sedangkan dua lainnya mempunyai hubungan positif tapi tidak kuat;
r=0.287 untuk auditorial dan r=0.129 untuk visual.
9. Seth,
Monika Kala
Ghormode 2013
The Impact of Authoritative
Parenting Style on Educational
Performance of Learners at High
School Level. Penemuan menyatakan ada
hubungan yang nyata antara pola asuh demokrasi dan prestasi
sekolah anak di kelas tingkat sekolah menengah atas. Pola asuh
demokrasi mempunyai pengaruh positif pada semua subyek di kelas
sekolah menengah atas.
10. Yasmin, Samina et
al. 2014 Parenting Styles as a
Predictor of Academic
Achievement of Students.
Pola asuh demokrasi ditemukan sebagai prediktor positif terhadap
prestasi akademik sedangkan pola asuh otoriter dan permisif
merupakan prediktor negatif.
11. Hamdu, Ghullam
Lisa Agustina
2011 Pengaruh Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar IPA di Sekolah Dasar.
Hasil menunjukkan rata-rata motivasi belajar dan prestasi belajar
IPA siswa dalam keadaan baik. Pengaruh motivasi belajar siswa
menunjukkan hubungan signifikan yang tinggi dan memberikan
kontribusi pengaruh sebesar 48.1 pada prestasi belajar IPA siswa.
Sumber: Berbagai Sumber.
2.7. Kerangka Berpikir
2.7.1. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi
Mata Pelajaran Ekonomi terdiri dari teori dan praktik. Dalam pembelajaran, guru lebih dominan untuk melakukan aktivitas visual dan auditorial karena materi
pembelajaran ekonomi
lebih didominasi
oleh teori
sehingga dalam
penyampaiannya lebih banyak menggunakan metode ceramah dengan bantuan gambar, grafik ataupun bagan. Di sisi lain, setiap orang memiliki gaya belajar
yang berbeda-beda. Perbedaan gaya belajar siswa terbukti berpengaruh terhadap perbedaan pencapaian prestasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan Wulandari 2008, bahwa dari keseluruhan responden mahasiswa, sebagian besar responden memiliki gaya
belajar visual, diikuti oleh gaya belajar auditorial, dan responden dengan gaya belajar kinestetik memiliki jumlah yang paling sedikit. Pencapaian prestasi belajar
masing-masing gaya belajar juga berbeda dimana urutan perolehan prestasi belajar yang paling tinggi dimiliki oleh kelompok gaya belajar visual, kemudian
auditorial, dan terakhir gaya belajar kinestetik.
Penelitian Martin, Lewis Edwards 2011 juga menunjukkan gaya belajar yang paling banyak dimiliki responden mahasiswa adalah visual. Namun untuk
urutan kedua ditempati oleh gaya belajar kinestetik dan responden dengan gaya belajar auditorial yang paling sedikit jumlahnya. Gaya belajar visual juga
mendominasi jumlah perolehan IPK di setiap tingkatannya, diikuti kinestetik dan terakhir auditorial, bahkan gaya belajar auditorial tidak ada yang memperoleh IPK
di atas 3,6. Sedangkan penelitian Vaishnav 2013 pada siswa sekolah menengah di Maharashtra menghasilkan temuan yaitu gaya belajar kinestetik lebih umum
digunakan dibandingkan visual dan auditorial. Ada hubungan positif antara gaya belajar kinestetik dengan prestasi belajar, sedangkan dua lainnya mempunyai
hubungan positif tapi tidak kuat.
Berdasarkan pembahasan beberapa hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa antara gaya belajar yang satu dengan yang lainnya dapat
terjadi perbedaan tingkat prestasi yang diraih. Gaya belajar visual diprediksi akan mendominasi tingkat perolehan prestasi belajar ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan auditorial dan kinestetik. Hal ini disebabkan mata pelajaran
ekonomi sendiri lebih banyak teori daripada praktik sehingga penyampaian materinya lebih sering menggunakan media visual.
2.7.2. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Ekonomi