Analisis Multivariat Analisis Risiko

Uji statistik bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau perbedaan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pemilihan uji statistik berdasarkan pada jenis data apakah variabel merupakan data numerik skala rasio atau kategorik skala nominal atau ordinal . Bila kedua variabel yang dianalisis bersifat kategorik maka digunakan uji chi square dengan syarat tidak boleh ada sel yang mempunyai expected count nilai harapan kurang dari 5 lebih dari 25 dari jumlah keseluruhan sel. Uji T independen digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata dua kelompok bila salah satu variabel independen atau confounding adalah data numerik yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas distribusi data digunakan uji Kolmogorof Smirnoff. Bila data tidak berdistribusi normal dipakai uji Man Whitney. Signifikan hubungan atau perbedaan rerata berdasarkan pada nilai alpa 5 , bila p 0,05 maka dikatakan signifikan dan sebaliknya bila p ≥ 0.05 berarti tidak signifikan. Dari hasil analisis uji chi square dapat diketahui besar atau kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen atau antara variabel confounding terhadap variabel dependen berdasarkan nilai Odds Ratio OR lalu ditentukan Confidence Interval CI 95 dari OR.

3.7.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah untuk melihat pengaruh seluruh variabel yang diteliti yaitu konsentrasi gas SO 2 dan NO 2 di udara akibat transportasi , lama pajanan, durasi pajanan, frekuensi pajanan, jenis kelamin, usia dan berat badan terhadap Universitas Sumatera Utara variabel mana yang paling berpengaruh terhadap adanya gangguan saluran pernafasan dengan menggunakan regresi logistik berganda.

3.7.4. Analisis Risiko

Pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL digunakan untuk menghitung tingkat risiko yang terdiri dari 4empat langkah yaitu sebagai berikut : 1. Identifikasi Bahaya Nilai RQ yang menggambarkan tingkat risiko nonkarsinogenik pajanan bahan pencemar risk agent diketahui apabila konsentrasi risk agent dan dosis-respon RfC masing-masing risk agent diketahui. Identifikasi bahaya dilakukan terhadap kandungan gas SO 2 dan NO 2 di udara akibat transportasi yang dihirup oleh pedagang kaki lima di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan dengan melakukan analisis konsentrasi gas SO 2 dan NO 2 di udara akibat transportasi di laboratorium. Pada studi ini SO 2 dan NO 2 dipilih sebagai risk agent pencemar udara akibat transportasi di Terminal Terpadu Amplas karena di samping konsentrasinya bisa dicari, juga RfCrisk agent diketahui. Data konsentrasi SO 2 dan NO 2 diperoleh dengan melakukan pengukuran di lapangan. 2. Analisis Dosis Respon Universitas Sumatera Utara Dosis Respon RfC risk agent SO 2 mengacu pada referensi hasil perhitungan Nukman et, all 1996, sedangkan risk agent NO 2 mengacu pada pangkalan data Integrated Risk Information System dari US-EPA. Adapun nilai RfC masing-masing risk agent sebagai berikut: Tabel 3.1. Dosis Respon RfCRisk Agent SO 2 dan NO No 2 Risk Agent RfC mgkghr Efek Kritis 1 NO 2 0,02 Gangguan saluran pernafasan 2 SO 2 0,0125 Gangguan saluran pernafasan 3. Analisis Pajanan Gas SO 2 dan NO 2 Karakteristik Pemajanan Karakteristik pemajanan yang diperlukan guna menghitung intake sebagai berikut: Tabel 3.2. Karakteristik Pemajanan Jalur Inhalasi Karakteristik Pemajanan Satuan Sumber Data Lama pemajanan harian t E jamhr Primer Frekuensi pemajanan per tahun f E hrth Primer Durasi pajanan tahunan D t Th Primer Laju inhalasi R m 3 Primer jam Analisis pajanan dilakukan dengan pengukuran besarnya pajanan, yaitu dengan mengistimasi jumlah asupan Intake gas yang terhirup setiap harinya dengan memperhitungkan konsentrasi gas SO 2 dan NO 2 di udara dari transportasi , laju asupan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, berat badan, dan periode waktu rata-rata dengan menggunakan persamaan : Universitas Sumatera Utara avg b t E E t W D f t R C I × × × × × = Keterangan : I = asupan inhalasi mg risk agentkg berat badan individuhari C = konsentrasi risk agent di udara mg risk agentM 3 udara R = laju inhalasi nilai default US- EPA0,83 M 3 Hasil perhitungan RQ dapat menunjukan tingkat risiko kesehatan masyarakat akibat menghirup udara yang mengandung gas SO 2 dan NO 2 . Apabila RQ 1 menunjukan pajanan masih berada di bawah batas normal dan pedagang yang menghirup udara tersebut aman dari risiko kesehatan oleh gas SO 2 dan NO 2 Jam t E = lama pajanan jamhari f E = frekuensi pajanan, 350 haritahun untuk nilai default residensial D t = durasi pajanan, 30 tahun untuk default bagi populasi resdensial W b = berat badan individu kg t avg = perioda waktu rata – rata D t 365 haritahun untuk nonkarsinogen, 70 tahun, 365 haritahun untuk karsinogen. 4. Karakteristik Risiko Risk Characterization Karakterisasi risiko adalah perkiraan risiko secara numerik, melalui estimasi risiko dengan menghitung rasio antara asupan intake dengan dosis acuan RfC. Tingkat risiko dinyatakan dengan bilangan risiko Risk Quotient, RQ. Perhitungan RQ dilakukan sesuai dengan persaman berikut : �� = I RfC Universitas Sumatera Utara sepanjang hidupnya, apabila RQ 1 maka menunjukkan pajanan berada di atas batas normal dan pedagang yang menghirup udara tersebut memiliki risiko kesehatan oleh karena gas SO 2 dan NO 2 sepanjang hidupnya.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelayanan Customer Service Terhadap Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Pelayanan Customer Service terhadap Citra Terminal Terpadu Amplas Medan)

4 145 167

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

5 74 126

Analisis Waktu Tempuh Angkutan Perkotaan Terminal Amplas – Terminal Sambu Di Kota Medan

0 35 5

Pengaruh Terminal Terpadu Amplas Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Medan Amplas Dan Pendapatan

0 15 2

Pengaruh Terminal Terpadu Amplas Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Medan Amplas Dan...

2 22 3

STRATEGI BERTAHAN HIDUP KOMUNITAS PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS MEDAN.

0 3 25

II. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA - Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber Transportasi terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 50

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Udara 2.1.1. Definisi Pencemaran Udara - Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber Transportasi terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Ampla

0 0 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Risiko Pajanan Gas SO2 dan NO2 Sumber Transportasi terhadap Gangguan Saluran Pernafasan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) di Terminal Terpadu Amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan

0 0 40

SUMBER TRANSPORTASI TERHADAP GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL TERPADU AMPLAS KECAMATAN MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN

0 0 20