Hasil uji Chi -Square menunjukkan bahwa dari 33 orang responden yang terpajan NO
2
dengan konsentrasi ≤57 µgm
3
terdapat 12 orang 36,4 yang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan dan dari 37 orang yang terpajan
NO
2
dengan konsentrasi 57µgm
3
terdapat 27 orang 73,0 yang menunjukkan adanya gangguan saluran pernafasan.
Dari uji statistik diperoleh nilai p = 0.418 0,050 yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara besarnya konsentrasi NO
2
sumber transportasi dengan timbulnya gangguan saluran pernafasandan dapat dilihat tidak terdapat perbedaan
proporsi besar risiko antara responden dengan konsentrasi gas SO
2.
Dampak paparan NO
2
lebih bersifat kronik pada orang normal pajanan NO
2
1,5 ppm = 2,82209 mgm
3
selama 2 jam tidak menunjukkan penurunan faal paru yang bermakna. Tetapi paparan melebihi 1,52 ppm = 2,85971 mgm
3
menyebabkan peningkatan tahanan ekspirasi dan inspirasi.Paparan NO
2
sebesar 0,1 ppm = 0,18814 mgm
3
selama waktu 1 jam meningkatkan hipereaktivitas bronkus yang diukur dengan inhalasi metakolin serta meningkatkan obstruksi saluran napas. Paparan
NO
2
sebesar 0,3 ppm =0,56442 mgm
3
Dari hasil penelitian, ternyata ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi besar risiko untuk mengalami gangguan saluran pernafasan antara responden
berjenis kelamin laki-laki dengan responden berjenis kelamin perempuan, sehingga per jam menimbulkan obstruksi saluran
napas.
5.4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Gangguan Saluran Pernafasan
Universitas Sumatera Utara
dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan jenis kelamin responden terhadap besarnya risiko mengalami gangguan saluran pernafasan.
Menurut Kolluru 1996dalam perhitungan besar risiko variabel jenis kelamin memang tidak di masukkan ke dalam unsur-unsur yang memengaruhi besarnya
tingkat risiko.
5.5. Hubungan Durasi Pajanan dengan Gangguan Saluran Pernafasan
Hasil penelitian menunjukkan gambaran masa kerja durasi pajanan
responden di Terminal Terpadu Amplas dengan nilai p= 0,002, sehingga yang dijadikan nilai tengah adalah median . rata-rata median durasi pajanan responden di
lokasi penelitian adalah 7 tahun dengan durasi pajanan terendah adalah 5 tahun dan tertinggi mencapai 16 tahun. Data penelitian menunjukkan tidak terdapatnya
perbedaan proporsi besar risko gangguan saluran pernafasan antara responden yang terpajan melebihi 7 tahun dengan terpajan gas kurang dari 7 tahun.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Sianipar 2009 yang menunjukan tidak terdapatnyahubungan antara durasi pajanan dengan efek
kesehatan akibat pajanan gas H
2
S pada masyarakat sekitar TPA sampah di kelurahan Terjun Kecamatan Marelan Kota Medan. Penelitian oleh Noviandi 2011 juga
menunjukkan hal yang sama yaitu tidak terdapatnya hubungan antara durasi pajanan
Universitas Sumatera Utara
dengan efek kesehatan ketika mengkonsumsi air sumur yang mengandung mangan di
Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. 5.6.
Hubungan Lama Pajanan dengan Gangguan Saluran Pernafasan
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran lama kerja responden di Terminal Terpadu Amplas menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga yang
dijadikan nilai tengah adalah median yaitu 10 jamharidengan lama kerja rata-rata per hari adalah 11 jamhr dengan lama kerja terpendek 8 jamhr dan lama kerja
terpanjang adalah 16 jamhari. dengan nilai p sebesar 0,014 pada menunjukkan adanya hubungan antara lama pajanan dengan gangguan saluran pernafasan dan dapat
dilihat bahwa terdapat perbedaan proporsi besar risiko antara responden dengan lama pajanan.
Hasil penelitian ini seseuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukirno 2009yang menunjukan adanya hubungan lama pajanan dengan terjadi gangguan
saluran pernafasan pada studi analisis risiko kesehatan lingkungan pajanan debu dan gas SO
2
akibat transportasi di Terminal Giwangan Yogyakarta. Variabel lama pajanan merupakan salah satu faktor yang penting yang memengaruhi nilai asupan intake,
artinya semakin lama pajanan harian maka semakin besar nilai asupan yang diterima individu tersebut dan semakin berisiko terhadap gangguan kesehatan.
5.7. Hubungan Berat Badan dengan Gangguan Saluran Pernafasan