Total 70
100,0
Dari tabel di atas dilihat hasil chi square menunjukkan bahwa terdapat 30orang responden yang besar risiko nya 1 dan terdapat 40 orang yang besar risiko
≤1. Dari uji statistik diperoleh nilai p = 0.001 0,050 dan nilai interval kepercayaan yang tidak mencakup nilai 1 1,469-6,648 hal ini menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara besar risiko gas SO
2
dengan timbulnyagangguan saluran
pernafasan.Nilai PrevalenceRatio PR adalah 2,1, hal ini berarti bahwa responden
yang mempunyai besar risiko 1 mempunyai peluang 2,1 kali lebih besar untuk mengalami gangguan saluran pernafasan.
4.4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen yaitu konsentrasi gas SO
2
dan konsentrasi gas NO
2
sumber transportasi, durasi pajanan, lama pajanan, jenis kelamin dan berat badan terhadap variabel dependen
yaitu gangguan saluran pernafasan sehingga diketahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap terjadinya gangguan saluran pernafasan. Uji yang digunakan
dalam analisis multivariat adalah uji regresi logistik berganda yaitu untuk mencari pengaruh yang paling dominan terhadap adanya gangguan saluran pernafasan.
Variabel yang akan dimasukkan ke dalam model analisis regresi logistik berganda ini adalah variabel yang pada analisis bivariat mempunyai nilai p 0,25 yaitu variabel
jenis kelamin, konsentrasi SO
2,
konsentrasi NO
2
, lama pajanan dan berat badan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.19. Pengaruh Konsentrasi Pajanan Gas SO
2
,Gas NO
2,
Jenis Kelamin, Lama Pajanan terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada
Pedagang Kaki Lima di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan
No Variabel
B p- Value
Exp B 95 CI
1 Jenis Kelamin
1,569 0,146
4,8030 0,579-39,8230
2 Konsentrasi SO
2
5,833 0,001
341,34 19,924-5848,0
3 Konsentrasi NO
2
2,634 0,007
13,933 2,024-95,8980
4 Lama Pajanan
3,200 0,001
24,537 3,416-176,280
5 Berat badan
2,813 0,004
16,664 2,496-111,250
Constant -4,767
0,001 0,0090
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelima variabel memberikan nilai p-
value 0,25, sehingga kelima variabel tersebut dapat dijadikan sebagai kandidat model. Dari kelima variabel tersebut di atas, dilakukan seleksi selanjutnya dengan
mengeluarkan variabel dengan nilai p- value 0,05 di mulai dari p–value terbesar yaitu variabel jenis kelamin. Setelah dilakukan kembali uji regresi berganda di
dapatkan data pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.20. Pengaruh Konsentrasi Pajanan Gas SO
2
, Gas NO
2
, Lama Pajanan dan Berat Badan terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada
Universitas Sumatera Utara
Pedagang Kaki Lima di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan
No Variabel
B p- Value
Exp B 95 CI
1 Konsentrasi SO
2
5,695 0,001
297,341 19,998-4421,111
2 Konsentrasi NO
2
2,338 0,010
10,357 1,729-62,030
3 Lama Pajanan
3,174 0,001
23,896 3,564-160,214
4 Berat badan
2,903 0,002
18,224 2,823-117,628
Constant -4,388
0,001 0,012
Keempat variabel di atas sudah menghasilkan nilai p 0,05 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa dari keempat variabel di atas, terlihat bahwa variabel
yang paling dominan memengaruhi timbulnya gangguan saluran pernafasan adalah variabel konsentrasi SO
2
dengan nilai Exp B tertinggi yaitu 297,341.
4.5. Analisis Risiko