berbeda-beda. Berdasarkan latar belakang pengasuhan orang tua yang berbeda maka akan menghasilkan bermacam-macam pola asuh yang berbeda dari orang
tua yang berbeda pula.
2.5.2. Jenis Pola Asuh Orang Tua
2.5.2.1. Pola Asuh Otoriter
Pengasuhan otoriter authoritarian parenting adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-
perintah orang tua Desmita, 2009:144. Orang tua yang mendidik anak dengan menggunakan pola asuh otoriter memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: orang
tua menerapkan peraturan yang ketat, tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, anak harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh
orang tua, berorientasi pada hukuman fisik maupun verbal, dan orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian Hurlock, 2006:45.Orang tua yang
menerapkan pola asuh otoriter ketika anak tidak mematuhi aturan orang tua maka
akan diancam dan dihukum Gunarsa, 2009:28.
Pengasuhan otoriter ini berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang cakap. Remaja dengan orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter biasanya seringkali
merasa cemas akan perbandingan sosial, tidak mampu memulai sesuatu kegiatan, dan memiliki kemampuan komunikasi yang rendah. Kelebihan dari penerapan
pola asuh ini sekilas anak akan nampak patuh dan menurut dengan orang tua Sukarmin, 2009:279. Baumrind dalam Desmita 2009:144 berpendapat, anak
dari orang tua yang otoriter cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan dengan anak-anak lain.
2.5.2.2. Pola Asuh Demokratis
Pengasuhan demokratis authoritative parenting adalah salah satu gaya pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ketat terhadap tingkah laku anak,
tetapi juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikiran, perasaan, serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan Desmita, 2009:144.
Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan ciri-ciri: adanya kesempatan anak untuk berpendapat dan mengutarakan alasan mengapa
anak melanggar peraturan sebelum hukuman dijatuhkan, hukuman diberikan kepada perilaku salah, dan memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang
benar Hurlock, 2006:46. Dalam menanamkan disiplin kepada anak, orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis memperlihatkan dan menghargai
kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan yang penuh pengertian antara anak dan orang tua, memberi penjelasan secara rasional dan objektif jika
keinginan dan pendapat anak tidak sesuai Gunarsa, 2009:28.
Pengasuhan dengan sistem demokrasi berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang kompeten. Remaja dengan pola asuh ini akan mempunyai kesadaran
diri dan tanggung jawab sosial yang cukup tinggi Sukarmin, 2009:280. Pengasuhan ini juga diasosiasikan dengan rasa harga diri yang tinggi, memiliki
moral standar, kematangan psikososial, kemandirian, dan sukses dalam belajar
Baumrind dalam Desmita, 2009:144.
2.5.2.3. Pola Asuh Permisif