dengan “state of affairs” yang memuaskan, maka hubungan menjadi lebih kuat.
Bilamana hubungan dibarengi “state of affairs” yang mengganggu, maka kekuatan hubungan menjadi berkurang Dalyono, 2007.
Law of Effect juga berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-
baiknya, sedangkan segala tingkah laku yang berakibat tidak menyenangkan akan dihilangkan dan dilupakan Purwanto, 2009:99. Namun dalam perkembangan
teorinya diketahui bahwa tingkah laku yang berakibat tidak menyenangkan hukuman merupakan sarana yang efektif untuk mengubah perilaku karena
hukuman tidak mengajari siswa perilaku yang benar, tetapi lebih berperan memberitahukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Hal ini juga berlaku pada
keterampilan kognitif. Jadi hukuman menekan respon, tetapi respon tersebut tidak dilupakan Schunk, 2012:105.
2.2. Prestasi Belajar Ekonomi
2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar, harus bertitik tolak terlebih dahulu tentang pengertian belajar itu sendiri. Belajar adalah
suatu adaptasi atau proses penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif Syah,2008:90. Sejalan dengan hal itu, Slameto 2010:2
mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Lebih luas lagi, Djamarah 2008:13 mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan
psikomotorik keterampilan. Hamalik 2009:38 menyebutkan bahwa bukti seorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia
terdiri dari sejumlah aspek. Adapun aspek itu adalah pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi
pekerti etika, sikap, dan lain-lain. Sedangkan menurut Slameto 2010:3-5 tingkah laku yang dikategorikan sebagai perilaku belajar memiliki ciri-ciri adanya
perubahan tingkah laku terjadi secara sadar, perubahan bersifat kontinu berkesinambungan dan fungsional, perubahan bersifat positif semakin banyak
dan aktif atas dasar usaha sendiri, perubahan besifat permanen bertahan dalam jangka waktu yang lama, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah pada
tingkah laku yang ditetapkan, serta perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku sikap keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Kemampuan intelektual sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang yang terlihat dari prestasi belajar yang didapat. Untuk mengetahui
prestasi tersebut perlu diadakan evaluasi dengan tujuan mengetahui kemampuan seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan belajar karena prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan
belajar yang merupakan proses pembelajaran. Sudjana 2009:3 menyatakan prestasi belajar pada hakikatnya adalah perubahan-perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Suryadi Suryabrata dalam Prasetya 2012:54 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
dari hasil latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Jadi prestasi belajar merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.
Darsono 2000:110-111 menyebutkan bahwa pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu teknik tes yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa biasanya berupa tes obyektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian dan teknik non tes yang lebih banyak bertujuan untuk
mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif siswa biasanya melalui observasi, wawancara dan angket. Sedangkan Arikunto 2002:33-39
menyebutkan tes dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1 tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk menentukan kelemahan dan kelebihan siswa dengan
melihat gejala-gejalanya sehingga diketahui kelemahan dan kelebihan tersebut pada siswa dapat dilakukan perlakuan yang tepat, 2 tes formatif adalah untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah memahami suatu satuan pelajaran tertentu dan diberikan sebagai usaha memperbaiki proses belajar, serta 3 tes sumatif
dapat digunakan pada ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester. Dari tes formatif dan tes sumatif inilah prestasi belajar siswa diketahui.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran setelah melalui tahap
tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai berupa angka. Prestasi belajar dapat
diketahui setelah melakukan evaluasi dan evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar.
2.2.2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi