Lanolin Hidrat Setil Alkohol Vaselin Album

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut Lachman et al.,1989. e. Elastisitas dan rigiditas Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa, selama transformasi dari bentuk larutan menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan konsentrasi pembentukan gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran viskositelastik. Struktur gel dapat bermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk gel Lachman et al.,1989. f. Rheologi Larutan pembentuk gel gelling agent dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran non-newton yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran Lachman et al.,1989.

2.8 Formulasi Sediaan Setengah Padat

2.8.1 Lanolin Hidrat

Lanolin hidrat atau disebut juga adeps lanae cum aqua PhEur dideskripsikan sebagai campuran dari adeps lanae dan 25-30 bb air suling. Lanolin hidrat berfungsi sebagai agen pengemulsi dan basis salep. Lanolin hidrat berwarna kuning pucat, dengan bau khas lemah. Lanolin hidrat biasanya digunakan pada pembuatan sediaan salep dan krim tipe air dalam minyak am. Ketika meleleh oleh pemanasan dengan penangas air, lanolin akan terpisah menjadi lapisan minyak jernih dan lapisan air jernih. Lanolin hidrat melebur pada suhu 38-44°C, praktis tidak larut dalam kloroform, eter dan air. Hanya komponen lemak dari lanolin hidrat yang larut dalam pelarut organik. Lanolin hidrat harus disimpan dalam wadah tertutup baik, tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, kelembaban dan di tempat kering. Penyimpanan normal bertahan sampai 2 tahun. Lanolin hidrat dapat mengandung pro-oksidan yang mungkin mempengaruhi stabilitas beberapa zat aktif Rowe, Sheskey, Owen, 2006. 25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.2 Setil Alkohol

Nama lain dari setil alkohol adalah alcohol cetylicus dan crodacol. Penggunaan setil alkohol pada sediaan farmasi sangat luas, diantaranya coating agent; emulsifying agent 2-5; stiffening agent 2-10. Setil alkohol merupakan serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau khas lemah, rasa lemah. Setil alkohol memiliki titik lebur 45-52 ° C, larut dalam etanol 95 dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikan suhu, praktis tidak larut dalam air. Mudah larut ketika dilebur bersama dengan lemak, paraffin padat atau cair, dan isopropil miristat. Setil alkohol tetap stabil meskipun terdapat asam, basa, cahaya dan udara tidak menjadi tengik. Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang kering dan sejuk. Inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat Rowe, Sheskey, Owen, 2006.

2.8.3 Vaselin Album

Vaselin album berwarna kuning pucat, transparan, massa lembut, sedikit berbau dan sedikit berasa. Fungsi vaselin album adalah sebagai emolien, dan basis salep. Kelarutan praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95 panas atau dingin, gliserin, dan air, larut dalam benzen, karbon disulfida, kloroform, eter, heksan dan minyak lemak dan menguap. Pada paparan sinar, kemurnian dari vaselin album menurun akibat berubah warna dan teroksidasi serta menghasilkan bau yang tidak diinginkan. Oksidasi dapat dicegah dengan penambahan antioksidan yang cocok seperti BHT, BHA dan tokoferol. Vaselin album dapat disterilisasi dengan pemanasan kering. Meskipun vaselin album dapat disterilisasi dengan iradiasi gamma, tetapi proses tersebut dapat mempengaruhi sifat fisik dari vaselin album seperti mengembang, berubah warna, bau dan sifat rheologi. Vaselin album harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk dan kering. Vaselin album merupakan bahan inert dengan sedikit inkompatibilitas Rowe, Sheskey, Owen, 2006. 26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.4 Asam Stearat

Dokumen yang terkait

Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil) Akrilamida Dari Etil P-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan Dietanolamin

8 65 59

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur (kaempferia galanga L.) dengan metode reaksi reduksi dan uji aktivitas antiinflamasinya secara in vitro

1 22 70

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Biotransformasi Metabolit Sekunder Utama (Senyawa X) dari Ekstrak n- Heksana Kencur (Kaempferia galanga L.) Oleh Jamur Aspergillus niger ATCC 6275

0 16 54

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7