diketahui setelah melakukan evaluasi dan evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar.
2.2.2. Pengertian Prestasi Belajar Ekonomi
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses. Sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan pada peminatan Sosial di Sekolah Menengah Atas
SMA. Materi pokok mata pelajaran ekonomi yang harus dikuasai oleh siswa kelas
XI IPS adalah mengenai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, ketenagakerjaan, pendapatan nasional, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, perpajakan, indeks harga dan inflasi, kebijakan moneter, pelaku ekonomi dan sistem perekonomian
Indonesia, pasar modal, perdagangan internasional, serta kerjasama internasional. Ada beberapa bentuk penilaian, yaitu berupa tes tertulis, penilaian portofolio,
penilaian produk, dan unjuk kerja. Bentuk penilaian tidak sama untuk setiap materi pokoknya, bergantung pada kriteria materi pokok yang harus dikuasai
siswa. Mengacu pada pengertian prestasi belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar Ekonomi adalah keberhasilan dalam hal penguasaan dan pemahaman pengetahuan serta keterampilan seputar Mata Pelajaran Ekonomi
yang hasilnya ditunjukkan dengan angka nilai tes. Disamping itu, menurut
Sudjana 2009:15 mengatakan bahwa diantara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Karena itu, unsur yang ada dalam prestasi siswa terdiri dari hasil
belajar dan nilai siswa.
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru.
Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana siswa dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga
terdapat reaksi yang muncul dari siswa. Reaksi yang dilakukan merupakan usaha untuk menciptakan kegiatan belajar sekaligus menyelesaikannya. Sehingga
nantinya akan mendapatkan hasil yang mengakibatkan perubahan pada siswa sebagai hal baru serta menambah pengetahuan.
Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal ini tentu saja mempunyai faktor-faktor penyebabnya. Beberapa ahli telah membahas mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat, aspek yaitu
aspek fisiologis, psikologis, lingkungan dan instrumental. Aspek fisiologis merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri setiap individu, sedangkan
aspek lingkungan dan instrumental merupakan faktor eksternal yang berasal dari luar diri individu.
Aspek fisiologis meliputi kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menunjukkan kebugaran organ-organ tubuh dapat mempengaruhi semangat
dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah akan berdampak secara langsung pada kualitas penyerapan materi pelajaran Syah,
2008:132. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalau mengindahkan ketentuan-
ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah Slameto, 2010:55.
Aspek psikologis adalah faktor yang bersifat rohaniah. Menurut Syah 2008:133, banyak faktor yang masuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial
itu adalah intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa. Tingkat intelegensi atau kecerdasan IQ tak dapat diragukan lagi sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar. Semakin tinggi kemampuan inteligensi siswa maka semakin besar peluang meraih sukses, akan tetapi sebaliknya semakin
rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil peluang meraih sukses Syah, 2008:132. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat intelegensi
yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan
intelegensi hanya salah satu di antara faktor lainnya Slameto, 2010:56. Sikap attitude adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap stimulus atau obyek Notoadmodjo, 2003:124. Sikap
siswa yang merespon dengan positif merupakan awal yang baik bagi proses pembelajaran yang akan berlangsung sedangkan sikap negatif terhadap guru
ataupun pelajaran apalagi disertai dengan sikap benci maka akan berdampak pada pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar yang kurang maksimal Syah,
2008:133. Bakat atau aptitude menurut Hilgard dalam Slameto 2010:57 adalah
“the capacity to learn”. Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Syah
2008:133 menyatakan bahwa setiap individu mempunyai bakat dan setiap individu yang memiliki bakat akan berpotensi untuk mencapai prestasi sampai
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar pada bidang-bidang
tertentu. Minat interest dapat diartikan kecenderungan atau kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sebagai contoh siswa yang mempunyai minat dalam bidang
matematika akan lebih fokus dan intensif ke dalam bidang tersebut sehingga memungkinkan mencapai hasil yang memuaskan Syah, 2008:134. Jika terdapat
siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar siswa tersebut mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita- cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu Slameto,
2010:57.
Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu atau pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi
bisa berasal dari dalam diri setiap individu dan datang dari luar individu tersebut Syah, 2008:134. Motivasi yang timbul karena kebutuhan dari dalam diri siswa
dianggap lebih baik dibandingkan dengan motivasi yang disebabkan oleh rangsangan dari luar. Namun dalam praktiknya, sering motivasi dari dalam itu
tidak ada atau belum timbul sehingga perlu adanya rangsangan dari luar Hamalik, 2009:51. Dalam membentuk motif yang kuat dalam belajar dapat dilaksanakan
dengan adanya latihan-latihankebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihankebiasaan itu sangat perlu dalam belajar Slameto,
2010:58. Aspek lingkungan meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah,
serta masyarakat. Lingkungan yang paling banyak berperan dan mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah lingkungan orang tua dan keluarga Syah,
2008:134. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana ruma tangga, dan
keadaan ekonomi keluarga Slameto, 2010:60. Semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai
siswa Syah, 2008:134. Lingkungan sekolah sangat berperan dalam menciptakan suasana belajar
yang kondusif. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Karena itu, guru dan siswa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar sekolah
yang baik, menyenangkan, menantang, dan menggairahkan Hamalik, 2009:52.
Lingkungan sekolah juga meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf-staf
administrasi di lingkungan sekolah, dan teman-teman di sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar siswa Syah, 2008:135.
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karena siswa juga berada dalam suatu kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta
kegiatan-kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari-hari yang dapat mempengaruhi prestasi belajar Syah, 2008:135. Mass media juga ikut
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Mass media berupa bioskop, radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-lain.
Mass yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga belajarnya, sebaliknya mass yang jelek juga dapat berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka
perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah maupun
masyarakat Slameto, 2010:70. Terakhir adalah aspek atau faktor instrumental. Termasuk dalam
instrumental input atau faktor-faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasi adalah kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana
dan fasititas, serta manajemen yang berlaku di sekolah Purwanto, 2007:107. Kurikulum meliputi segala kegiatan dan bahan pengajaran yang diberikan kepada
siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Guru sebagai pengajar harus mengusahakan metode mengajar yang setepat, efisien dan
efektif mungkin agar siswa dapat belajar dengan baik. Sarana dan fasilitas serta
manajemen sekolah harus memadai agar dapat menunjang siswa dalam belajarnya Slameto, 2010:67. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input
merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasiloutput yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang
menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar Purwanto, 2007:107.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena
prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor tersebut dan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor akan
dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh
faktor fisiologis, psikologis, dan instrumental.
2.3. Motivasi Belajar