihasilkan berwarna kuning, berbau khas lemah dengan bentuk semi padat, jika dioleskan meninggalkan bekas minyak dikulit.

4.3.2 Pembuatan Sediaan Krim

Sediaan krim dibuat dengan cara melebur masing-masing fase minyak dan fase air dalam cawan penguap diatas penangas air hingga suhu 60°C. Fase minyak pada sediaan krim ini terdiri asam stearat, setil alkohol, isopropil miristat dan minyak zaitun. Pemilihan fase minyak pada sediaan ini telah disesuaikan dengan kompatibilitas zat aktif. Perbandingan persentase masing-masing fase minyak didalam sediaan juga disesuaikan dengan konsentrasi lazim dalam Handbook of Pharmaceutical Excipient serta disesuaikan dengan tekstur krim yang semi padat, mudah dioleskan dan tidak meninggalkan bekas minyak dikulit. Fase air pada sediaan krim ini terdiri dari air suling, propilen glikol, metil paraben, propil paraben dan TEA. TEA berfungsi sebagai emulgator fase air dan juga pengatur pH agar sesuai dengan pH kulit 4,5-6,5. Metil paraben dan propil paraben berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan bakteri pada sediaan, mengingat hampir 50 sediaan mengandung fase air yang mudah ditumbuhi jamur dan bakteri. Setelah kedua fase melebur sempurna dan masing-masing 58 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mencapai suhu yang telah ditetapkan, kedua fase dituangkan dalam suatu lumpang yang bersih dan digerus hingga terbentuk masa krim. Setelah masa krim yang terbentuk dingin, kemudian ditambahkan vitamin E. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan dalam sediaan.Tahap selanjutnya sama dengan tahap pembuatan salep. Sediaan krim yang terbentuk berwarna kuning kehijauan, berbau khas lemah dengan bentuk semi padat dan tidak meninggalkan bekas minyak setelah dioleskan di kulit.

4.3.3 Pembuatan Sediaan Gel

Dokumen yang terkait

Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil) Akrilamida Dari Etil P-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan Dietanolamin

8 65 59

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur (kaempferia galanga L.) dengan metode reaksi reduksi dan uji aktivitas antiinflamasinya secara in vitro

1 22 70

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Biotransformasi Metabolit Sekunder Utama (Senyawa X) dari Ekstrak n- Heksana Kencur (Kaempferia galanga L.) Oleh Jamur Aspergillus niger ATCC 6275

0 16 54

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7