Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian survei deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional yaitu melakukan pengamatan terhadap
variabel–variabel penelitian secara bersamaan dan sesaat, sehingga dapat dilihat pengaruh pajanan gas SO
2
dan NO
2
melalui udara dari transportasi terhadap gangguan saluran pernafasan pada pedagang kaki lima di Terminal Terpadu Amplas
Kecamatan Medan Amplas Kota Medan Sastroasmoro, 2010. Dalam penelitian ini juga di hitung nilai RQ besar risiko untuk pajanan SO
2
dan NO
2
melalui inhalasi
dengan menggunakan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan
Amplas Kota Medan di mulai dari bulan November 2012 sampai bulan Juli 2013. 3.3.
Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
3.3.1.1. Populasi Subyek
Populasi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh Pedagang Kaki Lima PKL yang berada di Terminal Terpadu Amplas Kota Medan yang berjumlah 125
orang.
3.3.1.2. Populasi Obyek
Populasi obyek pada penelitian ini adalah pengambilan titik gas SO
2
dan NO
2
sumber transportasi yang berada di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
3.3.2. Sampel 3.3.2.1. Sampel Subyek
Sampel dalam penelitian ini adalah Pedagang Kaki Lima PKL yang berada di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebanyak 70 orang terdiri dari penjual makanan, penjual minuman dan kios yang memenuhi kriteria.
1. Kriteria inklusi : a. Sudah Bekerja Minimal 3 tahun di terminal Suprapto,2000.
Universitas Sumatera Utara
b. Bekerja sekurang – kurangnya 8 jam per hari c. Tidak mempunyai kebiasaan merokok
d. Berusia 18 tahun e. Bersedia Menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi :
a. Tidak Menderita Penyakit TB Paru
b. Tidak Menderita Asma Bronchial
3.3.2.1. Sampel Obyek
Sampel pencemaran udara yang akan di ambil adalah 5 titik pajanan gas SO
2
dan 5 titik pajanan gas NO
2
yang berada di pusat pencemaran oleh transportasi dan berdasarkan titik–titik lokasi tempat berdagang pedagang kaki lima di Terminal
Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner, pemeriksaan kesehatan oleh dokter kepada responden, hasil
penimbangan berat badan dan pemeriksaan konsentrasi pajanan gas SO
2
dan NO
2
di Terminal Terpadu Amplas.
3.4.2. Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
Data sekunder yang dikumpulkan adalah data pendukung yang berkaitan dengan tujuan penelitian yaitu profil Terminal Terpadu Amplas, data jumlah
pedagang kaki lima dari Dinas Perhubungan Kota Medan dan data sumber baku mutu dari Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Medan.
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
3.5.1. Variabel
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu : 1.
Variabel Bebas Variable Independen adalah konsentrasi gas SO
2
dan NO
2,
2. Variabel terikat Variable Dependen adalah gangguan saluran pernafasan yang
di alami Pedagang Kaki Lima PKL di Terminal Terpadu Amplas. durasi pajanan, lama pajanan, berat badan, usia dan jenis kelamin responden
yang berada di Terminal Terpadu Amplas Kota Medan.
3.5.2. Definisi Operasional
1. Konsentrasi gas SO
2
dan NO
2
adalah besarnya kandungan gas SO
2
dan NO
2
yang terdapat di udara sekitar Terminal Terpadu Amplas Kota Medan dengan satuan mgm
3
di udara.
Universitas Sumatera Utara
2. Laju asupan R adalah hasil perkalian jumlah tarikan napas responden per satuan
waktu dengan volume udara yang terhirup per tarikan nafas. Dalam penelitian ini digunakan nilai default faktor-faktor pemajanan sebesar 0,83 m
3
3. Durasi pajanan adalah lamanya waktu responden menghirup gas SO
jam Rahman, 2005.
2
dan NO
2
4. Frekuensi pajanan adalah banyak nya hari dalam satu tahun dimana responden
menghirupmengkonsumsi gas SO yang berasal dari transportasi yang berada di Terminal Terpadu Amplas.
2
dan NO
2
5. Waktu pajanan t
yang berasal dari transportasi di Terminal Terpadu Amplas Kota Medan. Dalam Penelitian ini digunakan nilai
default faktor-faktor pajanan yaitu 350 haritahun Rahman,2005.
e
adalah lamanya seseorang terpajan gas SO
2
dan NO
2
6. Berat badan adalah nilai rata-rata atau median dari berat badan responden di
lokasi penelitian dengan mnggunakan satuan kilogramKg. dalam
penelitian ini dipakai adalah jamhari.
7. Periode rata-rata dalam tahun adalah periode waktu rata-rata non karsinogenik
memakai angka default 365haritahun, mengacu pada faktor-faktor pemajanan 8.
Asupan Intake adalah jumlah asupan risk agent yang diterima individu per berat badan per harimgkghari.
9. Gangguan saluran pernafasan adalah gangguan pada fungsi paru biasanya ditandai
dengan manifestasi klinik berupa keluhan atau gejala-gejala pada sistem pernafasan.
Universitas Sumatera Utara
10. Tingkat risiko Risk Quotient,RQ adalah nilai kuantitatif dari besarnya risiko
yang mungkin muncul akibat pajanan suatu zat agent yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
11. Manajemen risiko adalah suatu kerangka ilmiah sebagai upaya untuk mengurangi
atau menghilangkan risiko masalah–masalah kesehatan di lokasi penelitian sebagai akibat pajanan gas terhadap pedagang kaki lima akibat dari aktivitas
kendaraan bermotor di Terminal Terpadu Amplas Kota Medan.
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1. Variabel Bebas 3.6.1.1. Konsentrasi Gas SO
2
dan NO
2
1. Alat Instrumen dan Bahan Penelitian 1.Konsentrasi SO
2
Instrumen pengukuran konsentrasi SO
2
yaitu pompa hisap, midget impinger, spectrofotometer dengan panjang gelombang 550 nm.
Bahan Larutan penangkap : TCM Campuran HgCl
2,
EDTA dan KCI dan reagent larutan asam sulfat, larutan formaldehid, larutan pararosanilin
2. Konsentrasi NO
2
Instrumen pengukuran konsentrasi NO
2
yaitu pompa hisap, midget impinger, spectrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm.
Universitas Sumatera Utara
Bahan Larutan Penangkap Gries – Saltman : Dibuat dari campuran N-1-napthyl etilen diamonium diklorida, asam
sulfanilat dan Asam asetat glacial. 2. Cara Pengambilan Sampel Gas SO
2
dan NO 1.
Dipastikan posisi alat pada keadaan stabil dan datar
2
2. Pipa inlet dan outlet dilepaskan pada tabung impinger
3. Absorban sebanyak 10-20 cc dituangkan ke dalam tabung impinger
4. Stel jam disesuaikan dengan waktu sampling yang diinginkan
5. Dihubungkan masing- masing komponen inlet –outlet dengan benar
6. Alat dihubungkan ke sumber listrik, lalu saklar dipindahkan ke posisi “ON”
7. Kondisi cuaca dan parameter dicatat Jam, suhu, kelembaban udara, arah dan
kecepatan angin, cuaca, volume absorban sebelum dan sesudah sampling selama sampling
8. Saklar dipindahkan ke posisi OFF jika waktu sampling telah berakhir
9. Absorban dipindahkan ke dalam botol sampel berwarna gelap, kemudian
disimpan ke dalam cool box dan analisis di laboratorium. 3. Prinsip Analisis Gas SO
2
dan NO
2
A. Prinsip Analisis Gas SO
2
Gas SO
2
bereaksi dengan TCM Tetra Chloro Mercurate membentuk senyawa komplek dikloro sulfida merkurat, yang tahan terhadap oksigen di udara.
Senyawa komplek ini kemudian direaksikan dengan pararosanilin dan formaldehid,
Universitas Sumatera Utara
membentuk kompleks yang berwarna yaitu pararosanilin metil sulfonat diukur intensitasnya pada panjang gelombang 540 nm.
B. Prinsip Analisa Gas NO
2
Larutan Gries-saltman bereaksi dengan NO
2
membentuk zat warna azo yang berwarna merah – ungu, selanjutnya intensitas warna tersebut diukur pada panjang
gelombang 550 nm.
4. Cara Kerja 1. Cara Pengerjaan Pengukuran Gas SO
1. Dimasukkan 10 ml larutan penangkap gas SO
2 2
2. Tabung dipasang ke dalam alat impinger
larutan TCM ke dalam tabung impinger
3. Selang dipasangkan ditempat yang telah ditentukan
4. Pompa isap udara dihidupkan, lalu dicatat aliran udaranya dan ditentukan waktu
lama pengambilan 5.
Selama pengukuran diamati jalannya aliran udara terhadap tabung impinger yang berisi larutan penangkap gas SO
6. Hasil akan langsung ditampilkan di layar komputer dalam bentuk konsentrasi
dengan satuan µgramM
2
2. Cara Pengerjaan Pengukuran Gas NO
3 2
Universitas Sumatera Utara
1. Dimasukkan 10 ml larutan penangkap gas NO
2
2. Tabung dipasang ke dalam alat impinger
larutan Gries- Saltman ke dalam tabung impinger
3. Selang dipasangkan ditempat yang telah ditentukan
4. Pompa isap udara dihidupkan,lalu catat aliran udaranya dan tentukan waktu lama
pengambilan 5.
Selama pengukuran diamati jalannya aliran udara dan harus dihindari dari cahaya atau panas langsung terhadap tabung impinger yang berisi larutan penangkap gas
NO 6.
Hasil akan langsung ditampilkan di layar komputer dalam bentuk konsentrasi dengan satuan µgM
2
3.6.1.2. Lama Pajanan
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Wawancara
Kategori hasil ukur : jamhari
Skala Ukur : rasio
3.6.1.3. Durasi Pajanan
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Wawancara
Kategori Hasil Ukur : Tahun
Skala Ukur : Rasio
3
Universitas Sumatera Utara
3.6.1.4. Frekuensi Pajanan
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Wawancara
Kategori Hasil Ukur : HariTahun
Skala Ukur : Rasio
3.6.1.5. Berat Badan
Alat Ukur : Timbangan Berat
Cara Ukur : Penimbangan
Kategori Hasil Ukur : Kilogram Kg
Skala Ukur : Rasio
3.6.1.6. Jenis Kelamin
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Wawancara
Kategori Hasil Ukur : Laki- laki perempuan
Skala Ukur : Nominal
3.6.2. Variabel Terikat Dependen
Gangguan Saluran Pernafasan
Alat Ukur : Kuesioner dan Stetoskop
Cara Ukur : Wawancara dan hasil pemeriksaan paru oleh dokter
Universitas Sumatera Utara
Kategori Hasil Ukur : Ada gejalaTidak ada gejala
Skala Ukur : Ordinal
3.7. Analisis Data
3.7.1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu analisis variabel independen dalam bentuk distribusi frekuensi dan dihitung persentasenya dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
dilakukan untuk memperoleh gambaran atau informasi tentang masing-masing variabel, baik variabel dependen maupunvariabel independen. Distribusi yang
meliputi nilai mean, median, standar deviasi, nilai minimal maksimal dan nila p-value Kolmogorov- Smirnov, sebelumnya dilakukan terlebihi dahulu analisis normalitas
data yang merupakan salah satu analisis untuk pemilihan uji statistik. Analisis normalitas data berfungsi untuk mengidentifikasi apakah data-data pada variabel
independen maupun dependen berdistribusi normal atau tidak, jika data semua variabel penelitian berdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik, apabila terdapat data variabel penelitian berdistribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.
3.7.2. Analisis Bivariat
Universitas Sumatera Utara
Uji statistik bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau perbedaan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Pemilihan uji statistik berdasarkan pada jenis data apakah variabel merupakan data numerik skala rasio atau kategorik skala nominal atau ordinal . Bila kedua variabel
yang dianalisis bersifat kategorik maka digunakan uji chi square dengan syarat tidak boleh ada sel yang mempunyai expected count nilai harapan kurang dari 5 lebih dari
25 dari jumlah keseluruhan sel. Uji T independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata dua
kelompok bila salah satu variabel independen atau confounding adalah data numerik yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas distribusi data digunakan uji
Kolmogorof Smirnoff. Bila data tidak berdistribusi normal dipakai uji Man Whitney. Signifikan hubungan atau perbedaan rerata berdasarkan pada nilai alpa 5 , bila p
0,05 maka dikatakan signifikan dan sebaliknya bila p ≥ 0.05 berarti tidak signifikan.
Dari hasil analisis uji chi square dapat diketahui besar atau kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen atau antara variabel confounding
terhadap variabel dependen berdasarkan nilai Odds Ratio OR lalu ditentukan Confidence Interval CI 95 dari OR.
3.7.3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah untuk melihat pengaruh seluruh variabel yang diteliti yaitu konsentrasi gas SO
2
dan NO
2
di udara akibat transportasi , lama pajanan, durasi pajanan, frekuensi pajanan, jenis kelamin, usia dan berat badan terhadap
Universitas Sumatera Utara
variabel mana yang paling berpengaruh terhadap adanya gangguan saluran pernafasan dengan menggunakan regresi logistik berganda.
3.7.4. Analisis Risiko
Pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL digunakan untuk menghitung tingkat risiko yang terdiri dari 4empat langkah yaitu sebagai berikut :
1. Identifikasi Bahaya Nilai RQ yang menggambarkan tingkat risiko nonkarsinogenik pajanan bahan
pencemar risk agent diketahui apabila konsentrasi risk agent dan dosis-respon RfC masing-masing risk agent diketahui. Identifikasi bahaya dilakukan terhadap
kandungan gas SO
2
dan NO
2
di udara akibat transportasi yang dihirup oleh pedagang kaki lima di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan
dengan melakukan analisis konsentrasi gas SO
2
dan NO
2
di udara akibat transportasi di laboratorium. Pada studi ini SO
2
dan NO
2
dipilih sebagai risk agent pencemar udara akibat transportasi di Terminal Terpadu Amplas karena di samping
konsentrasinya bisa dicari, juga RfCrisk agent diketahui. Data konsentrasi SO
2
dan NO
2
diperoleh dengan melakukan pengukuran di lapangan. 2. Analisis Dosis Respon
Universitas Sumatera Utara
Dosis Respon RfC risk agent SO
2
mengacu pada referensi hasil perhitungan Nukman et, all 1996, sedangkan risk agent NO
2
mengacu pada pangkalan data Integrated Risk Information System dari US-EPA. Adapun nilai RfC masing-masing
risk agent sebagai berikut:
Tabel 3.1. Dosis Respon RfCRisk Agent SO
2
dan NO No
2
Risk Agent RfC mgkghr
Efek Kritis
1 NO
2
0,02 Gangguan saluran pernafasan
2 SO
2
0,0125 Gangguan saluran pernafasan
3. Analisis Pajanan Gas SO
2
dan NO
2
Karakteristik Pemajanan Karakteristik pemajanan yang diperlukan guna menghitung intake sebagai
berikut:
Tabel 3.2. Karakteristik Pemajanan Jalur Inhalasi Karakteristik Pemajanan
Satuan Sumber Data
Lama pemajanan harian t
E
jamhr Primer
Frekuensi pemajanan per tahun f
E
hrth Primer
Durasi pajanan tahunan D
t
Th Primer
Laju inhalasi R m
3
Primer jam
Analisis pajanan dilakukan dengan pengukuran besarnya pajanan, yaitu dengan mengistimasi jumlah asupan Intake gas yang terhirup setiap harinya dengan
memperhitungkan konsentrasi gas SO
2
dan NO
2
di udara dari transportasi , laju asupan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, berat badan, dan periode waktu rata-rata
dengan menggunakan persamaan :
Universitas Sumatera Utara
avg b
t E
E
t W
D f
t R
C I
× ×
× ×
× =
Keterangan : I = asupan inhalasi mg risk agentkg berat badan individuhari
C = konsentrasi risk agent di udara mg risk agentM
3
udara R = laju inhalasi nilai default US- EPA0,83 M
3
Hasil perhitungan RQ dapat menunjukan tingkat risiko kesehatan masyarakat akibat menghirup udara yang mengandung gas SO
2
dan NO
2
. Apabila RQ 1 menunjukan pajanan masih berada di bawah batas normal dan pedagang yang
menghirup udara tersebut aman dari risiko kesehatan oleh gas SO
2
dan NO
2
Jam t
E
= lama pajanan jamhari f
E
= frekuensi pajanan, 350 haritahun untuk nilai default residensial D
t
= durasi pajanan, 30 tahun untuk default bagi populasi resdensial W
b
= berat badan individu kg t
avg
= perioda waktu rata – rata D
t
365 haritahun untuk nonkarsinogen, 70 tahun, 365 haritahun untuk karsinogen.
4. Karakteristik Risiko Risk Characterization Karakterisasi risiko adalah perkiraan risiko secara numerik, melalui estimasi
risiko dengan menghitung rasio antara asupan intake dengan dosis acuan RfC. Tingkat risiko dinyatakan dengan bilangan risiko Risk Quotient, RQ. Perhitungan
RQ dilakukan sesuai dengan persaman berikut : �� =
I RfC
Universitas Sumatera Utara
sepanjang hidupnya, apabila RQ 1 maka menunjukkan pajanan berada di atas batas normal dan pedagang yang menghirup udara tersebut memiliki risiko kesehatan oleh
karena gas SO
2
dan NO
2
sepanjang hidupnya.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Terminal Terpadu Amplas merupakan sebuah terminal terbesar di Kota Medan, terminal ini dibangun berdasarkan keputusan dari BAPPEDA Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah bahwasanya tidak boleh berada di inti kota melainkan harus di pinggiran kota. Terminal ini merupakan terminal pengganti yang
terdahulu berada di jalan sisingamaraja yaitu Terminal Teladan. Terminal Terpadu Amplas berada di jalan Pertahanan No. 10 Medan tenggara
7. Terminal Terpadu Amplas masih termasuk ke dalam Kelurahan Timbang Deli, Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. Luas Terminal Terpadu Amplas adalah
50.961 M
2
1. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Harjosari III
. Terminal Terpadu Amplas mulai beroperasi pada tanggal 15 Juli 1999. Terminal Terpadu Amplas mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Rangun Setia
Universitas Sumatera Utara
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Amplas
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Patumbak
Gambar 4.1. Terminal Terpadu Amplas
Keterangan : : Titik Pengambilan Gas SO
2
dan NO
2 :
Pos keamanan dalam dan luar terminal : Pos TPR
Universitas Sumatera Utara
:
1. Gedung Induk Gedung induk ini terdiri dari 3 lantai, pada lantai pertama terlihat adanya
loket-loket bus, loket bus ini jumlanya ada 30 unit, sedangkan lantai kedua terlihat aktifitas- aktifitas orang yang berada di sekitar terminal.
2. Gedung Sarana Pendukung Gedung sarana pendukung merupakan tempat kedai nasi dan juga masih
terdapat loket bus. Terminal amplas juga memiliki sebuah gudang yang juga termasuk sarana pendukung.
Terminal Terpadu Amplas mempunyai banyak tujuan, yaitu tujuan luar kota dalam propinsi dan luar kota luar propinsi serta angkutan dalam kota. Pada lantai
dasar terdapat loket–loket bus yang dibagi atas 2 bagian yaitu loket untuk bus lambat dan loket untuk bus cepat. Di lantai dasar juga juga terdapat toko–toko atau kios yang
menyediakan berbagai jenis barang mulai dari makanan ringan, buah-buahan dan obat-obatan.
4.2. Hasil Analisis Univariat