Karakteristik Risiko Risk Characterization Manajemen Risiko ARKL

epidemiologi. NOAEL yaitu dosis tertinggi suatu zat pada studi toksisitas kronik atau subkronik yang secara statistik atau biologis tidak memperlihatkan efek merugikan pada hewan uji atau pada manusia. Sedangkan LOAEL yaitu dosis terendah yang secara statistik atau biologis masih memperlihatkan efek merugikan pada hewan uji atau pada manusia. Secara teknis RfC atau RfD ditetapkan dengan membagi NOAEL atau LOAEL dengan UF uncertainty factor sesuai konsep probabilitas. Adapun persamaannya sebagai berikut: Rahman, 2007. MF UF UF UF UF RfD × × × × = 4 3 2 1 LOAEL atau NOAEL Angka dan kriteria UF dan MF sebgai berikut: UF 1 = 10 untuk variasi sensitivitas dalam populasi manusia UF 2 = 10 untuk ekstrapolasi dari hewan ke manusia UF 3 = 10 NOAEL diturunkan dari uji subkronik, bukan kronik UF 4 = 10 bila menggunakan LOAEL bukan NOAEL MF = 0 – 10 default 1 Catatan: MF modifying factor merupakan penilaian profesional terhadap kualitas stui toksisitas dan kelengkapan datanya yang tidak tertampung dalam UF.

2.6.3.4. Karakteristik Risiko Risk Characterization

Universitas Sumatera Utara Karakterisasi risiko adalah penghubung antara analisis risiko dengan manajemen risiko. Asupan pada manusia Intake dibandingkan dengan dosis acuan RfC. Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan dengan RfC dikenal dengan bilangan risiko Risk Questiens, disingkat RQ yaitu tingkatan risiko untuk efek-efek nonkarsinogenik. RQ dihitung dengan membagi asupan nonkarsinogenik intakeI setiap risk agent dengan RfC atau RfD menurut persamaan berikut: ATSDR 2005. RfC I RQ = Dalam ARKL, RQ menyatakan kemungkinan risiko yang potensial terjadi. Semakin besar nilai RQ diatas 1 RQ1 semakin besar kemungkinan risiko itu terjadi dan sebaliknya jika nilai RQ kurang dari 1 RQ1 maka semakin kecil kemungkinan risiko kesehatan itu untuk terjadi Kolluru, 1996. Adapun nilai asupan Intake ditentukan dengan persamaan berikut: avg b t E E t W D f t R C I × × × × × = Keterangan: I = asupan intake, mgkghari C = konsentrasi risk agent, mgm 3 R = nilai default US- EPA0,83 M 3 Jam t E = lama pajanan, jamhari f E = frekuensi pajanan, haritahun Universitas Sumatera Utara D t = durasi pajanan riiltimelifetime, tahun W b = berat badan, kg t avg Merumuskan manajemen risiko untuk meminimalkan tingkat risiko yaitu dengan memanipulasi nilai faktor pemajanan untuk menyamakan Intake dengan RfC yaitu dengan cara menurunkan konsentrasi risk agent atau mengurangi waktu kontak. Supaya tujuan pengelolaan risiko ini dapat tercapai dengan baik maka pilihan-pilihan manajemen risiko harus dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Langkah ini dikenal sebagai komunikasi risiko. Manajemen dan komunikasi risiko bersifat spesifik bergantung pada karakteristik risk agent, pola pemajanan, individu atau populasi yang terpajan, sosiodemografi dan kelembagaan masyarakat dan pemerintah setempat Rahman, 2005. = perioda waktu rata-rata = 30 th × 365 haritahun untuk zat nonkarsinogenik = 70 th × 365 haritahun untuk zat karsinogenik

2.6.3.5. Manajemen Risiko ARKL

Manajemen risiko adalah upaya yang didasarkan pada informasi tentang risiko kesehatan yang diperoleh melalui suatu analisis risiko untuk mencegah, menanggulangi atau memulihkan efek yang merugikan kesehatan oleh pajanan zat toksik. Hasil dari karakteristik risiko kemudian digunakan untuk memutuskan upaya pengendalian dengan memperhatikan faktor–faktor lain seperti ketersediaan teknologi, perangkat hukum dan perundangan, sosial, ekonomi dan informasi politik. Universitas Sumatera Utara

2.7. Landasan Teori

Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat di susun suatu landasan teori tentang pencemaran udara akibat dari pajanan gas SO 2 dan NO 2 dalam paradigma analisis risiko dan dipadukan dengan teori dari Achmadi 2005 tentang paradigma kesehatan lingkungan dengan teori simpulnya. Simpul 1 yang disebut dengan sumber penyakit yaitu pajanan gas SO 2 dan NO 2 , simpul 2 komponen lingkungan yang merupakan media transmisi penyakit yaitu melalui inhalasi dari udara yang akan terhirup ke dalam tubuh manusia simpul 3 yang rentan, hingga akhirnya berpotensi akan terjadinya gangguan saluran pernafasan Simpul 4 . Titik simpul akan menjadi tuntunan dalam manajemen pencegahan penyakit tertentu. Dengan mengendalikan sumber penyakit maka proses kejadian di simpul 3 dan 4 dapat di cegah. Gambaran skematik penggabungan paradigam analisis risiko dan teori simpul dapat dideskripsikan sebagai berikut : Dampak Manusia Sumber Media transmisi Gangguan Saluran pernafasan Terhirup ke dalam tubuh manusia Udara yang mengandung gas SO2 dan NO 2 Gas SO2 dan NO 2 dari Transportasi Faktor Lingkungan Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Kerangka Teori

2.8. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian maka disusun kerangka konsep penelitian sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Analisis Risiko Manajemen Risiko Komunikasi Risiko Konsentrasi Gas SO 2 Konsentrasi Gas NO 2 Tingkat Risiko terjadinya Gangguan Saluran Pernafasan • Durasi Pajanan • Lama Pajanan • Berat Badan • Umur • Jenis Kelamin Universitas Sumatera Utara 3. Sebagai bahan kepustakaan dalam pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan lingkungan dan sebagai informasi awal dalam melakukan penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Udara

2.1.1. Definisi Pencemaran Udara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

4 145 167

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

5 74 126

Analisis Waktu Tempuh Angkutan Perkotaan Terminal Amplas – Terminal Sambu Di Kota Medan

0 35 5

Pengaruh Terminal Terpadu Amplas Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Medan Amplas Dan Pendapatan

0 15 2

Pengaruh Terminal Terpadu Amplas Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Medan Amplas Dan...

2 22 3

STRATEGI BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS MEDAN.

0 3 25

II. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA - Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber Transportasi terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 50

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Definisi Pencemaran Udara - Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber Transportasi terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Ampla

0 0 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber Transportasi terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 40

SUMBER TRANSPORTASI TERHADAP GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL TERPADU AMPLAS KECAMATAN MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN

0 0 20