Kromatografi Lapis Tipis TINJAUAN PUSTAKA

36 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta e. Suatu amplifier pengganda dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik itu memadai untuk dibaca. f. Suatu sistem baca dimana diperagakan besarnya isyarat listrik yang ditangkap. Henry, Suryadi, Yanuar 2002. Spektrofotometri UV-Vis digunakan terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Penggunaan untuk analisa kuantitatif didasarkan pada hukum Lambert-Beers yang menyatakan hubungan empirik antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan Hukum LambertBouger, dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi zat Hukum Beers Henry, Suryadi, Yanuar 2002. Hukum Lambert-Beer dapat dijelaskan dengan persamaan 2.1 A = Log IoIt = Ɛ . b. c = a. b. c 2.1 dimana : A = serapan; Io = intensitas sinar yang datang; It = intensitas sinar yang diteruskan ditransmisikan; Ɛ = absorbtivitas molekuler konstanta ekstingsi L.mol-1. Cm-1; a = daya serap L.g-1.cm-1; b = tebal larutan kuvet cm; c = konsentrasi g.L-1 , mg. mL-1 Henry, Suryadi, Yanuar 2002 Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif suatu zat biasanya merupakan panjang gelombang dimana zat yang bersangkutan memberikan serapan pada umumnya landai sehigga perubahan yang tidak terlalu besar pula dapat diabaikan Henry, Suryadi, Yanuar 2002 Serapan yang optimum untuk pengukuran dengan spektrofotometri Uv- Vis ini berkisar antara 0,2-0,8. Namun menurut literatur lain, serapan sebesar 2-3 relatif masih memberikan hasil perhitungan yang cukup baik untuk campuran, walaupun disarankan agar serapan berada dibawah 2 untuk hasil yang lebih baik, dengan cara mengencerkan larutan zat yang akan di ukur Henry, Suryadi, Yanuar 2002

2.12 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisikokimia. Lapisan yang memisahkan, yang terdiri atas bahan berbutir-butir fase diam, ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan ditotolkan berupa bercak atau pita awal. Setelah pelat 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau lapisan ditaruh didalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok fase gerak, pemisahan terjadi selama perambatan kapiler pengembangan. Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan dideteksi Stahl Egon dalam Khoirrunni’mah, 2013 Diantara berbagai jenis teknik kromatografi, kromatografi lapis tipis adalah yang paling banyak digunakan untuk analisis obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan investasi kecil untuk perlengkapan dan menggunakan waktu yang singkat untuk menyelesaikan analisis 915-60 menit, memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit kira-kira 0,1 g. Selain itu, hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin terjadi, kebutuhan ruangan minimum dan penanganannya sederhana Stahl Egon dalam Khoirunni’mah, 2013 Totolkan larutan uji dan larutan baku, menurut cara yang tertera pada masing-masing monografi dengan jarak antara lebih kurang 1,5 cm dan lebih kurang 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering tepi bawah lempeng adalah bagian lempeng yang pertama kali dilalui oleh alat membuat lapisan pada waktu melapiskan zat penjerap. Ketika bekerja dengan lempeng, gangguan fisik harus terhindarkan dari zat penjerap Depkes RI, 1995. Beri tanda pada jarak 10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan. Tempatkan lempeng pada rak penyangga, hingga tempat penotolan terletak di sebelah bawah, dan masukkan rak ke dalam bejana kromatografi. Pelarut dalam bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap, tetapi titik penotolan jangan ampai terendam. Letakkan tutup bejana pada tempatnya, dan biarkan sistem hingga pelarut merambat 10 cm hingga 15 cm di atas titik penotolan, umumnya diperlukan waktu lebih kurang 15 menit hingga 1 jam. Keluarkan lempeng dari bejana, buat tanda batas rambat pelarut, keringkan lempeng di udara, dan amati bercak mula-mula dengan cahaya ultraviolet gelombang pendek 254 nm dan kemudidan dengan cahaya ultraviolet gelombang panjang 366 nm. Ukur dan catat jarak tiap bercak dari titik penotolan serta catat panjang gelombang untuk tiap bercak yang diamati. Tentukan harga Rf untuk bercak utama. Jika diperlukan, semprot bercak dengan pereaksi yang ditentukan, amati dan bandingkan kromatogram zat uji dengan kromatogram baku pembanding Depkes RI, 1995. 38 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.6 Skema kromatografi lapis tipis [Sumber : Mufidah, 2014]

2.13 Kromatografi Gas Spektrometri Massa

Dokumen yang terkait

Semi Sintesis N,N-Bis(2-Hidroksietil)-3-(4-Metoksifenil) Akrilamida Dari Etil P-Metoksisinamat Hasil Isolasi Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga, L) Melalui Amidasi Dengan Dietanolamin

8 65 59

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur (kaempferia galanga L.) dengan metode reaksi reduksi dan uji aktivitas antiinflamasinya secara in vitro

1 22 70

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Biotransformasi Metabolit Sekunder Utama (Senyawa X) dari Ekstrak n- Heksana Kencur (Kaempferia galanga L.) Oleh Jamur Aspergillus niger ATCC 6275

0 16 54

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Secara In-Vitro

1 18 82

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87

Penggunaan Etil-p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai anti Ketombe dalam Sampo Krim Cair.

0 2 7