tidak menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan dari 51orang responden yang terpajan gas SO
2
dengan konsentrasi ≤ 448 µgm
3
terdapat 2243,1orang yang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan29 56,9 orangtidak
menunjukkanadanya gangguan saluran pernafasan. Dari uji statistik diperoleh nilai p=0,0010,050 dan nilai interval
kepercayaan yang tidak mencakup nilai 1 1,425 – 20,477, menunjukkan adanya hubungan antara besarnya konsentrasi gas SO
2
sumber transportasi dengan terjadinya gangguan saluran pernafasan. Nilai Prevalence Ratio PR adalah 2,07 hal ini berarti
bahwa responden yang terpajan konsentrasi gas SO
2
lebih tinggi mempunyai peluang 2,07 kali lebih besar untuk mengalami gangguan saluran pernafasan dibandingkan
yang terpajan konsentrasi gas SO
2
yang lebih rendah.
4.3.2. Hubungan Konsentrasi Gas NO
2
sumber Transportasi dengan Gangguan Saluran Pernafasan.
Hasil analisis uji Kolmogorov- Smirnov untuk variabel konsentrasi NO
2
menghasilkan nilai p=0,001 yangmenunjukkan bahwa distribusi data tidak normal 0,050 sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah median. Rata-rata median
konsentrasi NO
2
sumber transportasi di lokasi penelitian adalah 57,11µgm
3
dengan simpangan baku 17,15 dengan konsentrasi terendah adalah 15,25 µgm
3
dan konsentrasi tertinggi mencapai 57,81 µgm
3
.
Tabel 4.12. Hubungan Konsentrasi Gas NO
2
Sumber Transportasi dengan Gangguan Saluran Pernafasan
Universitas Sumatera Utara
No Konsentrasi
Gas NO
2
Gangguan Saluran Pernafasan
n PR
P- value
Ada Tidak ada
n n
1. 57
12 66,7
6 33,3
18 25,7
1,2 0.418
2. ≤57
27 51,9
25 48,1
52 74,3
Total 70
100,0
Hasil uji Chi-Square dari 70 responden menunjukkan bahwa ada18 orang yang terpajan gas NO
2
dengan konsentrasi57 µgm
3
yaitu 1266,7 orang yang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan 6 33,3 orang tidak
menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan dari 52 orang responden yang terpajan gas NO
2
dengan konsentrasi ≤ 57µgm
3
terdapat 2751,9 orang yang menunjukkan adanya gangguansaluran pernafasan dan 2548,1 orang tidak
menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan. Dari uji statistik diperoleh nilai p = 0.4180,050 dan nilai interval
kepercayaan yang mencakup nilai 1 0,708- 2,939 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara besarnya konsentrasi NO
2
sumber transportasi dengan timbulnya gangguan saluran pernafasan
. Nilai Prevalence Ratio PR adalah 1,2 hal
ini berarti bahwa responden yang terpajan konsentrasi gas NO
2
lebih tinggi mempunyai peluang 1,2 kali lebih besar untuk mengalami gangguan saluran
pernafasan dibandingkan yang terpajan konsentrasi gas NO
2
yang lebih rendah.
4.3.3. Hubungan Jenis Kelamin Responden dengan Gangguan Saluran Pernafasan
Tabel 4.13. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Saluran Pernafasan
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Kelamin
Gangguan Saluran Pernafasan
n P-
value 95 CI
Ada Tidak ada
n n
1. Perempuan
25 48,1
27 51,9
52 0,056
0,947- 5,764
2. Laki-laki
14 77,8
4 22,2
18
Total 70
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil uji chi–square di dapatkan data yang menunjukkan bahwa dari 52 orang responden dengan jenis kelamin perempuan
terdapat 27 orang 51,9 yang menunjukan gangguansaluran pernafasan dan dari 18 orang responden yang berjenis kelamin laki–laki terdapat 14 orang 77,8 yang
menujukkan gangguan saluran pernafasan. Nilai p = 0,056 0,050 dan nilai interval kepercayaan yang mencakup nilai 1 0,947-5,764 menunjukkan tidak terdapatnya
hubungan antara jenis kelamin responden dengan gangguan saluran pernafasan.
4.3.4. Hubungan Umur dengan Gangguan Saluran Pernafasan Tabel 4.14. Hubungan umur dengan Gangguan Saluran Pernafasan
No Umur
Gangguan Saluran Pernafasan
n P-value
95 CI Ada
Tidak ada n
n
1. 50
17 56,7
13 43,3
30 1,000
0,609-1,771 2.
≤50 22
55,0 18
45,0 40
Dari tabel di atas dilihat bahwa hasil uji chi–square didapatkan data dari30
orang responden yang memiliki umur50 tahun terdapat 1756,7 orang yang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan 13 43,3 orang responden
tidak menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasansertaresponden yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki umur ≤50 tahun terdapat 22 orang 55,0 yang menunjukkan gangguan
saluran pernafasan dan 18orang responden responden tidak menunjukkan adanya gangguan seluran pernafasan. Nilai p = 1,000 0,050 dan nilai interval kepercayaan
yang mencakup nilai 1 0,609-1,771 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara umur responden dengan gangguan saluran pernafasan.
4.3.5. Hubungan Durasi Pajanan dengan Gangguan Saluran Pernafasan Tabel 4.15. Hubungan Durasi Pajanan dengan Gangguan Saluran Pernafasan
No Durasi
Pajanan Gangguan Saluran
Pernafasan n
P-value 95 CI
Ada Tidak ada
n n
1. 7
17 54,8
14 45,2
31 1,000
0,570-1,635 2.
≤7 22
56,4 17
43,6 39
Dari tabel di atas dilihat bahwa hasil uji chi–square di dapatkan data bahwa dari 31 orang yang masa kerjanya 7 tahun terdapat 17 orang responden 54,8
yang menujukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan 39 orang responden yang masa kerja
≤ 7 tahun terdapat 22 56,4 orang responden yang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan. Dari nilai p = 1,000 0,050 dan nilai interval
kepercayaan yang mencakup nilai 1 0,570-1,635 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapatnya hubungan antara durasi pajanan dengan gangguan saluran pernafasan.
4.3.6. Hubungan Lama Pajanan dengan Gangguan Saluran Pernafasan Tabel 4.16. Hubungan Lama Pajanan dengan Gangguan Saluran Pernafasan
No Lama
Pajanan Gangguan Saluran
Pernafasan n
PR P-
value 95 CI
Universitas Sumatera Utara
Ada Tidak ada
n n
1. 10
24 72,7 9
27,3 33
47,1 1,7
0,014 1,176-
4,042
2. ≤10
15 40,5 22
59,5 37
52,9
Total 70
100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil uji chi–square di dapatkan data yang menunjukkan bahwa dari 33 orang yang lama pajanannya 10 jamhari, terdapat
2472,7 orang responden yang menujukkan gangguan saluran pernafasan dan 927,3 orang tidak menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan serta 37
orang responden yang lama pajanannya ≤10 jamhari terdapat 1540,5 orang
responden yang menunjukkanadanya gangguan saluran pernafasan dan 22 59,5 orang responden tidak menunjukkan gangguan saluran pernafasan.
Dari uji statistik diperoleh nilai p = 0,014 0,050 dan nilai interval kepercayaan yang tidak mencakup nilai 1 1,176 – 4,042 yang menunjukkan adanya
hubungan antara lama pajanan dengan gangguan saluran pernafasan. Nilai PrevalenceRatio PR adalah 1,2. Hal ini berarti bahwa responden yang lebih
lamaterpajan gas SO
2
mempunyai peluang 1,2 kali lebih besar untuk mengalami gangguan saluran pernafasan.
4.3.7. Hubungan Berat Badan dengan Gangguan Saluran Pernafasan Tabel 4.17. Hubungan Berat Badan dengan Gangguan Saluran Pernafasan
No Berat
Badan Gangguan Saluran
Pernafasan n
PR P-
value 95 CI
Ada Tidak ada
n N
1. ≤60
16 41,0 23
74,2 39
55,7 1,5
0,011 1,191-
Universitas Sumatera Utara
4,385 2.
60 23 74,2
8 25,8
31 44,3
Total 70
100,0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 39 orang responden yang mempunyai berat badan
≤60 kgterdapat 1641,0 orang respondenyang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan 23 74,2 orang responden
tidak menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan serta 31 orangyang mempunyai berat badan 60 kg terdapat 2374,2 orang respondenyang
menunjukkan gangguan saluran pernafasan dan 825,8 orang respondentidak menujukkan adanya gangguan saluran pernafasan. Dengan nilai p = 0,011 0,050
dan nilai interval kepercayaan yang tidak mencakup nilai 1 1,191-4,385 hal ini menunjukkan adanya hubungan antara berat badan dengan gangguan saluran
pernafasan.Nilai Prevalence Ratio PR adalah 1,5. Hal ini berarti bahwa responden yang berat badannya yang lebih rendah mempunyai peluang 1,5 kali lebih besar untuk
mengalami gangguan saluran pernafasan.
4.3.8. Hubungan Besar Risiko Risk Quetient, RQ Gas SO