itu, siswa dengan gaya belajar visual cenderung lebih termotivasi dalam pembelajaran dibandingkan siswa dengan gaya belajar auditorial dan kinestetik.
2.7.4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar
Setiap orang tua pasti memiliki keinginan agar anaknya mencapai prestasi yang tinggi, membantu perkembangan intelektual dan sosial anaknya secara tulus
dan ikhlas, tetapi tidak semua orang tua mampu mewujudkan keinginannya itu menjadi perbuatan yang efektif. Keinginan yang kuat dari orang tua agar anaknya
berhasil, tetapi orang tua tidak banyak berbuat sesuatu yang efektif dalam mendorong putra-putrinya untuk belajar. Menurut Nurhidayah 2012, hal itu
dikarenakan setiap orang tua memiliki pola asuhnya sendiri yang menurut masing- masing orang tua sudah baik tetapi belum tentu benar-benar bisa mendorong
anaknya untuk termotivasi dalam belajar untuk mencapai prestasi yang
diharapkan.
Hurlock 2006 menyatakan bahwa orang tua yang satu dan yang lain memberikan pola asuh yang berbeda dalam membimbing dan mendidik anak-
anaknya. Dari latar belakang keluarga yang berbeda akan membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda dan diprediksikan dari pola asuh orang tua yang
berbeda itu mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar.
Penelitian yang telah dilakukan Endarti 2014 menunjukkan bahwa pola asuh orang tua mempengaruhi motivasi belajar siswa dengan kecenderungan pola
asuh orang tua adalah pola asuh demokratis, diikuti oleh pola asuh otoriter, dan terakhir permisif. Mustolikh Shalihati 2014 dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan motivasi belajar antara pola asuh orang tua demokratis dengan otoriter. Kelompok responden dengan pola
asuh demokratis memiliki rata-rata skor motivasi yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pola asuh otoriter. Ginsburg Bronstein dalam Kang Moore 2011
menyebutkan bahwa anak dengan pola asuh orang tua permisif berkemungkinan kecil untuk termotivasi secara intrinsik. Anak dengan pola asuh permisif menjadi
kurang percaya diri, kurang sabar dan mudah frustasi, serta kurang tahan terhadap
tugas belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tipe pola asuh orang tua yang berbeda dapat menyebabkan berbedanya motivasi yang
dimiliki oleh anaksiswa dalam belajarnya. Siswa yang dibesarkan dalam pola asuh demokratis cenderung lebih termotivasi secara intrinsik untuk belajar,
sedangkan pola asuh otoriter termotivasi secara ekstrinsik dan pola asuh permisif kemungkinan kurang termotivasi. Padahal motivasi yang lahir dari dalam diri
seseorang lebih kuat dibandingkan dengan motivasi yang timbul karena pihak luar.
2.7.5. Hubungan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi